Cara Membedakan Ular Bandotan dan Ular Sawah, Kenali Ciri-cirinya agar Tidak Salah

12 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Di banyak wilayah pedesaan Indonesia, perjumpaan dengan ular masih menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Sawah, kebun, hingga area sekitar rumah yang lembap sering menjadi habitat alami berbagai jenis ular. Tidak mengherankan jika masyarakat kerap menemukan ular di saluran air, tumpukan kayu, atau semak-semak di sekitar lahan pertanian.

Masalah muncul ketika keterbatasan pengetahuan membuat banyak orang sulit membedakan jenis ular yang mereka temui. Salah satu kekeliruan paling umum adalah menyamakan ular sawah dengan ular bandotan. Padahal, kedua ular ini memiliki tingkat bahaya yang sangat berbeda.

Kesalahan identifikasi dapat berakibat fatal. Ular sawah umumnya tidak berbahaya bagi manusia, sementara ular bandotan merupakan ular berbisa yang gigitannya dapat menyebabkan cedera serius. Oleh karena itu, memahami cara membedakan ular bandotan dan ular sawah menjadi pengetahuan penting, terutama bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lahan basah dan pertanian. Berikut ulasan Liputan6.com yang merujuk pada laman Jagat Satwa Nusantara dan Thai National Parks, Selasa (13/12/2025).

Mengenal Ular Sawah (Hypsiscopus plumbea)

Ular sawah dikenal secara ilmiah sebagai Hypsiscopus plumbea. Dalam literatur internasional, spesies ini disebut rice paddy snake atau plumbeous water snake. Ular ini termasuk famili Colubridae, kelompok ular yang umumnya tidak berbisa atau hanya memiliki bisa lemah dengan taring belakang (rear-fanged).

Secara fisik, ular sawah tergolong kecil hingga sedang, dengan panjang tubuh rata-rata sekitar 50–72 cm. Warna tubuh bagian atasnya cenderung abu-abu keabu-abuan, cokelat tua, atau kehijauan, sedangkan bagian perutnya berwarna putih hingga kekuningan. Pola warnanya relatif polos tanpa corak mencolok, sehingga sering tampak “kusam” dan menyatu dengan lingkungan air berlumpur.

Ular sawah bersifat semiakuatik dan sangat erat kaitannya dengan perairan dangkal seperti sawah, parit, rawa, dan kolam. Makanan utamanya adalah ikan kecil, katak, dan sesekali kadal kecil. Menurut catatan ekologi, ular ini aktif pada malam hari (nokturnal) dan cenderung menghindari konflik dengan manusia.

Walaupun memiliki bisa ringan, ular sawah tidak dianggap berbahaya bagi manusia. Gigitan jarang terjadi dan umumnya hanya menimbulkan iritasi ringan, terutama jika ular terinjak atau terpojok.

Mengenal Ular Bandotan (Calloselasma rhodostoma)

Ular bandotan tanah atau Malayan pit viper memiliki nama ilmiah Calloselasma rhodostoma. Berbeda dengan ular sawah, ular ini berasal dari famili Viperidae, kelompok ular berbisa yang memiliki taring depan panjang dan bisa kuat.

Secara morfologi, ular bandotan memiliki tubuh relatif gemuk dan pendek dengan panjang rata-rata 60–90 cm. Kepala berbentuk segitiga yang jelas dan lebih lebar dibandingkan lehernya, ciri khas ular berbisa dari kelompok viper. Warna tubuhnya cokelat kemerahan hingga cokelat tua dengan pola belang atau bercak gelap berbentuk segitiga di sepanjang punggung.

Ular bandotan lebih menyukai habitat daratan seperti kebun, perkebunan, semak belukar, lahan pertanian terbengkalai, dan hutan di sekitar perkebunan. Tidak seperti ular sawah yang aktif berenang, ular bandotan jarang berada di air dan lebih sering berdiam diri di tanah atau di balik serasah daun.

Ular ini dikenal agresif dan mudah menyerang ketika merasa terganggu. Bisanya bersifat hemotoksik, dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan, kerusakan jaringan (nekrosis), dan dalam kasus tertentu berujung pada amputasi jika tidak segera ditangani secara medis.

Cara Membedakan Ular Bandotan dan Ular Sawah

Memahami cara membedakan ular bandotan dan ular sawah dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa aspek utama berikut:

1. Bentuk Kepala dan Tubuh

Ular bandotan memiliki kepala segitiga yang tegas dan leher yang mengecil, sedangkan ular sawah memiliki kepala lebih kecil dan membulat, hampir menyatu dengan leher. Tubuh ular bandotan tampak gemuk dan padat, sementara ular sawah lebih ramping dan lentur.

2. Pola dan Warna Tubuh

Ular bandotan memiliki pola bercak atau belang yang kontras di punggungnya, sedangkan ular sawah cenderung polos dengan warna abu-abu atau cokelat tanpa corak mencolok. Perut ular sawah biasanya lebih terang, bahkan kekuningan.

3. Habitat dan Lokasi Penemuan

Jika ular ditemukan di air, saluran irigasi, atau sawah yang tergenang, kemungkinan besar itu adalah ular sawah. Sebaliknya, ular bandotan lebih sering dijumpai di tanah kering, semak, kebun, atau area perkebunan.

4. Perilaku Saat Didekati

Ular sawah cenderung melarikan diri dan masuk ke air ketika merasa terancam. Ular bandotan justru sering diam di tempat dan dapat menyerang secara tiba-tiba jika merasa terganggu.

5. Tingkat Bahaya

Ular sawah tergolong tidak berbahaya bagi manusia, sedangkan ular bandotan adalah ular berbisa berbahaya yang memerlukan penanganan medis segera jika terjadi gigitan.

Mengapa Kesalahan Identifikasi Sering Terjadi?

Kesalahan dalam cara membedakan ular bandotan dan ular sawah sering terjadi karena keduanya sama-sama berwarna cokelat dan kerap ditemukan di area pertanian. Selain itu, penyebutan lokal “ular sawah” sering digunakan secara umum untuk semua ular yang muncul di lahan basah, tanpa memperhatikan jenisnya.

Kurangnya literasi satwa liar juga menyebabkan banyak orang langsung membunuh ular yang sebenarnya tidak berbahaya. Padahal, ular sawah memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai pengendali populasi ikan kecil dan amfibi.

Pentingnya Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Edukasi mengenai jenis ular lokal sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan memahami ciri-ciri dasar dan perilaku ular, masyarakat dapat mengambil langkah yang lebih tepat, seperti menjauh, menghubungi petugas, atau melakukan evakuasi tanpa membahayakan diri sendiri.

Pengetahuan tentang cara membedakan ular bandotan dan ular sawah bukan hanya soal keselamatan, tetapi juga tentang hidup berdampingan secara bijak dengan satwa liar.

FAQ Seputar Ular

1. Apakah semua ular di sawah berbahaya? 

Tidak. Banyak ular sawah seperti Hypsiscopus plumbea yang tidak berbahaya bagi manusia.

2. Apakah ular sawah berbisa? 

Ular sawah memiliki bisa ringan dengan taring belakang, namun tidak berbahaya dan jarang berdampak serius pada manusia.

3. Apa yang harus dilakukan jika bertemu ular bandotan? 

Tetap tenang, jaga jarak, dan segera menjauh. Jangan mencoba menangkap atau membunuhnya.

4. Apakah ular bandotan selalu menyerang manusia? 

Tidak selalu, tetapi ular ini mudah terprovokasi dan dapat menyerang jika merasa terancam.

5. Mengapa ular sering muncul di area perkebunan? 

Karena ketersediaan makanan seperti tikus dan kondisi lingkungan yang sesuai dengan habitat alami ular.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|