Sejarah Mengejutkan Lobster yang Dulu Terhina, Kini Jadi Menu Mewah Bintang 5

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Zaman dahulu, lobster bukanlah makanan mewah seperti yang kita kenal sekarang. Di kawasan seperti New England dan Kanada, lobster begitu melimpah ruah hingga bisa dipungut dengan tangan setelah badai.

Karena begitu mudah didapat, lobster tidak dihargai oleh golongan atasan dan dianggap sebagai makanan murah. Dahulu lobster pernah dianggap sebagai "lipas laut" yang hanya layak dijadikan pupuk, pakan ternak, atau makanan narapidana serta buruh kontrak.

Para buruh pada masa itu juga dilindungi oleh kontrak yang melarang pemberian lobster lebih dari dua kali seminggu—karena dianggap sebagai perlakuan yang tidak berperikemanusiaan.

Melansir Pinetreeseafood, pada tahun 1700, tidak jarang melihat tumpukan lobster (setinggi dua kaki) terdampar di pantai di Massachusetts. Kini, lobster menjadi ikon kuliner mewah, menghiasi meja-meja restoran bintang lima di seluruh dunia.

Sebuah perubahan status yang mencerminkan betapa persepsi terhadap makanan bisa berubah drastis seiring waktu. Berikut ulasan lengkapnya yang dilansir Liputan6.com dari Siakap Keli, Selasa (22/4/2025).

Liputan6.com berkesempatan menjajal menangkap lobster langsung dari laut saat berada di Mandurah, Perth, Australia. Acara ini sendiri merupakan salah satu bagian dari World Travel & Tourism Council Global Summit. #GSPerth #AncientLandNewPersepctiv...

Titik Balik: Dari Murahan Jadi Eksklusif

Segalanya mulai berubah menjelang akhir abad ke-19. Teknologi pengalengan memungkinkan lobster diproses dan dikirim ke daerah pedalaman sebagai sumber protein murah. Pada saat yang sama, jaringan kereta api membawa lobster segar ke kota-kota besar.

Penduduk pedalaman yang tidak mengetahui sejarah lobster menganggapnya sebagai makanan eksotis. Restoran pun memanfaatkan momen itu untuk mempromosikan lobster sebagai hidangan laut yang eksklusif, menarik minat kalangan elit. Perlahan tapi pasti, lobster bertransformasi dari "makanan orang miskin" menjadi simbol gaya hidup kelas atas.

Kini Harga Tinggi dan Proses Penangkapan Tidak Mudah

Memasuki abad ke-20, para wisatawan kaya mulai mengasosiasikan lobster dengan pengalaman liburan mewah di kawasan pesisir. Pandangan ini semakin mengukuhkan reputasi lobster sebagai makanan elit dan bergengsi. Restoran-restoran mewah menjadikan lobster sebagai bagian dari pengalaman kuliner eksklusif, mendorong popularitasnya terus meningkat di kalangan atas.

Hingga kini, harga lobster tetap tinggi. Bukan hanya karena permintaan global yang meningkat, tetapi juga disebabkan oleh proses penangkapan yang rumit dan peraturan ketat untuk menjaga kelestariannya. Penangkapan lobster memerlukan keterampilan khusus dan tenaga kerja yang besar, menjadikannya komoditas laut yang bernilai tinggi.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|