Ular Welang Takut Apa? Ini Penjelasan Lengkap dan Cara Mengusirnya dengan Aman

10 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan reptil berbisa sering memicu rasa cemas di lingkungan permukiman. Pencarian informasi mengenai ular welang takut apa meningkat setiap musim hujan. Pemahaman perilaku satwa liar ini membantu masyarakat bersikap tenang saat potensi pertemuan terjadi. 

Topik ular welang takut apa menjadi pembahasan penting bagi warga sekitar sawah, kebun, maupun area pinggiran kota. Aktivitas harian manusia juga memengaruhi pola kemunculan ular di suatu lokasi. Edukasi tepat mendorong tindakan aman tanpa kepanikan berlebihan, di mana mendukung lingkungan lebih terkendali.

Pembahasan ular welang takut apa tidak sekadar menambah wawasan, melainkan membantu penataan area hunian. Penerangan cukup, kebersihan terjaga, serta pengurangan tempat persembunyian memberi dampak signifikan. Adapun pemahaman menyeluruh menciptakan rasa aman berkelanjutan, sehingga upaya perlindungan diri dapat diterapkan setiap waktu.

Berikut ulasan lengkap yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (19/12/2025).

Karakteristik Singkat Ular Welang

Sebelum memahami lebih jauh mengenai ular welang takut apa, mengenali karakteristik dasar dari jenis ular ini menjadi langkah penting. Ular welang atau dikenal juga sebagai Bungarus fasciatus memiliki tampilan fisik sangat khas, yaitu pola belang berwarna hitam dan kuning terang yang tersusun secara mencolok di sepanjang tubuhnya.

Pola warna tersebut berfungsi sebagai peringatan alami bagi makhluk lain bahwa ular ini memiliki bisa berbahaya. Dari segi ukuran, ular welang tergolong besar dan dapat tumbuh hingga panjang sekitar dua meter saat dewasa.

Dari sisi habitat, ular welang lebih sering ditemukan di lingkungan lembap serta area yang menyediakan banyak tempat persembunyian. Sawah, kebun, tumpukan kayu, rerumputan tinggi, hingga saluran air menjadi lokasi favorit bagi ular ini untuk berlindung dan berburu mangsa. Kondisi tersebut menjelaskan mengapa ular welang kerap muncul di wilayah pinggiran pemukiman, terutama saat musim hujan atau saat habitat alaminya terganggu.

Perilaku ular welang sebenarnya tidak agresif terhadap manusia. Ular ini memiliki kecenderungan menghindari kontak langsung dan lebih memilih melarikan diri apabila menyadari keberadaan manusia. Sebagian besar insiden gigitan biasanya terjadi akibat interaksi tidak disengaja, seperti ketika seseorang menginjak tubuh ular atau tanpa sadar mengganggu area persembunyiannya.

Oleh sebab itu, kewaspadaan serta kehati-hatian saat berada di area rawan menjadi kunci utama pencegahan. Memahami karakteristik ular welang membantu masyarakat bersikap lebih tenang, menghindari tindakan berisiko, serta mengambil langkah tepat saat menghadapi keberadaan satwa berbisa di sekitar lingkungan.

Faktor yang Membuat Ular Welang Takut

Berbagai penelitian dan pengamatan lapangan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah faktor utama yang dapat memicu ular welang memilih menjauh dari suatu area. Faktor-faktor ini berkaitan erat dengan naluri alami ular dalam mendeteksi ancaman serta mencari lingkungan aman untuk bertahan hidup.

1. Getaran Tanah dan Suara Bernada Keras

Ular welang memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap getaran pada permukaan tanah. Gerakan seperti hentakan kaki, pukulan benda keras ke tanah, atau suara bernada tinggi dapat ditangkap sebagai sinyal bahaya. Getaran tersebut sering diasosiasikan sebagai kehadiran makhluk berukuran besar atau predator alami. Saat merasakan kondisi tersebut, ular welang cenderung memilih menjauh demi menghindari potensi ancaman.

2. Paparan Cahaya Terang

Sebagai satwa aktif pada malam hari, ular welang terbiasa beraktivitas dalam kondisi minim cahaya. Pencahayaan kuat dari lampu sorot, senter, atau sumber cahaya berintensitas tinggi dapat mengganggu kemampuan orientasi visualnya. Situasi ini menciptakan rasa tidak nyaman, sehingga ular akan mencari tempat lain yang lebih gelap dan aman untuk bersembunyi.

3. Aroma Tajam dan Menyengat

Ular welang diketahui memiliki respons negatif terhadap bau menyengat. Aroma kuat seperti belerang, karbol, minyak tanah, cuka, maupun cairan pembersih tertentu sering dimanfaatkan masyarakat sebagai cara pencegahan alami. Bau-bauan tersebut dianggap mengganggu sistem sensorik ular, sehingga mendorongnya meninggalkan area sekitar rumah atau halaman.

4. Aktivitas Manusia dalam Intensitas Tinggi

Ular welang cenderung menjauhi lokasi yang ramai oleh aktivitas manusia. Gerakan konstan, suara percakapan, serta lalu lalang orang dalam jumlah banyak menciptakan kondisi tidak aman bagi ular. Untuk menghindari stres dan potensi bahaya, ular biasanya memilih berpindah ke tempat lebih sunyi dan minim gangguan.

5. Kondisi Lingkungan Bersih dan Terbuka

Habitat favorit ular welang umumnya menyediakan banyak tempat persembunyian, seperti tumpukan kayu, semak rapat, atau barang bekas tidak terpakai. Lingkungan bersih dan terbuka tanpa celah perlindungan membuat ular merasa terekspos. Kondisi tersebut mengurangi ketertarikan ular welang untuk menetap atau berlama-lama di suatu area.

Cara Mengusir Ular Welang Secara Aman

Mengusir ular welang memerlukan pendekatan hati-hati mengingat jenis ular ini memiliki bisa berbahaya. Tindakan tergesa atau salah langkah justru dapat meningkatkan risiko cedera. Oleh sebab itu, metode pengusiran sebaiknya berfokus pada pencegahan serta pemanfaatan naluri alami ular tanpa kontak langsung.

  • Langkah pertama saat melihat ular welang ialah menjaga jarak aman. Hindari gerakan mendadak atau upaya mengusik keberadaannya. Ular welang cenderung defensif, sehingga ketenangan membantu mencegah reaksi agresif. Beri ruang agar ular dapat pergi sendiri tanpa merasa terpojok.
  • Getaran ringan pada tanah dapat membuat ular merasa terancam. Cara ini dapat dilakukan melalui hentakan kaki dari jarak aman atau memukul tanah menggunakan benda panjang. Getaran tersebut biasanya ditafsirkan ular sebagai kehadiran makhluk besar, sehingga mendorongnya menjauh dari lokasi.
  • Penerangan kuat pada malam hari membantu mengganggu orientasi ular welang. Menyalakan lampu sorot, senter berintensitas tinggi, atau lampu luar rumah dapat mengurangi kenyamanan ular berada di area tersebut. Lingkungan terang cenderung dihindari ular nokturnal.
  • Beberapa bau tajam diketahui tidak disukai ular. Menaburkan cairan beraroma kuat seperti karbol, cuka, atau bahan pembersih di area rawan dapat menjadi langkah pencegahan. Aroma ini berfungsi sebagai penghalang alami agar ular enggan mendekat ke sekitar rumah.
  • Lingkungan rapi dan terbuka mengurangi peluang ular welang bersembunyi. Singkirkan tumpukan kayu, rumput tinggi, serta barang bekas di halaman. Area bersih membuat ular merasa terekspos dan tidak aman, sehingga memilih mencari tempat lain.
  • Periksa celah pada dinding, saluran air, atau bagian bawah pintu. Menutup lubang kecil membantu mencegah ular masuk ke area dalam rumah. Langkah ini sangat efektif sebagai upaya jangka panjang.
  • Apabila ular welang berada terlalu dekat atau sulit diusir, segera hubungi pemadam kebakaran, petugas penyelamat satwa, atau pawang berpengalaman. Penanganan profesional jauh lebih aman dibanding upaya pribadi tanpa perlengkapan memadai.
  • Usaha menangkap atau melukai ular welang sangat berisiko. Selain membahayakan diri sendiri, tindakan tersebut dapat memicu serangan defensif. Pendekatan paling bijak tetap mengutamakan keselamatan dan pencegahan.

Perbedaan Ular Welang dan Ular Weling

Ular welang dan ular weling seringkali dianggap sama oleh masyarakat, padahal keduanya adalah spesies yang berbeda meskipun sama-sama termasuk dalam genus Bungarus dan famili Elapidae. Ular welang memiliki nama ilmiah Bungarus fasciatus, sementara ular weling adalah Bungarus candidus.

Perbedaan fisik yang paling mencolok terletak pada pola warna dan bentuk tubuh. Ular welang memiliki pola belang hitam dan kuning, dengan kepala yang jelas terpisah dari leher dan ujung ekor yang tumpul.

Panjangnya bisa mencapai 2,1 meter, menjadikannya spesies krait terbesar. Sebaliknya, ular weling memiliki pola belang hitam dan putih, dengan kepala yang tidak terpisah jelas dari leher dan ujung ekor yang runcing. Panjang tubuh ular weling umumnya sekitar 1,55 meter hingga 1,6 meter.

Meskipun keduanya sangat berbisa, ular weling (Bungarus candidus) lebih sering ditemukan di sekitar pemukiman manusia dan memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan buatan. Hal ini membuat kasus pertemuan dan gigitan ular weling di area perumahan lebih sering terjadi.

Memahami perbedaan ini penting agar masyarakat dapat mengidentifikasi jenis ular yang ditemui dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat, serta tidak panik berlebihan jika yang ditemui bukan ular berbisa tinggi.

FAQ Seputar Topik

Apakah ular welang benar-benar takut pada sesuatu?

Ular welang tidak "takut" dalam pengertian emosional manusia, melainkan memiliki naluri kuat untuk menghindari ancaman dan mencari lingkungan yang aman. Mereka akan menggigit hanya jika merasa terprovokasi atau terpojok.

Apa saja predator alami ular welang?

Predator alami ular welang meliputi burung pemangsa, reptil yang lebih besar, dan mamalia seperti luwak, terutama yang memangsa ular welang muda.

Bagaimana cara mencegah ular welang masuk ke dalam rumah?

Mencegah ular welang masuk rumah dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghilangkan tempat persembunyian (rimbun, gelap, lembap, berantakan), menggunakan pengusir alami berbau menyengat, serta menghilangkan sumber makanan seperti tikus dan katak.

Apa perbedaan utama antara ular welang dan ular weling?

Ular welang (Bungarus fasciatus) memiliki pola belang hitam dan kuning, kepala terpisah jelas, dan ekor tumpul, sedangkan ular weling (Bungarus candidus) memiliki pola belang hitam dan putih, kepala tidak terpisah jelas, dan ekor runcing.

Apa yang harus dilakukan jika bertemu ular welang atau weling?

Tetap tenang, jangan panik, dan jangan mencoba menangkap atau memindahkan ular sendiri. Segera hubungi pihak berwenang seperti pemadam kebakaran atau pawang ular profesional untuk penanganan yang aman.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|