Cara Mengenali Suara Gerakan Ular Sanca Besar di Tumpukan Daun Kebun, Waspada Tandanya

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Memahami cara mengenali suara gerakan ular sanca besar di tumpukan daun kebun penting untuk meningkatkan kewaspadaan saat berada di area rimbun. Suara berat yang menggesek daun biasanya menjadi tanda awal keberadaan reptil berukuran besar.

Mengetahui cara mengenali suara gerakan ular sanca besar di tumpukan daun kebun juga membantu membedakan suara ular dengan hewan kecil lain. Ritme gerak yang lebih lambat dan tekanan daun yang kuat menjadi ciri khasnya.

Dengan memahami cara mengenali suara gerakan ular sanca besar di tumpukan daun kebun, Anda bisa mengambil langkah aman sebelum mendekati area mencurigakan. Kebiasaan ini membuat aktivitas di kebun terasa lebih terkontrol dan aman.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang cara mengenali suara gerakan ular sanca besar di tumpukan daun kebun, Kamis (11/12/2025).

Karakteristik Suara Gerakan Ular Sanca

Mengutip buku berjudul Pengantar Tenun Songket Sambas (2020) oleh Suhendra, Andri Hidayat, Feby Nopriandy, Budi Setiawan, ular sanca termasuk jenis ular tidak berbisa, relatif jinak, dan dapat berukuran cukup besar.

Ular ini sering ditemukan di area persawahan, kebun, atau hutan dengan posisi tubuh melingkar. Ular sanca berukuran kecil hingga sedang sering dimanfaatkan petani untuk membantu mengendalikan hama tikus yang merusak tanaman.

Gerakan ular sanca di tumpukan daun kering atau area tersembunyi lainnya dapat menghasilkan suara gesekan atau ketukan lembut. Suara ini sering terdengar lebih jelas pada malam hari ketika suasana lebih tenang dan ular cenderung lebih aktif mencari mangsa.

Bunyi yang dihasilkan bisa mirip kertas berkerut atau goresan lambat, seolah-olah sisik ular menggores permukaan. Pada permukaan kasar seperti karpet atau semen bertekstur, gerakan ular bahkan dapat menciptakan bunyi khas seperti "sliit" atau "kriuk" yang memiliki pola berulang.

Ular juga dapat menghasilkan suara "rustling" atau gemeresik secara tidak sengaja saat merayap melewati daun kering atau menjatuhkan benda kecil. Gesekan ekor ular pada daun kering atau rumput juga bisa menghasilkan bunyi mirip derik, bahkan beberapa spesies non-derik dapat menghasilkan dengungan halus.

Pola gerakan ular yang lambat dan berat menjadi pembeda utama dari suara hewan pengerat seperti tikus yang lebih cepat dan ringan. Suara gesekan ular memiliki pola berulang yang konsisten, mengikuti langkah tubuhnya, berbeda dari bunyi hewan lain yang biasanya lebih acak dan sporadis.

Faktor Pengaruh Suara dan Keberadaan Ular

Berikut ini faktor pengaruh suara dan keberadaan ular:

1. Ukuran Ular

  • Besar kecilnya ular sangat memengaruhi intensitas suara yang muncul saat merayap.
  • Ular sanca kembang yang dapat mencapai panjang hingga 10 meter akan menghasilkan suara lebih berat, dalam, dan mudah terdengar.
  • Jejak geraknya pun lebih jelas dibandingkan ular kecil.

2. Kecepatan dan Pola Pergerakan

  • Ular sanca memiliki kecepatan gerak relatif lambat, sekitar 1,6 km per jam saat berada di tanah terbuka.
  • Gerakan yang lambat menciptakan suara gesekan yang konsisten dan ritmis.
  • Pola pergerakan ular—baik bergelombang maupun bergerak lurus—juga memengaruhi variasi suara yang terdengar.

3. Kondisi Lingkungan

  • Tumpukan daun kering, semak padat, dan material organik merupakan tempat favorit ular sanca untuk bersembunyi.
  • Area ini menyediakan kelembapan, perlindungan, serta kamuflase alami berkat warna tubuh ular.
  • Lingkungan seperti ini membuat suara gerakan ular lebih mudah terdengar karena daun kering cepat bereaksi terhadap tekanan dan gesekan.   

Tanda-tanda Lain Kehadiran Ular Sanca

Menurut Ajeng (2015) sebagaimana dikutip dalam kajian di Jurnal Ilmiah Biologi UMA (JIBIOMA), 1(1) Maret 2019: 36-43, ular umumnya ditemukan di daerah yang memiliki suhu, kelembaban, cahaya matahari yang stabil, serta adanya kelimpahan makanan.

Mengutip kajian yang dipublikasikan di J-PAL, Vol. 6, No. 1, 2015, dapat ditemukannya ular di wilayah pemukiman manusia dikarenakan pada wilayah tersebut banyak ditemukan tikus (mangsa ular) yang berhabitat di sawah, kebun, ladang, saluran air, dan semak-semak.

Berikut ini tanda-tanda lain kehadiran ular sanca:

1. Jejak Visual di Tanah

  • Pola liukan atau jejak bergelombang pada tanah berdebu maupun berlumpur sering menjadi salah satu indikasi kuat keberadaan ular sanca.
  • Jejak ini biasanya panjang dan berirama, mengikuti bentuk tubuh ular saat bergerak.

2. Kulit Ular yang Terlepas

  • Ular sanca berganti kulit secara berkala, dan sisa kulit yang rontok sering ditemukan di sudut kebun, sela-sela batu, atau tumpukan kayu.
  • Tekstur kulit yang terlihat utuh dan transparan menandakan ular baru saja melewati area tersebut.

3. Kotoran dan Aroma Khas

  • Kotoran ular berbentuk silindris, berwarna gelap, dan dapat mengandung serpihan tulang mangsa.
  • Beberapa ular juga mengeluarkan aroma muskus yang samar sebagai reaksi stres atau mekanisme perlindungan diri.

4. Perilaku Hewan Peliharaan

  • Anjing atau kucing yang tiba-tiba waspada, menggonggong intens, atau fokus pada area tertentu dapat menjadi tanda dini keberadaan ular.
  • Hewan peliharaan biasanya peka terhadap bau dan pergerakan yang sulit dikenali oleh manusia.

5. Perubahan Populasi Mangsa

  • Penurunan mendadak jumlah tikus, burung kecil, atau katak di sekitar kebun bisa menunjukkan adanya predator besar seperti ular sanca.

Langkah Pencegahan dan Kewaspadaan

Mengutip buku berjudul Hewan Melata (reptilia) (2023) oleh Dhany Ardyansyah, seperti kebanyakan reptilia lain, untuk menghangatkan suhu tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular sering kali berjemur (basking) di bawah sinar matahari. Sebagai hewan eksoterm, berjemur merupakan salah satu cara ular mempertahankan suhu tubuhnya secara eksternal.

Berikut ini langkah pencegahan dan kewaspadaan:

1. Menjaga Kebersihan Area Kebun

  • Rutin membersihkan tumpukan daun kering, sampah, potongan kayu, dan material organik lainnya.
  • Area berantakan sering menjadi lokasi persembunyian favorit ular sanca karena lembap dan terlindungi.

2. Mengendalikan Populasi Mangsa

  • Kurangi jumlah tikus, katak, burung kecil, dan serangga di sekitar kebun agar ular tidak tertarik datang mencari makanan.
  • Pastikan lingkungan rumah tidak menjadi sumber makanan yang menarik bagi reptil ini.

3. Meningkatkan Kewaspadaan Pribadi

  • Jaga jarak aman dan hindari kontak langsung bila mencurigai keberadaan ular, terutama di area daun kering atau semak padat.
  • Mengandalkan suara gesekan, tanda-tanda visual, dan perubahan perilaku hewan peliharaan dapat membantu mendeteksi ular tanpa harus melihatnya langsung.

Q & A Seputar Topik

Apa ciri utama suara gerakan ular sanca besar di tumpukan daun kebun?

Suara yang dihasilkan biasanya berupa gesekan berat dan berirama pelan, mirip suara dedaunan yang diseret sesuatu yang besar. Bunyi ini terdengar lebih “dalam” dibanding suara hewan kecil seperti tikus atau kadal.

Bagaimana cara membedakan suara ular sanca dengan angin yang menggerakkan daun?

Pergerakan angin menghasilkan suara acak dan tidak beraturan, sedangkan gerakan ular sanca cenderung memiliki ritme stabil karena tubuhnya merayap terus-menerus. Kadang terdengar serpihan daun bergeser secara konsisten ke satu arah.

Apakah ular sanca besar mengeluarkan suara ketika bergerak cepat atau lambat?

Sanca besar biasanya bergerak perlahan, sehingga suaranya berupa gesekan panjang dan teratur. Jika terdengar bunyi tumpukan daun yang tertekan cukup kuat, bisa jadi ular sedang mengubah posisi atau menggeliat.

Apakah tubuh besar ular sanca membuat suaranya lebih mudah dikenali?

Ya. Ukuran tubuh yang besar membuat daun dan ranting bergerak lebih banyak, menghasilkan suara lebih keras dibanding hewan kecil. Terkadang juga terdengar bunyi “seret” yang lebih berat.

Apakah perlu mendekat untuk memastikan suara tersebut berasal dari ular?

Tidak disarankan. Cukup amati dari jarak aman sambil mencari tanda tambahan seperti jejak di tanah, kulit ular rontok, atau reaksi hewan peliharaan. Menghindari kontak langsung jauh lebih aman.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|