Sukabumi, 6 September 2025, - Di tengah dinamika kehidupan modern, masyarakat Indonesia mulai kembali menengok ke dalam: mencari ketenangan, keseimbangan, dan nilai-nilai luhur yang bisa tumbuh dari praktik sehari-hari. Salah satu tren yang kini berkembang di berbagai komunitas adalah memelihara ikan koi—bukan sekadar sebagai hobi, tetapi sebagai simbol ketekunan, keharmonisan, dan harapan dan selalu tumbuh sepanjang zaman.
Menurut Ruslan Raya/Mata Sosial, fenomena ini mencerminkan kebutuhan masyarakat akan ruang refleksi yang sederhana namun bermakna.
“Merawat koi adalah merawat ketenangan batin. Ia mengajarkan kita untuk sabar, konsisten, dan menghargai proses. Ini bukan sekadar estetika, tapi pendidikan karakter yang hidup, ” ujar Ruslan
Lebih lanjut, Ruslan menekankan bahwa kolam koi di halaman rumah dapat menjadi ruang pembelajaran lintas generasi.
“Di sana, anak-anak belajar tentang tanggung jawab, orang tua belajar tentang ketekunan, dan semua anggota rumah belajar tentang harmoni, ” tambahnya.
Dengan pendekatan yang sederhana dan berbasis kearifan lokal, Ruslan Raya/Mata Sosial mendorong masyarakat untuk memulai praktik pemeliharaan koi dengan langkah-langkah yang mudah diakses:
Membuat kolam yang memadai dan ramah lingkungan
Menjaga kualitas air dengan filter sederhana
Melakukan karantina ikan sebelum dimasukkan ke kolam utama
Menambahkan tanaman air sebagai penyeimbang ekosistem
Memberi pakan secukupnya dan teratur
“Saya melihat koi sebagai simbol dari nilai-nilai lokal yang perlu kita hidupkan kembali—kesederhanaan, keseimbangan, dan rasa syukur terhadap alam, ” tegas Ruslan.
Gerakan ini bukan hanya soal memelihara ikan, tetapi juga tentang membangun budaya yang menghargai kehidupan dan lingkungan. Dalam pandangan Mata Sosial, perubahan besar sering kali dimulai dari kolam kecil di halaman rumah.
“Ketika masyarakat mulai memelihara koi dengan kesadaran, mereka sedang membangun budaya yang menghargai kehidupan dan lingkungan. Ini adalah bentuk advokasi yang sunyi tapi berdampak, ” tutup Ruslan.