Liputan6.com, Jakarta Kemiskinan ekstrem masih menjadi salah satu isu dan persoalan besar yang dihadapi oleh banyak negara, terutama di kawasan yang menghadapi konflik berkelanjutan dan ketidakstabilan ekonomi. Pembahasan mengenai daftar negara termiskin di dunia kerap kali memperlihatkan betapa ketimpangan global masih nyata hingga saat ini. Apalagi dengan faktor sosial, politik dan ekonomi yang memberi pengaruh besar terhadap kemampuan suatu negara untuk bisa keluar dari kemiskinan.
Dalam laporan internasional terbaru, berbagai negara telah menunjukan tingkat kesejahteraan yang sangat rendah. Dimana sebagian besar penduduknya bahkan hanya bisa hidup dengan pengeluaran di bawah Rp 50 ribu per hari. Kondisi ini membuat daftar negara termiskin di dunia menjadi sorotan, karena menggambarkan bagaimana masyarakat masih sangat kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
Karenanya, memahami daftar negara termiskin di dunia jadi salah satu langkah penting untuk mendapat gambaran nyata tentang kualitas hidup masyarakat di suatu wilayah. Berikut ini telah Liputan6 rangkum informasi lengkapnya, pada Senin (1/12).
5 Negara Termiskin di Dunia
Republik Sudah Selatan
Republik Sudah Selatan menempati posisi pertama sebagai negara dengan perekonomian paling rendah karena hanya memiliki PDB per kapita sekitar Rp.5,616,320 per tahun (US$ 351,01). Angka ini menunjukan lemahnya aktivitas ekonomi dan terbatasnya infrastruktur yang mendukung untuk menunjang produktivitas masyarakat. Selain itu, konflik berkepanjangan membuat negara ini sulit membangun fondasi ekonomi yang stabil.
Ketidakstabilan politik juga berdampak pada tertundanya distribusi bantuan kemanuiasian yang sangat dibutuhkan oleh jutaan penduduknya, banyak warga yang mengalami kekurangan pangan, memfasilitasi kesehatan dan tidak memiliki akses pendidikan yang memadai. Faktor-faktor ini menyebabkan Sudan Selatan tetap berada di tingkat kemiskinan ekstrem.
Burundi
Burundi tercatat sebagai negara termiskin di dunia kedua dengan pendapatan PDB per kapita sekitar Rp.5,677,408 (US$ 354,838). Negara kecil di Afrika Timur ini mengalami banyak tekanan ekonomi akibat dari konflik internal berkepanjangan yang merusak tatanan sosial dan ekonomi. Dengan ketergantungan besar pada sektor pertanian tradisional, negara ini rentan terhadap perubahan cuaca dan fluktuasi harga komoditas.
Selain itu, pertumbuhan yang tinggi tidak diimbangi dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Kualitas layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan juga sangat terbatas, sehingga memperlambat pembangunan nasional. Kondisi ini membuat Burundi tetap berada dalam kondisi kemiskinan ekstrem yang berkepanjangan.
Yaman
Selanjutnya ada Yaman yang berada di peringkat ketiga dengan PDB per kapita sekitar Rp.7,530,496 (US$470,656), Negara ini mengalami krisis kemanusiaan yang sangat parah akibat konflik berkepanjangan, membuat banyak fasilitas umum rusak, termasuk rumah sakit dan juga fasilitas pendidikan yang penting untuk masyarakatnya. Keamanan yang tidak stabil juga membuat banyak aktivitas ekonomi di negara ini sulit untuk bergerak.
Krisis ekonomi juga membuat banyak harga bahan pokok melonjak sehingga penduduknya semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hariannya. Inflasi yang tinggi dan melemahnya nilai mata uang membuat kondisi semakin memburuk. Tidak heran jika sebagian besar masyarakat Yaman hidup jauh di bawah garis kemiskinan ekstrem.
Malawi
Malawi memiliki PDB per kapita di angka sekitar Rp.8.071.776 (US$504,486), yang membuat negara ini masuk ke dalam jajaran negara termiskin di dunia. Karena ketergantungan pada sektor pertanian, negara ini menjadi sangat rentan kepada perubahan iklim dan bencana alam, ketika panen gagal, ekonomi nasional langsung mengalami dampak signifikan yang tidak terelakan.
Di sisi lain, akses kesehatan dan pendidikan masih sangat terbatas. Banyak warga belum bisa mendapatkan akses ke air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai, sehingga penyakit menular mudah untuk menyebar. Ini juga membuat kualitas hidup masyarakat Malawi masih berada pada tingkat yang sangat rendah.
Republik Afrika Tengah
Dengan PDB per kapita hanya sekitar Rp.8,496,896 (US$531,056), menempatkan Republik Afrika Tengah menjadi salah satu negara termiskin di dunia. Negara ini masuk ke kawasan yang sulit berkembang karena adanya konflik internal yang telah terjadi selama bertahun-tahun. Dengan situasi keamanan yang tidak stabil membuat banyak investor asing enggan menanamkan modal, sehingga pertumbuhan ekonomi kian terhambat.
Selain itu, dengan minimnya infrastruktur yang ada, menyebabkan biaya logistik dan distribusi menjadi sangat mahal. Akibatnya, harga kebutuhan pokok bisa sangat meningkat drastis, membuat banyak penduduknya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Kondisi ini membuat negara tersebut tetap berada dalam daftar negara paling miskin.
Bagaimana Posisi Indonesia di Dunia?
Indonesia sendiri berada di posisi ke 121 dari 196 negara yang terdaftar, dengan pendapatan PDB per kapita sekitar Rp.79,333,600 (US$4.958,35). Nilai yang dimiliki Indonesia ini masih lebih rendah jika dibandingkan rata-rata dunia maupun rata-rata negara-negara yang ada di ASEAN. Meskipun demikian, ekonomi Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan dalam beberapa tahun terakhir.
Dengan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia yang tercatat sekitar 5,4% pada 2024, angka ini turun lumayan banyak dari angka kemiskinan ekstrem pada masa pandemi yang berada di angka 9,8%. Namun tetap perlu diperhatikan, bahwa angka ini setara dengan jutaan penduduk di Indonesia yang hidup dengan pengeluaran di bawah Rp.48.000 per harinya. Pemerintah perlu memperkuat kebijakan pemerataan pendidikan, fasilitas kesehatan dan kesempatan kerja yang luas, untuk bisa terus menekan kemiskinan ekstrem yang menghantui.
Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Global
Jika melihat pola yang muncul pada negara-negara dengan tingkat kemiskinan paling tinggi, ada beberapa penyebab yang hampir selalu ditemukan. Konflik berkepanjangan dan situasi politik yang tidak menentu sering menjadi hambatan terbesar. Ketika keamanan terganggu, aktivitas ekonomi terhenti, investasi sulit masuk, dan masyarakat kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan. Selain itu, masalah tata kelola, mulai dari korupsi hingga lemahnya institusi publik, membuat kekayaan negara tidak tersalurkan secara adil kepada rakyatnya.
Di sisi lain, banyak negara miskin masih bergantung pada satu jenis sumber daya alam tanpa kemampuan mengembangkan sektor lain. Ketika harga komoditas turun atau terjadi kerusakan lingkungan, ekonomi mereka langsung terpukul. Keterbatasan infrastruktur, akses pendidikan yang rendah, serta minimnya pemanfaatan teknologi modern memperpanjang rantai kemiskinan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan iklim dan bencana alam juga memperparah keadaan, terutama bagi negara yang sejak awal sudah rapuh secara ekonomi.
Tanya Jawab (QnA)
Q: Apa yang membedakan pengukuran kemiskinan berdasarkan kemiskinan ekstrem dan PDB per kapita?
A: Kemiskinan ekstrem mengukur persentase penduduk yang hidup dengan kurang dari US$3 per hari, sementara PDB per kapita mengukur total nilai produksi ekonomi suatu negara dibagi jumlah penduduknya. Kedua indikator ini memberikan perspektif berbeda tentang kondisi ekonomi suatu negara.
Q: Mengapa negara-negara kaya sumber daya alam seperti Republik Demokratik Kongo masih sangat miskin?
A: Fenomena ini dikenal sebagai "resource curse" atau kutukan sumber daya. Faktor-faktor seperti tata kelola yang buruk, korupsi, konflik untuk menguasai sumber daya, dan kurangnya diversifikasi ekonomi menyebabkan kekayaan alam tidak dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Q: Bagaimana dampak konflik bersenjata terhadap tingkat kemiskinan suatu negara?
A: Konflik bersenjata menghancurkan infrastruktur, mengganggu aktivitas ekonomi, menyebabkan perpindahan penduduk massal, dan mengalihkan sumber daya dari pembangunan ke pengeluaran militer. Hal ini menciptakan lingkaran kemiskinan yang sulit diputuskan.
Q: Apakah ada harapan bagi negara-negara termiskin untuk keluar dari kemiskinan?
A: Ya, dengan upaya yang tepat seperti memperbaiki tata kelola, membangun institusi yang kuat, berinvestasi dalam pendidikan dan kesehatan, serta menciptakan stabilitas politik, negara-negara ini dapat keluar dari kemiskinan seperti yang telah dicontohkan beberapa negara lain.

2 hours ago
1
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428767/original/059245200_1764562436-pantun_selamat_pagi_lucu.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428779/original/024610300_1764563354-Aplikasi_pesan_whatsapp__pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429451/original/021635900_1764587533-teras_mini_modern_untuk_perkotaan_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424308/original/005831300_1764139219-Pernikahan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428776/original/009416400_1764563353-Membuka_WA__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5259334/original/038943500_1750422150-20250620BL_Latihan_Timnas_Indonesia_Putri_19.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428557/original/057014000_1764549830-SnapInsta.to_587697381_18542978221059174_4999809605944461578_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307862/original/009171400_1754487646-WhatsApp_Image_2025-08-06_at_20.27.15-2.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5427374/original/015298200_1764383815-Persija_vs_PSIM-64.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429073/original/001791400_1764572941-John_Herdman.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428981/original/056801400_1764570057-1000723007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429305/original/082580800_1764580566-anakan_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429214/original/067173500_1764577725-Ide_teras_untuk_barbeque_tahun_baru_2026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429169/original/090886100_1764575945-teras_rumah_kecil_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5263384/original/081443400_1750820199-unnamed__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5312156/original/028552100_1754906320-1000195600.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429025/original/016703700_1764571494-ilustrasi_mengetik_surat_perjanjian.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429155/original/019164600_1764575771-Anaconda_Hijau__Eunectes_murinus___Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429134/original/031527600_1764574733-hl2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429026/original/004091300_1764571740-teras_sempit_3a.jpg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347915/original/009314600_1757745786-ChatGPT_Image_Sep_13__2025__01_41_07_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338264/original/048399000_1756968798-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339933/original/067743600_1757137253-unnamed_-_2025-09-06T122212.122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363741/original/074425700_1758961497-Gemini_Generated_Image_5iwydt5iwydt5iwy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4749488/original/094430200_1708534731-6_Pesona_Mas-mas_Jawa_Jerman_Nicholas_Saputra_dalam_Balutan_Beskap_Berbagai_Warna__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339299/original/025399500_1757052533-unnamed_-_2025-09-05T125024.466.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5228890/original/025290300_1747898841-ChatGPT_Image_May_22__2025__02_14_51_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345226/original/041083400_1757522822-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_21.04.13.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338093/original/002133400_1756964690-Gemini_Generated_Image_e2yjtbe2yjtbe2yj.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314799/original/018068700_1755141741-Screenshot_2025-08-14_101821.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352448/original/090606500_1758098726-Gemini_Generated_Image_zhur86zhur86zhur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339336/original/027918600_1757053950-Gemini_Generated_Image_g2jz1pg2jz1pg2jz.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363626/original/003041100_1758954707-unnamed__32_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317791/original/081125900_1755406322-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5362760/original/090638300_1758873977-Gemini_Generated_Image_cqeijycqeijycqei.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4958566/original/092051000_1727865780-Mees.jpg)