Cara Bedakan Uang Palsu dengan yang Asli Secara Mudah, Hati-Hati Tertipu

6 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta Peredaran uang palsu masih menjadi ancaman serius dalam transaksi tunai di berbagai sektor, mulai dari pasar tradisional hingga mesin ATM. Dalam situasi ramai atau tergesa-gesa, tak sedikit masyarakat yang tanpa sadar menerima uang palsu yang secara kasat mata tampak seperti uang asli. Risiko ini semakin tinggi ketika uang diterima tanpa sempat diperiksa secara menyeluruh, sehingga berpotensi tertipu.

Tanpa kemampuan mengenali ciri-ciri uang rupiah asli, banyak orang bisa menjadi korban dari peredaran uang tidak sah tersebut, baik dari oknum tidak bertanggung jawab di pusat perbelanjaan, maupun saat menerima kembalian dalam transaksi tunai. Dalam banyak kasus, penerima uang palsu baru menyadari ketika akan menggunakannya kembali dan ditolak oleh penerima berikutnya.

Penting bagi setiap orang untuk memahami cara paling efektif dan mudah membedakan uang palsu dengan yang asli agar tidak menjadi korban berikutnya. Mengenal teknik dasar seperti metode 3D, memahami desain hingga bahan pembuatan uang resmi bisa menjadi langkah awal dalam mengantisipasi risiko ini. Agar tidak menjadi korban, Liputan6 berupaya menyampaikan cara membedakan uang palsu dengan uang asli yang sah secara hukum. Berikut informasinya, dirangkum Senin (14/4).

Kenapa Uang Palsu Merugikan

Pemalsuan uang tidak hanya merugikan secara ekonomi individu yang menerimanya, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas sistem pembayaran nasional karena mengikis kepercayaan masyarakat terhadap alat tukar resmi.

Peredaran uang palsu menghambat kelancaran transaksi ekonomi karena memicu ketidakpastian dalam sistem keuangan, terutama di kalangan pelaku usaha kecil yang tidak selalu punya akses untuk memverifikasi keaslian uang.

Kerugian juga dirasakan secara sistemik karena pihak perbankan dan negara harus mengalokasikan sumber daya untuk klarifikasi, edukasi, hingga penegakan hukum terhadap tindak pidana pemalsuan mata uang rupiah.

Ciri-Ciri Uang Rupiah Palsu

Mengenali uang palsu bisa dilakukan secara kasat mata dengan memperhatikan kejanggalan pada bahan, cetakan, dan elemen desainnya yang tidak sempurna. Uang palsu biasanya memiliki banyak kekurangan bila dibandingkan dengan uang rupiah asli yang dicetak secara resmi oleh Bank Indonesia dengan teknik dan teknologi khusus. Berikut cirinya, dikutip dari indonesia.go.id:

1. Warna Kurang Tajam dan Tidak Presisi

  • Uang palsu cenderung memiliki warna yang buram atau terlalu mencolok, tidak sesuai dengan komposisi warna pada uang asli, dan sering kali terjadi ketidaktepatan antara warna pada bagian depan dan belakang uang.

2. Bahan Kertas Biasa dan Mudah Sobek

  • Uang palsu sering kali dicetak pada kertas umum yang digunakan dalam percetakan biasa, sehingga terasa lebih lembek atau terlalu kaku serta mudah robek ketika dilipat atau diremas.

3. Tidak Memiliki Tekstur Timbul

  • Pada uang asli, bagian tertentu seperti tulisan nominal, lambang negara, dan frasa “Negara Kesatuan Republik Indonesia” dicetak dengan teknik khusus yang memberikan efek timbul, sedangkan pada uang palsu, seluruh permukaan terasa rata.

4. Tidak Ada Elemen Keamanan

  • Uang palsu tidak memiliki elemen pengaman seperti watermark, benang pengaman, atau tinta khusus yang berubah warna, yang semuanya merupakan ciri wajib pada uang asli keluaran Bank Indonesia.

5. Gambar Tidak Simetris dan Kabur

  • Gambar pada uang palsu sering kali tidak simetris jika dibandingkan bagian depan dan belakang, serta tampak tidak tajam karena dicetak menggunakan mesin biasa dan bukan teknologi presisi.

Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah Berdasarkan Bahan, Desain, dan Cetakan Gambar

Bank Indonesia telah merancang uang rupiah dengan berbagai fitur fisik dan teknologi cetak canggih yang tidak mudah ditiru. Ciri-ciri ini dapat dikenali secara sistematis melalui beberapa komponen penting yang secara bersama-sama membuat uang rupiah sulit dipalsukan namun mudah diverifikasi oleh masyarakat umum.

1. Bahan Serat Kapas Khusus

  • Uang rupiah dibuat dari bahan serat kapas yang memiliki daya tahan tinggi, tekstur khas, dan berbeda dengan kertas biasa; bahan ini memberikan kekuatan dan keunikan saat disentuh dan dilipat.

2. Benang Pengaman

  • Pada setiap pecahan uang, terdapat benang pengaman yang ditanam secara vertikal dalam lapisan kertas, dan untuk pecahan tertentu seperti Rp100.000 dan Rp50.000, benang ini dapat berubah warna saat dilihat dari sudut tertentu.

3. Tanda Air (Watermark)

  • Semua uang kertas asli memiliki watermark berupa gambar pahlawan nasional yang bisa terlihat jelas saat uang diterawang ke arah cahaya, serta electrotype berupa logo BI atau ornamen khusus.

4. Desain Spesifik Berdasarkan Pecahan

  • Setiap pecahan uang memiliki desain, ukuran, dan warna yang berbeda untuk memudahkan masyarakat membedakannya, dan desain ini mencerminkan identitas nasional dengan visualisasi pahlawan, budaya, serta elemen kebangsaan.

5. Tinta Khusus yang Berubah Warna

  • Fitur warna dinamis pada logo perisai Bank Indonesia akan berubah jika dilihat dari sudut pandang berbeda—contohnya, warna pada pecahan Rp100.000 bisa berubah dari merah keemasan menjadi hijau.

6. Gambar Tersembunyi Multiwarna

  • Terdapat gambar tersembunyi berupa angka nominal yang hanya bisa dilihat dari sudut tertentu dan memiliki gradasi warna khusus seperti merah, kuning, biru, hijau, atau ungu tergantung pada pecahannya.

7. Cetakan Timbul (Intaglio)

  • Teknik cetak intaglio digunakan untuk menghasilkan tekstur kasar pada bagian tertentu dari uang seperti angka nominal, tulisan BI, serta frasa resmi, yang akan terasa saat diraba dengan jari.

8. Gambar Saling Isi (Rectoverso)

  • Pada posisi simetris depan dan belakang, logo BI akan tampak utuh bila diterawang, sebagai salah satu ciri pengaman yang tidak bisa dihasilkan melalui teknik cetak biasa.

Ciri-Ciri Keaslian Uang Rupiah dengan Teknik 3D (Dilihat, Diraba, Diterawang)

Bank Indonesia mengenalkan metode “3D” yaitu Dilihat, Diraba, Diterawang sebagai cara termudah dan paling efektif bagi masyarakat untuk mengenali keaslian uang rupiah, dengan mengecek fitur-fitur visual dan fisik yang khas dan tidak mungkin ditiru dengan akurat oleh pemalsu.

1. Dilihat

  • Pada langkah pertama, perhatikan dengan seksama warna, gambar, dan elemen desain uang; uang asli akan menunjukkan tinta yang dapat berubah warna, angka tersembunyi, serta detail halus seperti watermark dan logo BI yang dapat dilihat dari sudut tertentu.

2. Diraba

  • Setelah melihat, langkah berikutnya adalah meraba uang dengan jari—bagian nominal, gambar utama, lambang negara, serta teks resmi negara akan terasa kasar karena dicetak dengan teknik cetak timbul yang tidak dimiliki uang palsu.

3. Diterawang

  • Langkah terakhir adalah menerawangkan uang ke arah cahaya; pada uang asli, akan muncul watermark berupa gambar pahlawan, elektrotype logo BI, serta rectoverso berbentuk logo yang akan tampak utuh dari arah pandang depan dan belakang.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Menerima Uang Palsu (Termasuk dari ATM)

Jika seseorang tanpa sengaja menerima uang palsu, langkah pertama adalah tidak membelanjakannya kembali, karena tindakan tersebut bisa dianggap sebagai tindak pidana pengedaran uang palsu.

Langkah kedua adalah membawa uang tersebut ke kantor bank atau Bank Indonesia terdekat untuk mengajukan permohonan klarifikasi, termasuk menyerahkan fisik uang, menandatangani berita acara, dan menerima salinan dokumen sebagai bukti pelaporan.

Jika uang palsu diterima dari mesin ATM, masyarakat harus segera melaporkan ke bank bersangkutan secara tertulis agar pihak bank dapat melakukan penelusuran internal, karena mereka berkewajiban memberikan respons dan solusi atas insiden tersebut.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik

1. Bagaimana cara paling mudah mengetahui uang rupiah palsu atau asli?

Gunakan metode 3D: Dilihat, Diraba, dan Diterawang untuk mengenali fitur keamanan seperti watermark dan cetakan timbul.

2. Apa perbedaan bahan uang asli dan uang palsu?

Uang asli berbahan serat kapas khusus dengan tekstur lebih kuat dan tidak mudah sobek, berbeda dari kertas biasa pada uang palsu.

3. Apa yang harus dilakukan jika menerima uang palsu?

Jangan membelanjakan kembali, bawa ke bank atau BI untuk klarifikasi, dan laporkan ke pihak berwenang.

4. Apakah uang palsu bisa keluar dari ATM?

Kemungkinan sangat kecil, namun jika terjadi, wajib dilaporkan tertulis ke bank untuk penelusuran dan klarifikasi.

5. Di mana bisa belajar mengenali uang rupiah asli lebih lanjut? 

Masyarakat dapat belajar melalui situs resmi Bank Indonesia atau mengunjungi kantor BI terdekat.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|