Dampak Pelantikan Presiden Donald Trump Terhadap Ekonomi, Harga Emas Bakal Meroket

2 weeks ago 15

Liputan6.com, Jakarta Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang dijadwalkan pada 20 Januari 2025, diprediksi akan berdampak terhadap ekonomi global. Kembali ke Gedung Putih, Trump membawa janji kebijakan tarif baru yang berpotensi memengaruhi hubungan dagang internasional. Dampaknya tidak hanya pada negara-negara mitra dagang, tetapi juga pada ekonomi global secara keseluruhan.

Ketidakpastian geopolitik yang menyertai kebijakan Trump turut memengaruhi prospek pasar. Berbagai pakar ekonomi menyoroti potensi perlambatan pertumbuhan global dan tekanan inflasi yang dapat memengaruhi standar hidup masyarakat dunia. Hal ini juga membuka ruang bagi logam mulia seperti emas untuk menjadi aset lindung nilai yang lebih menarik.

Berikut dampak pelantikan Trump terhadap ekonomi global, dirangkum Liputan6, Senin (20/1).

Ketidakpastian Ekonomi Global Akibat Kebijakan Trump

Pelantikan Donald Trump menimbulkan berbagai spekulasi mengenai arah ekonomi global. Kebijakan tarif baru yang direncanakan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi global. Menurut Bank Dunia, pertumbuhan global diproyeksikan stagnan di kisaran 2,7% pada 2025, yang merupakan kinerja terlemah dalam beberapa tahun terakhir. Ketegangan perdagangan antara AS dan negara mitra seperti Tiongkok, Kanada, dan Meksiko menjadi salah satu penyebab utamanya.

Bank Dunia menyebut bahwa kenaikan tarif hingga 10% atas impor AS dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,2%. Jika negara-negara mitra merespons dengan tindakan serupa, dampaknya bisa lebih parah. Ketidakpastian ini berpotensi mengurangi kepercayaan bisnis dan investasi di pasar global.

Prospek standar hidup juga menjadi perhatian utama. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan dapat menghambat peningkatan standar hidup, sementara inflasi tetap menjadi ancaman. Keadaan ini membuat negara-negara perlu merancang kebijakan ekonomi strategis untuk mengantisipasi tantangan global.

"Ia berpotensi mengerem pertumbuhan ekonomi global, melalui berbagai kebijakan tarif dan ide-ide aneh seperti menjadikan Kanada provinsi ke-51, mengajak Greenland bergabung, dan menguasai Terusan Panama,” ujar, Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, mengutip Liputan6 Bisnis.

Pengaruh Tarif Baru terhadap Pasar Global

Donald Trump berencana menerapkan tarif baru pada impor dari berbagai negara, termasuk Tiongkok, Meksiko, dan Kanada. Tarif ini tidak hanya membebani negara mitra dagang, tetapi juga memicu kenaikan harga barang di AS. Inflasi yang dihasilkan dari kebijakan ini dapat menimbulkan tekanan tambahan pada perekonomian global.

Kebijakan tarif sering kali mengarah pada perang dagang, yang dapat merugikan semua pihak. Ekonom Ayhan Kose dari Bank Dunia menjelaskan bahwa pembatasan perdagangan cenderung membawa konsekuensi buruk, terutama bagi negara yang memberlakukannya. Dengan ketegangan geopolitik yang meningkat, risiko terhadap pasar global pun semakin besar.

Tarif baru ini juga berdampak pada sektor manufaktur dan komoditas. Permintaan yang melemah akibat perlambatan ekonomi global bisa memengaruhi harga komoditas, termasuk logam mulia seperti emas. 

"Meningkatnya ketegangan perdagangan antara negara-negara ekonomi utama merupakan salah satu kekhawatiran terbesar terhadap ekonomi global pada tahun 2025” terang, Wakil Kepala Ekonom Bank Dunia, Ayhan Kose, dikutip dari BBC.

Harga Emas: dari Penurunan ke Rekor Baru

Harga emas diperkirakan mengalami fluktuasi signifikan sepanjang tahun 2025. Editor TheGoldForecast.com, Gary Wagner, memproyeksikan emas dapat mencapai harga USD 3.000 per ons pada akhir tahun. Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan tarif yang diterapkan Trump.

Pada masa kepemimpinan sebelumnya, Trump sering kali menggunakan tarif untuk menekan negara-negara mitra dagang. Kebijakan ini menciptakan tekanan inflasi yang mendukung emas sebagai aset lindung nilai. Dengan perang di Ukraina dan konflik Timur Tengah yang masih berlangsung, emas tetap menjadi pilihan aman bagi investor.

Selain itu, potensi kebijakan moneter The Federal Reserve juga dapat memengaruhi harga emas. Suku bunga yang tetap tinggi menambah tekanan pada perekonomian, sehingga memperkuat daya tarik emas sebagai investasi jangka panjang.

"Saya melihat emas tidak hanya mencapai USD 2.800, tetapi angka saya telah mencapai sekitar USD 2.900, dengan level tertinggi USD 3.000. Yang menjadi dasar saya adalah berbagai tahapan kenaikan," kata editor TheGoldForecast.com, Gary Wagner, dalam pemberitaan Kitco News.

Implikasi terhadap Pasar Saham Indonesia: Berpotensi Merugikan?

Kekhawatiran terhadap kebijakan Donald Trump tidak hanya dirasakan di AS, tetapi juga di pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia. Pelaku pasar asing cenderung menarik dana dari saham-saham Blue Chip, terutama sektor perbankan, menjelang pelantikan Trump. Hal ini terlihat dari melemahnya beberapa saham perbankan di Bursa Efek Indonesia.

Tekanan tambahan berasal dari kenaikan yield obligasi AS dan pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini menciptakan sentimen negatif yang memengaruhi kepercayaan investor. Dalam jangka panjang, Indonesia perlu memperkuat stabilitas makroekonomi untuk menghadapi tantangan eksternal.

"Kenapa asing keluar? Karena menjelang kepemimpinan Donald Trump, pasar khawatir kebijakan Trump cenderung merugikan negara berkembang termasuk Indonesia," ucap, Ekonom dan Praktisi Pasar Modal Hans Kwee, merujuk ANTARA.

Strategi Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi

Untuk menghadapi dampak pelantikan Trump, negara-negara di dunia perlu menerapkan kebijakan ekonomi strategis. Bank Dunia menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan untuk mengurangi kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja. Negara-negara juga perlu meningkatkan investasi pada sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi.

Diversifikasi ekonomi menjadi salah satu kunci untuk mengurangi ketergantungan pada sektor tertentu. Selain itu, stabilitas kebijakan moneter dan fiskal juga penting untuk menjaga kepercayaan pasar. Dalam konteks ini, kerjasama internasional dapat membantu mengatasi tantangan global yang semakin kompleks.

Mengapa kebijakan tarif Donald Trump memengaruhi ekonomi global?

Tarif perdagangan yang tinggi meningkatkan biaya impor, menurunkan daya saing, dan memperlambat pertumbuhan global.

Bagaimana dampak tarif terhadap harga emas?

Tarif dapat menciptakan inflasi, meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai, sehingga mendorong kenaikan harga.

Apa risiko utama bagi pasar finansial di bawah Trump?

Risiko utama termasuk ketidakpastian kebijakan, ketegangan geopolitik, dan potensi perlambatan ekonomi global.

Apa langkah yang dapat diambil negara berkembang untuk menghadapi kebijakan Trump?

Negara berkembang dapat fokus pada diversifikasi ekonomi, meningkatkan stabilitas makroekonomi, dan memperkuat kerjasama internasional.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|