3 PR Timnas Indonesia Setelah Bermain Imbang Kontra Lebanon: Lini Depan Cukup Mengkhawatirkan

4 days ago 4

Bola.com, Surabaya - Timnas Indonesia harus puas berbagi angka saat menjamu Timnas Lebanon dalam laga FIFA Matchday di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/9/2025) malam WIB. Laga ini berakhir imbang 0-0 alias tanpa pemenang.

Timnas Indonesia gagal mengulangi kemenangan yang mereka raih atas Timnas Chinese Taipei pada Jumat (5/9/2025). Saat itu Garuda mampu meraih kemenangan dengan skor besar 6-0.

Setelah melakoni duel kontra Chinese Taipei dan Lebanon, Timnas Indonesia menatap babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Oktober mendatang, yang akan ditunggu Arab Saudi dan Irak.

Timnas Indonesia wajib berbenah untuk menghadapi dua laga yang sangat penting dan menentukan. Yaitu ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bulan depan di Arab Saudi.

Berikut ini sejumlah pekerjaan rumah Timnas Indonesia setelah bermain imbang tanpa gol melawan Lebanon.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Butuh Mesin Gol

Timnas Indonesia lebih mendominasi permainan atas Lebanon, terutama dari sisi penguasaan bola dan tekanan ke pertahanan. Skuad Garuda bisa unggul ball possesion hingga 81 persen, 9 kali tembakan dan 0 yang mengarah ke gawang.

Namun, satu hal yang perlu dicarikan solusi secepatnya adalah urusan mencetak gol dalam memanfaatkan peluang. Cederanya Ole Romeny memaksa Patrick Kluivert mencari pemain dengan kualitas minimal sepadan.

Striker anyar Mauro Zijlstra turun sejak menit pertama. Namun tak banyak kesempatan dan aksinya sebagai ujung tombak, masih belum maksimal.

Dua penyerang pengapitnya, Stefano Lilipaly dan Miliano Jonathans sempat punya peluang, namun masih belum menemui sasaran.

Buntu di Wilayah Pertahanan Lawan

Selain karena kukuhnya lini belakang Lebanon yang ngotot dan tak mau kecolongan, usaha dari penyerangan para pemain Timnas Indonesia mengalami kebuntuan di sepertiga lapangan. Padahal pergerakan dan sentuhan bola Timnas Indonesia mencapai 202 kali di wilayah ini.

Pada awal permainan, pelatih Patrick Kluivert mencoba trio Miliano Jonathans, Mauro Zijlstra, dan Stefano Lilipaly. Mereka dibantu kedua sayap lincah Dean James dan Yakob Sayuri.

Sementara di paruh kedua, Kluivert memberikan kesempatan kepada Marselino Ferdinan, Ramadhan Sananta, Eliano Reijnders, hingga debutan Adrian Wibowo. Lagi-lagi Lebanon masih terlalu kuat dalam permainan defensif-nya.

Minim Kreativitas

Hampir sepanjang permainan, pola penyerangan yang dibangun Timnas Indonesia adalah melalui peran kedua sayap kanan dan kiri. Di babak pertama, Dean James di kiri dan Yakob Sayuri di kanan, sering melepaskan umpan silang.

Umpan-umpan silang terukur, terutama dari Dean James diharapkan dapat dituntaskan oleh ujung tombak Mauro Zijlstra. Namun beberapa upaya tersebut masih belum menemui hasil.

Pergerakan barisan pertahanan Lebanon yang solid dan pintar membaca posisi, membuat usaha dari Timnas Indonesia selalu kesulitan mengancam gawang lawan.

Masuknya Thom Haye di babak kedua, membuat permainan Indonesia sedikit berubah, lebih berani mengawali serangan dari tengah.

Peran Eliano Reijnders dan Adrian Wibowo juga masih belum cukup merepotkan bek-bek Lebanon. Sebanyak 25 kali sentuhan bola para pemain Timnas Indonesia di pertahanan Lebanon, belum mampu menemukan hasil berupa gol.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|