Apakah Ular Bisa Merayap Dinding? Ini Fakta Sebenarnya

9 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Bagi banyak orang, melihat ular sudah cukup membuat panik, apalagi jika mendengar kabar bahwa hewan melata ini bisa memanjat dinding rumah. Pertanyaan “apakah ular benar-benar bisa merayap di dinding?” kerap muncul ketika masyarakat menemukan ular di atap atau langit-langit rumah tanpa tahu bagaimana hewan itu sampai ke sana.

Fenomena ini bukan sekadar mitos, sebab sejumlah spesies ular memang memiliki kemampuan fisik luar biasa yang memungkinkan mereka merayap di permukaan vertikal tanpa terpeleset. Struktur sisik, kekuatan otot, hingga pola gerakan tubuh yang unik menjadi kunci utama kemampuan tersebut.

Artikel ini akan mengulas secara kronologis dan ilmiah bagaimana ular bisa merayap di dinding, jenis ular apa saja yang mampu melakukannya, hingga bagaimana cara mencegah ular masuk ke rumah. Fakta-fakta berikut akan membuka pemahaman baru tentang hewan yang sering disalahpahami ini.

Promosi 1

1. Struktur Sisik Ular Jadi Kunci Kemampuannya Merayap

Kemampuan ular untuk merayap di dinding tidak muncul begitu saja, melainkan karena struktur sisiknya yang memiliki tekstur mirip kait mikroskopis. Setiap sisik ventral atau bagian bawah tubuh ular bekerja layaknya pengait kecil yang bisa mencengkeram permukaan kasar, termasuk dinding bata atau semen.

Sisik ini tidak hanya berfungsi melindungi tubuh, tetapi juga membantu menciptakan gaya gesek yang cukup besar untuk menopang berat ular saat bergerak ke atas. Semakin kuat gaya gesek yang terbentuk antara sisik dan dinding, semakin stabil ular dapat merayap tanpa kehilangan keseimbangan.

Selain itu, sisik ular dapat menyesuaikan tekanan terhadap permukaan tempatnya bergerak, sehingga hewan ini mampu meniti permukaan vertikal bahkan dalam posisi tubuh yang tampak tidak mungkin dilakukan oleh hewan lain.

2. Gerakan Otot yang Koordinatif Membantu Ular Menempel di Permukaan

Selain sisik, otot ular memiliki peran penting dalam kemampuan merayap. Ular menggunakan ratusan otot yang bekerja secara sinkron untuk mendorong, menarik, dan menyeimbangkan tubuhnya di permukaan vertikal.

Gerakan ini berlangsung dalam pola yang sangat teratur, di mana bagian perut menekan dinding sementara bagian belakang tubuh menahan posisi agar tidak terpeleset. Koordinasi sempurna antara otot dan sisik inilah yang membuat ular bisa bergerak stabil di tembok.

Tekanan otot yang berulang-ulang diatur dengan presisi tinggi, memungkinkan ular menyesuaikan gaya gerak sesuai dengan tekstur permukaan. Semakin kasar permukaannya, semakin mudah ular mengaitkan sisiknya untuk mendapatkan pijakan yang kuat.

3. Jenis Permukaan Menentukan Keberhasilan Ular Merayap

Tidak semua dinding bisa dilewati oleh ular, karena kemampuan ini sangat bergantung pada tekstur permukaan. Dinding dengan pori-pori besar, permukaan kasar, atau retakan menjadi media ideal bagi ular untuk mencengkeram menggunakan sisiknya.

Sebaliknya, dinding halus seperti kaca atau logam tidak memberikan cukup gesekan untuk membantu ular menempel. Pada permukaan seperti itu, ular biasanya akan kesulitan dan cenderung tergelincir meski memiliki otot kuat sekalipun.

Hal ini menjelaskan mengapa ular lebih sering ditemukan di dinding bata, semen, atau bebatuan di sekitar rumah dibandingkan menempel pada permukaan licin seperti ubin atau tembok yang sudah dicat halus.

4. Beberapa Spesies Ular Lebih Mahir Memanjat daripada yang Lain

Tidak semua ular memiliki kemampuan yang sama dalam hal memanjat dinding. Spesies ular pohon seperti green tree python atau rat snake memiliki otot dan sisik yang sangat adaptif untuk aktivitas vertikal.

Ular jenis ini terbiasa hidup di pepohonan, sehingga otot perut dan sisiknya berevolusi untuk menahan beban tubuh dalam posisi miring atau menggantung. Mereka juga memiliki refleks keseimbangan yang lebih baik untuk mempertahankan posisi di permukaan sempit.

Sementara itu, ular darat seperti piton besar atau kobra lebih terbatas kemampuannya. Mereka bisa naik ke dinding yang kasar, namun tidak setangkas ular pohon dalam meniti permukaan vertikal yang tinggi.

5. Pola Gerakan “Concertina” Bantu Ular Naik di Dinding Vertikal

Saat meniti dinding, ular tidak bergerak secara melata seperti di tanah. Mereka menggunakan pola gerakan khusus yang disebut concertina movement, yaitu cara bergerak dengan melipat sebagian tubuh untuk menahan diri sementara bagian depan merayap ke atas.

Setelah bagian depan mendapatkan pijakan baru, tubuh bagian belakang ikut terangkat dan berpindah posisi, lalu menempel kembali ke permukaan. Gerakan ini terjadi secara berulang dan terkoordinasi sehingga memungkinkan ular menempuh permukaan tegak.

Pola gerak ini efisien untuk menaklukkan dinding yang memiliki sedikit celah atau tekstur kasar, meski membutuhkan energi lebih banyak dibandingkan saat ular bergerak di tanah datar.

6. Ular Tidak Bisa Merayap di Dinding yang Benar-Benar Halus

Kendati kemampuan ular luar biasa, ada batasan fisik yang tidak bisa mereka lampaui. Dinding yang sangat halus seperti kaca, logam poles, atau tembok licin dengan cat mengkilap tidak dapat mereka panjat.

Hal ini karena gaya gesek antara sisik dan permukaan terlalu kecil untuk menciptakan cengkeraman. Ular akan kehilangan traksi sehingga tubuhnya tidak mampu menempel stabil. Biasanya, ular hanya bisa menanjak sedikit sebelum akhirnya meluncur turun.

Oleh karena itu, rumah dengan tembok yang dilapisi cat halus, kaca, atau permukaan bertekstur licin memiliki risiko lebih kecil menjadi jalur perayapan ular.

7. Faktor Lingkungan dan Temperatur Berpengaruh pada Aktivitas Ular

Kemampuan ular untuk merayap juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Pada suhu hangat, otot ular lebih lentur sehingga gerakannya lebih cepat dan kuat. Sebaliknya, suhu rendah membuat tubuh ular kaku dan memperlambat pergerakannya.

Selain suhu, kelembapan juga berperan penting. Permukaan dinding yang lembap cenderung lebih mudah dicengkeram oleh sisik karena gesekan meningkat. Namun jika terlalu licin akibat air atau lumut, ular justru akan sulit menempel.

Aktivitas ular biasanya meningkat pada malam hari atau saat udara lembap setelah hujan, karena kondisi tersebut membuat mereka lebih mudah bergerak di berbagai permukaan, termasuk dinding atau tembok rumah.

8. Cara Mencegah Ular Memanjat dan Masuk ke Rumah

Langkah pencegahan paling efektif adalah menjaga kebersihan dan menutup celah yang bisa menjadi jalur masuk ular. Retakan kecil di dinding, lubang ventilasi, atau celah di atap dapat menjadi akses bagi ular untuk merayap masuk ke dalam rumah.

Gunakan kawat kasa di ventilasi dan pastikan bagian bawah pintu tertutup rapat. Selain itu, hindari menumpuk barang atau sampah di sekitar tembok, karena dapat menjadi tempat persembunyian ular sebelum mereka mencoba naik ke dinding.

Jika Anda tinggal di daerah yang sering muncul ular, sebaiknya pasang lampu penerangan di sekitar rumah dan bersihkan area sekitar secara rutin agar ular tidak tertarik mendekat.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask Google)

1. Apakah benar ular bisa merayap di dinding rumah?

Ya, beberapa jenis ular memiliki struktur sisik dan otot yang memungkinkan mereka mencengkeram permukaan kasar seperti tembok bata atau semen.

2. Jenis ular apa saja yang bisa memanjat dinding?

Ular pohon seperti ular hijau dan ular tikus paling mahir memanjat, sedangkan ular darat hanya bisa menaiki dinding dengan tekstur kasar.

3. Mengapa ular bisa menempel tanpa terpeleset di permukaan vertikal?

Karena sisik ventral ular menciptakan gaya gesek tinggi yang bekerja layaknya kait mikroskopis untuk mencengkeram permukaan.

4. Apakah ular bisa merayap di dinding halus seperti kaca?

Tidak bisa, karena permukaan kaca terlalu licin dan tidak memiliki celah untuk digenggam oleh sisik ular.

5. Bagaimana cara mencegah ular masuk melalui dinding rumah?

Tutup celah di tembok, gunakan kawat kasa di ventilasi, jaga kebersihan sekitar, dan hindari tumpukan barang yang bisa menjadi jalur masuk ular.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|