Waspadai Beda Ular Picung dan Ular Pucuk yang Sering Ditemui, Salah Satunya Mematikan

3 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran ular di sekitar lingkungan kita seringkali menimbulkan rasa penasaran sekaligus kekhawatiran. Dua jenis ular yang kerap membingungkan dan sering ditemui di Indonesia adalah ular picung dan ular pucuk. Beda ular picung dan ular pucuk yang sering ditemui ini memiliki karakteristik unik, namun perbedaan mendasar di antara keduanya sering luput dari perhatian masyarakat awam.

Menurut buku REPTILIA TASIKMALAYA & SEKITARNYA oleh Dr. Diana Hernawati, dkk (2020: hlm. 107), dinamai ular picung karena warna merah di tengkuknya yang menyerupai buah picung. Lain halnya denan ular pucuk dengan warna yang menyerupai daun atau batang pohon hijau.

Memahami beda ular picung dan ular pucuk yang sering ditemui sangat penting untuk identifikasi yang tepat. Hal ini krusial karena salah satu dari keduanya memiliki bisa yang berpotensi fatal bagi manusia jika tidak ditangani dengan benar. Kesalahan dalam mengenali jenis ular ini dapat berakibat serius.

Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan antara ular picung dan ular pucuk, mulai dari ciri fisik, habitat, perilaku, hingga tingkat bahaya bisanya.  Berikut Liputan6.com mengulas  beda ular picung dan ular agar tidak terjadi kesalahpahaman yang merugikan, Kamis (18/12/2025).

Mengenal Ular Picung (Rhabdophis subminiatus)

Untuk lebih memahami beda ular picung dan ular pucuk yang sering ditemui, mari kita kenali lebih dalam tentang ular picung. Ular picung, yang dikenal juga dengan nama ilmiah Rhabdophis subminiatus, adalah salah satu spesies ular rumput yang tersebar luas di Asia bagian selatan dan tenggara, termasuk Indonesia. Nama "picung" sendiri berasal dari bahasa Sunda, "oray picung", yang merujuk pada warna merah di tengkuknya yang menyerupai buah picung. Dalam bahasa Inggris, ular ini dikenal sebagai Red-necked Keelback.

Ciri-ciri Fisik Ular Picung

Ular picung memiliki penampilan yang cukup mencolok, terutama pada bagian lehernya. Panjang tubuh ular picung dapat mencapai 1.3 meter. Kepala ular ini berwarna kehijauan atau hijau zaitun, dengan leher atasnya yang berwarna kemerahan.

Tubuh bagian atasnya berwarna kecokelatan atau cokelat zaitun dan dihiasi pola menyerupai papan catur di bagian atas punggungnya. Sementara itu, bagian bawah tubuhnya berwarna kekuningan. Saat masih kecil, ular ini memiliki warna yang sangat terang dan mencolok, dengan kepala abu-abu dan tengkuk abu-abu tua.

Punggungnya berwarna oranye kekuningan yang membentuk gradasi warna cokelat zaitun. Seiring bertambahnya usia, terjadi perubahan warna pada bagian lehernya dari remaja hingga dewasa, di mana leher atasnya akan berwarna kemerahan atau merah padat. Ular picung memiliki badan yang panjang dan ramping, dengan kepala sedikit lebih besar dari tubuhnya, serta mata yang besar.

Habitat dan Perilaku Ular Picung

Ular picung menghuni daerah dataran rendah hingga ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Sebagai anggota famili Natricidae, ular ini hidup dan berkelana di tempat-tempat lembap atau sekitar sumber air seperti sungai, rawa-rawa, kolam, persawahan, atau perkebunan. Ular ini aktif pada siang hari (diurnal) dan semi-akuatik, menjadikannya sering terlihat di lingkungan basah.

Makanan utamanya adalah vertebrata air seperti katak, berudu, dan ikan. Beberapa referensi menyebutkan bahwa ular ini mampu memangsa beberapa jenis kodok beracun dan memiliki kekebalan terhadap racunnya. Kemampuan ini menjadi salah satu faktor penting dalam mekanisme bisanya.

Ular picung berkembang biak dengan bertelur (ovipar), menghasilkan 5 hingga 17 butir telur yang akan menetas setelah 8 sampai 10 minggu. Anak ular yang baru menetas berukuran sekitar 13 hingga 19 cm. Perilaku reproduksi ini memastikan kelangsungan spesies di habitatnya.

Bisa dan Bahaya Ular Picung

Meskipun terlihat cantik, ular picung adalah ular yang sangat berbahaya. Ular picung adalah salah satu jenis ular Natricidae yang memiliki bisa mematikan. Dulu, ular ini dianggap berbisa rendah, namun setelah beberapa kasus gigitan, diketahui bahwa bisanya sangat tinggi dan dapat mengancam nyawa manusia.

Bisa ular picung mengandung racun yang tinggi dan berbahaya bagi manusia, dengan bisanya setidaknya mengandung unsur prokoagulan, antikoagulan, hingga hemoragin. Semua unsur ini akan menyerang darah dan sistem peredaran darah korban, menyebabkan dampak serius. Dampak gigitan dapat menyebabkan pendarahan hebat dan bahkan kematian jika tidak segera ditangani.

Ular picung mendapatkan racunnya dari mangsanya, yaitu kodok beracun. Ular Picung terlihat kebal terhadap racun katak buduk, di mana katak buduk juga sumber dari racun yang dimiliki ularnya, sehingga hal ini membuat ular ini beracun dan berbisa tinggi. Meskipun demikian, ular ini cenderung jinak dan lebih suka menghindar atau berpura-pura mati jika merasa terancam, namun akan menggigit jika terpaksa.

Mengenal Ular Pucuk (Ahaetulla prasina)

Ular pucuk, dengan nama ilmiah Ahaetulla prasina, adalah salah satu spesies ular yang menarik perhatian karena penampilannya yang unik dan sering ditemukan di pemukiman. Ular ini dikenal juga dengan sebutan "ular gadung" atau Oriental Whip Snake dalam bahasa Inggris. Nama "pucuk" diberikan karena kemampuannya menyamar seperti pucuk pohon, sebuah adaptasi yang sangat efektif.

Ciri-ciri Fisik Ular Pucuk

Ular pucuk memiliki ciri fisik yang khas, membuatnya mudah dikenali. Ular pucuk memiliki tubuh yang sangat ramping dan panjang, dengan panjang mencapai 2 meter pada ular dewasa. Kelebihan panjang ini membuatnya tampak seperti pucuk tanaman rambat, yang juga menjadi asal usul nama umumnya.

Kepalanya memanjang dan runcing di bagian moncongnya, menyerupai bentuk segitiga atau anak panah. Matanya berukuran besar dengan pupil horizontal, yang membantu ular ini memiliki penglihatan yang tajam untuk berburu mangsa. Bentuk kepala ini seringkali disalahpahami sebagai indikator ular berbisa tinggi.

Warna tubuh ular pucuk dewasa biasanya hijau daun dengan garis tipis berwarna kuning keputihan di sepanjang tepi bawah tubuhnya. Namun, warna tubuhnya bisa bervariasi dari hijau cerah hingga cokelat keabu-abuan, bahkan kuning, tergantung pada habitatnya. Saat terancam, ular ini akan mengembangkan badannya, memperlihatkan lipatan sisik kotak-kotak yang biasa berwarna hitam, menciptakan penampilan yang mengagumkan sekaligus menakutkan bagi predator.

Habitat dan Perilaku Ular Pucuk

Ular pucuk adalah ular arboreal, yang berarti mereka lebih sering ditemukan di atas pohon, tanaman, atau semak-semak daripada di tanah. Mereka dapat ditemukan di berbagai habitat, mulai dari hutan hujan tropis, hutan pegunungan, hutan kering, perkebunan, sawah, hingga pohon di pinggir jalan dan taman kota. Ular ini juga sering ditemukan di pekarangan rumah, berkat kemampuan kamuflasenya yang luar biasa.

Ular pucuk aktif pada pagi dan siang hari (diurnal). Mereka adalah predator yang memakan berbagai jenis mangsa seperti kadal, cicak, katak, dan burung kecil. Kemampuan kamuflase mereka sangat baik, memungkinkan mereka menyergap mangsa tanpa terdeteksi. Mereka juga sering berjemur di cabang-cabang pohon untuk menjaga suhu tubuh dan mengoptimalkan metabolisme.

Ular pucuk berkembang biak dengan cara ovovivipar, yaitu telur menetas di dalam tubuh induk dan melahirkan anak-anaknya dalam bentuk utuh. Jumlah anak yang dilahirkan berkisar antara 4 hingga 10 ekor. Proses reproduksi ini menunjukkan adaptasi mereka terhadap lingkungan dan memastikan kelangsungan hidup spesies.

Bisa dan Bahaya Ular Pucuk

Ular pucuk memang memiliki bisa, namun tergolong ringan atau mildly venomous dan tidak dianggap berbahaya bagi manusia. Ini berarti bahwa bisa ular pucuk memiliki tingkat keparahan yang rendah dan jarang menyebabkan ancaman serius bagi kesehatan manusia. Efek samping yang ditimbulkan seperti pembengkakan pada area bekas gigitan atau bisa menimbulkan rasa pedih dan gatal-gatal saja.

Meskipun kepalanya berbentuk segitiga yang sering diidentikkan dengan ular berbisa tinggi seperti viper, ular pucuk tidak terlalu membahayakan manusia. Gigitan ular pucuk umumnya tidak memerlukan penanganan medis khusus selain perawatan luka ringan. Penting untuk tidak panik jika digigit ular pucuk, namun tetap disarankan untuk membersihkan luka dengan antiseptik.

Perbedaan ini sangat penting untuk dipahami agar tidak terjadi kepanikan yang tidak perlu saat bertemu dengan ular pucuk. Pengetahuan tentang tingkat bahaya bisa ular pucuk membantu masyarakat untuk lebih tenang dan mengambil tindakan yang tepat, tanpa berlebihan, saat berinteraksi dengan reptil ini.

Perbedaan Kunci Ular Picung dan Ular Pucuk

Memahami beda ular picung dan ular pucuk yang sering ditemui adalah langkah krusial untuk keselamatan. Penting untuk mengenali ciri-ciri spesifik yang membedakan kedua reptil ini. Berikut adalah perbandingan kunci antara kedua jenis ular ini yang patut Anda ketahui:

Warna dan Pola Tubuh

Ular Picung memiliki kepala kehijauan atau hijau zaitun, leher atas berwarna kemerahan yang mencolok, dan tubuh bagian atas cokelat atau cokelat zaitun dengan pola menyerupai papan catur di punggungnya. Bagian bawah tubuh berwarna kekuningan. Sebaliknya, Ular Pucuk umumnya berwarna hijau daun dengan garis kuning tipis di sepanjang pinggir tubuhnya, dengan variasi warna dari hijau cerah hingga cokelat keabu-abuan atau kuning.

Bentuk Kepala dan Mata

Ular Picung memiliki kepala sedikit lebih besar dari tubuhnya dan mata besar. Sementara itu, Ular Pucuk memiliki kepala memanjang dan runcing di bagian moncongnya, menyerupai anak panah, dengan mata berukuran besar dan pupil horizontal.

Ukuran Tubuh

Ular Picung memiliki panjang maksimum sekitar 1.3 meter. Ular Pucuk memiliki panjang rata-rata sekitar 1.2 hingga 1.5 meter, dengan panjang maksimal hingga 2 meter, membuatnya terlihat lebih panjang dan ramping.

Habitat dan Perilaku

 Ular Picung aktif di siang hari (diurnal) dan semi-akuatik, sering ditemukan di dekat sumber air seperti sungai, rawa, kolam, sawah, atau perkebunan, lebih sering di darat. Ular Pucuk juga aktif di siang hari (diurnal) namun arboreal, lebih suka tinggal di pepohonan dan semak-semak, dapat ditemukan di hutan, perkebunan, taman, hingga pekarangan rumah.

Tingkat Bahaya Bisa

Ular Picung memiliki bisa tinggi dan mematikan bagi manusia. Gigitannya dapat menyebabkan pendarahan hebat dan mengancam nyawa, dengan bisanya didapatkan dari racun kodok yang dimakannya. Di sisi lain, Ular Pucuk memiliki bisa, namun tergolong ringan (mildly venomous) dan tidak berbahaya bagi manusia. Gigitan hanya menyebabkan pembengkakan, rasa pedih, atau gatal-gatal ringan.

Cara Menangani Pertemuan dengan Kedua Ular Ini

Jika Anda menemukan salah satu dari mereka di rumah, jangan terburu-buru mengambil tindakan drastis seperti membunuhnya. Berikut adalah langkah-langkah yang direkomendasikan:

Identifikasi dari Jauh: Gunakan panduan di atas untuk menentukan jenisnya. Jika ada warna merah di leher, itu adalah ular picung, berikan ruang lebih luas.

Gunakan Alat Bantu: Jika harus memindahkan ular pucuk, Anda bisa menggunakan sapu atau kayu panjang karena mereka biasanya tidak agresif. Namun untuk ular picung, disarankan memanggil profesional atau menggunakan alat tangkap ular (snake hook) karena risikonya yang tinggi.

Jangan Memprovokasi: Kebanyakan kasus gigitan terjadi karena ular merasa terpojok atau mencoba ditangkap dengan tangan kosong.

Jaga Kebersihan Lingkungan: Ular datang karena ada sumber makanan (tikus atau katak). Pastikan rumah bebas dari tumpukan barang bekas dan rutin membersihkan area yang lembap.

QNA

1. Apa perbedaan utama ular picung dan ular pucuk?

Ular picung berbisa ringan dengan tubuh cokelat gelap, sedangkan ular pucuk tidak berbisa dan berwarna hijau cerah.

2. Mana yang lebih berbahaya bagi manusia?

Ular picung lebih berisiko karena memiliki bisa, sementara ular pucuk umumnya tidak berbahaya.

3. Di mana habitat yang sering ditemui?

Ular picung sering berada di tanah atau area lembap, ular pucuk biasanya di pohon atau semak.

4. Bagaimana bentuk kepala keduanya?

Kepala ular picung lebih tumpul, sedangkan ular pucuk runcing memanjang seperti daun.

5. Apa reaksi saat bertemu manusia?

Ular picung cenderung defensif, ular pucuk lebih memilih kabur.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|