Melansir dari berbagai sumber, seperti Raih Pahala Haji dan Umrah Setiap Hari karya Muhammad Andhyka Afrianto dan Nihāyah al-Zain karya Muhammad bin Umar Nawawi Al-Jawi, tata cara sholat Syuruq sama seperti sholat sunnah lainnya. Namun, yang membedakan adalah niat dan waktu pelaksanaannya.
Berikut tata cara lengkapnya:
-
Niat: Niat dilakukan dalam hati seraya mengucapkan takbiratul ihram. Lafadz niat: 'أُصَلِّي سُنَّةَ الإِشْرَاقِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّٰهِ تَعَالَى' (Ushallî sunnatash-syuruqi rak'ataini lillâhi ta'âlâ) - Artinya: 'Aku niat shalat sunnah Syuruq dua rakaat karena Allah Ta'ala.' Membaca niat dengan khusyuk dan memahami maknanya akan menambah kekhusyukan dalam sholat. Keikhlasan dalam niat merupakan kunci utama diterimanya sholat oleh Allah SWT.
Setelah membaca niat, lanjutkan dengan takbiratul ihram, Allahu Akbar, untuk memulai sholat. Takbiratul ihram menandai dimulainya sholat dan menjadi tanda kesiapan untuk beribadah kepada Allah SWT. Dengan takbiratul ihram, kita menyatakan kesiapan untuk menghadap Allah SWT dengan penuh khusyuk dan keikhlasan.
-
Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek: Bacalah surat Al-Fatihah pada setiap rakaat. Setelah Al-Fatihah, bacalah surat-surat pendek lainnya. Anjuran umum adalah membaca surat Ad-Dhuha pada rakaat pertama dan surat Asy-Syarh pada rakaat kedua. Namun, bacaan surat pendek lainnya juga diperbolehkan.
Membaca surat Al-Fatihah merupakan rukun dalam sholat. Membaca surat pendek setelah Al-Fatihah menambah pahala dan menambah kekhusyukan dalam sholat.
Pemilihan surat pendek selain Ad-Dhuha dan Asy-Syarh juga diperbolehkan. Yang terpenting adalah membaca dengan tartil dan memahami maknanya. Membaca dengan tartil akan menambah kekhusyukan dan kepahaman dalam sholat.
-
Rukuk dan Sujud: Lakukan rukuk dan sujud seperti pada shalat fardhu. Rukuk dan sujud merupakan rukun sholat yang penting. Lakukan dengan khusyuk dan benar sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Perhatikan bacaan-bacaan wirid yang dibaca saat rukuk dan sujud. Melakukan rukuk dan sujud dengan benar dan khusyuk akan menambah pahala dan kekhusyukan dalam sholat.
-
Salam: Akhiri shalat dengan mengucapkan salam. Salam merupakan penutup sholat. Ucapkan salam dengan khusyuk dan penuh rasa syukur kepada Allah SWT.
Salam merupakan tanda berakhirnya sholat. Setelah mengucapkan salam, kita dapat melanjutkan aktivitas lainnya dengan penuh semangat dan kegembiraan karena telah menunaikan ibadah kepada Allah SWT.
Setelah sholat, bacalah doa berikut:
اَللّهُمَّ يَا نُوْرَ النُّوْرِ بِالطُّوْرِ وَكِتَابٍ مَسْطُوْرٍ فِيْ رِقٍّ مَنْشُوْرٍ وَالبَيْتِ المَعْمُوْرِ، أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ نُوْرًا أَسْتَهْدِيْ بِهِ إِلَيْكَ وَأَدُلُّ بِهِ عَلَيْكَ وَيَصْحَبُنِيْ فِيْ حَيَاتِيْ وَبَعْدَ الْاِنْتِقَالِ مِنْ ظَلاَم مِشْكَاتِيْ، وَأَسْأَلُكَ بِالشَّمْسِ وَضُحَاهَا وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا، أَنْ تَجْعَلَ شَمْسَ مَعْرِفَتِكَ مُشْرِقَةً بِيْ لَا يَحْجُبُهَا غَيْمُ الْأَوْهَامِ وَلَا يَعْتَرِيْهَا كُسُوْفُ قَمَرِ الوَاحِدِيَّةِ عِنْدَ التَّمَامِ، بَلْ أَدِمْ لَهَا الْإِشْرَاقَ وَالظُهُوْرَ عَلَى مَمَرِّ الْأَيَّامِ وَالدُّهُوْرِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَاتِمِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللهم اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَلِإِخْوَاِننَا فِي اللهِ أَحْيَاءً وَأَمْوَاتًا أَجْمَعِيْنَ.
Allâhumma yâ nûrannûri bit thûr wa kitâbim masthûrin fî riqqim mansyûrin wal baitil ma'mur, as-aluka an tarzuqanî nûran astahdî bihi ilaika wa adullu bihi 'alaika wa yashhabunî fi hayâtî wa ba'dal intiqâli min dhalâmi misykâtî, wa as-aluka bissyamsi wa dhuhâha wa nafsin wa mâ sawwâha, an taj'ala syamsa ma'rifatika musyriqatam bî lâ yahjubuhâ ghaimul auhâmi walâ ya'tarîhâ kusûful qamaril wâhidiyyati 'indat tamâm, bal adim lahâl Isyraqa wad dhuhûra 'alâ mamarril ayyâmi wad duhûr. Wa shallillâhumma 'alâ Sayyidinâ Muhammadin khâtamil anbiyâ-i wal mursalîn. Wal hamdulillâhi rabbil 'âlamîn. Allâhummaghfir lanâ wa liwâlidîna wa li-ikhwâninâ fillâhi ahyâ-an wa amwâtan ajma'în.
Artinya: 'Ya Allah, Wahai Cahayanya Cahaya, dengan wasilah bukit Thur dan Kitab yang ditulis pada lembaran yang terbuka, dan dengan wasilah Baitul Ma'mur, aku memohon padamu atas cahaya yang dapat menunjukkanku kepada-Mu. Cahaya yang dapat mengiringi hidupku dan menerangiku setelah berpindah (ke alam lain; bangkit dari kubur) dari kegelapan liang (kubur) ku. Aku meminta kepada-Mu dengan wasilah matahari beserta cahayanya di pagi hari, dan dengan jiwa dan kesempurnaannya, agar Engkau menjadikan matahari ma'rifat kepada-Mu yang seperti matahari cerahnya bersinar menerangiku, tidak tertutup oleh mendung-mendung keraguan, tidak pula terlintasi gerhana pada rembulan kemahaesaan di kala purnama. Tapi jadikanlah padanya selalu bersinar dan selalu tampak, seiring berjalannya hari dan tahun. Berikanlah rahmat ta'dzim Wahai Allah kepada junjungan kami Muhammad, sang pamungkas para nabi dan rasul. Segala Puji hanya milik Allah Tuhan penguasa alam. Ya Allah ampunilah kami, kedua orang tua kami serta kepada saudara-saudara kami seagama seluruhnya, baik yang masih hidup ataupun yang telah meninggal.' (Nawawi al-Jawi, Nihâyatuz Zain, halaman 103).