Tanda Hubung, Pengertian, Fungsi, dan Perbedaannya dengan Tanda Pisah

1 month ago 19

Liputan6.com, Jakarta Dalam penulisan bahasa Indonesia, tanda baca berperan penting untuk memperjelas makna dan struktur kalimat. Salah satu tanda baca yang kerap digunakan namun sering kali membingungkan adalah tanda hubung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanda hubung adalah tanda garis (-) yang digunakan untuk menghubungkan unsur kata yang terpisah oleh pergantian baris, memisahkan bentuk ulang, atau menggabungkan unsur bentuk majemuk.

Meski bentuknya sederhana, tanda hubung memiliki aturan pemakaian yang cukup spesifik. Berdasarkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang dirilis oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, penggunaannya meliputi penyambung kata, penanda bentuk ulang, hingga penyambung unsur angka dan huruf.

Sayangnya, tanda hubung kerap disalahartikan sebagai tanda pisah, padahal keduanya memiliki fungsi dan penempatan yang berbeda. Untuk memahami penggunaannya secara tepat, berikut ulasan Liputan6.com tentang fungsi, contoh, dan perbedaan tanda hubung dengan tanda pisah, Jumat (8/8/2025).

Fungsi dan Contoh Penggunaan Tanda Hubung

Berdasarkan PUEBI, tanda hubung memiliki berbagai fungsi, antara lain:

1. Menandai Bagian Kata yang Terpenggal oleh Pergantian Baris

Jika sebuah kata terlalu panjang untuk dimuat di akhir baris, tanda hubung digunakan untuk memisahkannya agar sisa katanya dilanjutkan di baris berikutnya. Contoh:

  • Di samping cara lama, diterapkan juga ca- ra baru ….
  • Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum- put laut.

2. Menyambung Unsur Bentuk Ulang

Digunakan untuk menulis kata ulang dalam bahasa Indonesia. Contoh:

  • anak-anak
  • kemerah-merahan
  • berulang-ulang

3. Menyambung Tanggal, Huruf yang Dieja, dan Skor Pertandingan

Tanda hubung dapat menghubungkan angka atau huruf tertentu. Contoh:

  • 11-11-2022
  • p-a-n-i-t-i-a
  • 2-1

4. Memperjelas Hubungan Bagian Kata atau Ungkapan

Pemakaian tanda hubung dapat membantu menghindari kesalahpahaman arti kata. Contoh:

  • ber-evolusi (benar) vs be-revolusi (salah)
  • meng-urus (merawat) vs me-ngurus (menjadi kurus)
  • mesin hitung-tangan (mesin untuk menghitung tangan)

5. Merangkaikan Unsur yang Berbeda

Digunakan untuk menghubungkan huruf kapital dengan huruf kecil atau huruf dengan angka. Contoh:

  • se-Indonesia
  • peringkat ke-2
  • hari-H
  • S-1
  • ber-KTP

6. Menghubungkan Unsur Bahasa Indonesia dengan Bahasa Daerah, Asing, atau Slang

Contoh:

  • di-slepet (bahasa Betawi)
  • mem-back up (bahasa Inggris)
  • di-tafṣīl (bahasa Arab)

7. Menandai Imbuhan atau Bentuk Terikat yang Menjadi Objek Bahasan

Contoh:

  • Imbuhan pe- pada pekerja bermakna “orang yang …”.
  • Bentuk terikat -anda terdapat pada kata seperti ayahanda, ibunda.

8. Menandai Dua Unsur yang Merupakan Satu Kesatuan

Contoh:

  • suami-istri
  • Soekarno-Hatta
  • Konferensi Asia-Afrika

Perbedaan Tanda Hubung dan Tanda Pisah

Meskipun sekilas terlihat mirip karena sama-sama berbentuk garis, tanda hubung dan tanda pisah memiliki fungsi yang berbeda dalam penulisan bahasa Indonesia. Tanda hubung (-) digunakan untuk menghubungkan unsur kata atau angka agar membentuk satu kesatuan. Contohnya dapat ditemukan pada penulisan kata ulang seperti anak-anak, penggabungan unsur bahasa Indonesia dengan unsur asing seperti mem-back up, atau penyambungan angka dalam tanggal seperti 11-11-2022. Tanda hubung selalu menempel langsung pada kata atau angka tanpa disertai spasi di kiri maupun kanannya.

Sebaliknya, tanda pisah (—) berfungsi untuk memisahkan atau mengapit keterangan tambahan yang bukan bagian utama kalimat. Tanda ini juga digunakan untuk menyatakan rentang waktu, tanggal, atau tempat yang bermakna “sampai dengan” atau “hingga”. Misalnya, Tahun 2019—2022 berarti “dari tahun 2019 sampai 2022”. Dalam penulisan keterangan tambahan, tanda pisah biasanya diapit spasi di kedua sisinya, seperti pada kalimat Kemerdekaan bangsa itu — saya yakin — akan tercapai.

Perbedaan mencolok lainnya terletak pada makna dan efeknya terhadap pembaca. Tanda hubung bersifat menyatukan, sedangkan tanda pisah bersifat memisahkan atau memberi jeda. Secara visual, tanda pisah umumnya lebih panjang daripada tanda hubung. Jadi, meskipun sama-sama berbentuk garis, kedua tanda baca ini memiliki fungsi dan penempatan yang jelas berbeda sehingga tidak dapat saling menggantikan.

FAQ Seputar Tanda Hubung

1. Apakah tanda hubung sama dengan tanda minus dalam matematika?

Tidak. Walaupun bentuknya mirip, tanda hubung (-) digunakan dalam bahasa, sedangkan tanda minus (−) adalah simbol matematika.

2. Apakah tanda hubung boleh digunakan untuk menulis singkatan?

Tidak selalu. Singkatan seperti BP2MI atau P3K tidak menggunakan tanda hubung, kecuali jika menghubungkan unsur huruf dan angka seperti S-1.

3. Bagaimana cara membedakan tanda hubung dan tanda pisah secara visual?

Tanda hubung (-) lebih pendek, sedangkan tanda pisah (—) lebih panjang. Dalam pengetikan komputer, tanda pisah dapat dibuat dengan em dash.

4. Apakah tanda hubung boleh dipakai di awal baris?

Tidak. Tanda hubung digunakan di akhir baris ketika kata terpenggal, bukan di awal baris.

5. Apakah kata majemuk selalu memakai tanda hubung?

Tidak. Kata majemuk seperti rumah sakit tidak menggunakan tanda hubung, kecuali jika dibutuhkan untuk menghindari kesalahan arti atau membentuk kesatuan yang diakui, misalnya Soekarno-Hatta.

Sumber Rujukan:

  • Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia kbbi.kemdikbud.go.id
  • Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) kemdikbud.go.id
  • eyd.netlify.app. Penggunaan Tanda Baca: Tanda Hubung
Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|