Liputan6.com, Jakarta Bayangkan tidak duduk sama sekali selama 5 hari penuh. Tidak di kursi makan, tidak di toilet, bahkan tidak di kursi mobil. Kelihatannya mustahil? Itulah yang dilakukan seorang pria bernama Lucas Ball dalam eksperimen ekstrem yang mengubah tubuhnya dengan cara yang tak terduga. Tantangan tidak duduk ini bukan hanya sekedar uji ketahanan fisik, tetapi juga mengungkap rahasia tubuh dalam menghadapi perubahan radikal dari kebiasaan sehari-hari.
Dalam dunia di mana kita menghabiskan rata-rata 10 jam sehari untuk duduk, Ball memutuskan untuk menantang status quo. Sementara para ahli kesehatan hanya merekomendasikan berdiri 2-4 jam per hari, dia memilih jalur ekstrem dengan tidak duduk sama sekali selama lima hari berturut-turut. Aturan tantangan tidak duduk ini sederhana namun brutal: berbaring hanya diperbolehkan selama delapan jam untuk tidur malam, sementara 16 jam sisanya harus dihabiskan dalam posisi berdiri atau bergerak – tanpa pengecualian.
Apa yang terjadi pada tubuh manusia ketika dipaksa untuk tidak duduk dalam waktu lama? Perubahan postur, tingkat energi, nafsu makan, bahkan bentuk tubuh – semuanya bertransformasi dengan cara yang mengejutkan. Ball, yang berusia 34 tahun, memulai eksperimen ini untuk menguji klaim bahwa duduk terlalu lama berkorelasi dengan obesitas dan berbagai masalah kesehatan seperti nyeri punggung, disfungsi tulang belakang, dan masalah vaskular. Namun, yang tidak dia duga adalah bagaimana tantangan tidak duduk ini akan membawanya pada penemuan yang mengejutkan tentang tubuhnya sendiri.
Lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Selasa (12/5).
Cuaca buruk akhir-akhir ini membuat masyarakat harus lebih waspada. Sekalipun berada di rumah sebagai tempat teraman, seperti terekam CCTV berikut. Awalnya 4 warga dan seorang anak tengah duduk di teras rumah, tiba-tiba muncul sambaran petir.
Persiapan untuk Tantangan Tidak Duduk
Untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan tidak duduk selama 5 hari, Ball memutuskan untuk membeli meja berdiri dari bambu. Keputusan ini ternyata sangat bijaksana karena membantu memudahkan transisi dari kebiasaan duduk ke berdiri saat bekerja. Meja berdiri menjadi salah satu peralatan penting yang mendukung kesuksesannya dalam menjalani tantangan ini.
Meskipun mengapresiasi bahwa tantangan ini dapat dilakukan secara mandiri tanpa memerlukan peralatan mahal, investasi untuk meja berdiri terbukti sangat bermanfaat. Ini menunjukkan bahwa untuk mengubah kebiasaan duduk menjadi tidak duduk dalam waktu lama membutuhkan beberapa penyesuaian dan alat bantu yang tepat. Meja berdiri tidak hanya membantu Ball tetap tegak selama bekerja, tetapi juga memberikan kenyamanan yang diperlukan.
Persiapan mental juga sama pentingnya dengan persiapan fisik untuk tantangan tidak duduk ini. Ball harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kelelahan dan ketidaknyamanan yang mungkin timbul. Dia juga harus merencanakan aktivitas hariannya dengan mempertimbangkan bahwa dia tidak akan duduk sama sekali, termasuk saat makan, menonton TV, atau melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan sambil duduk.
Selain meja berdiri, Ball tidak memerlukan peralatan khusus lainnya untuk menjalani tantangan ini. Ini menjadikan eksperimen tidak duduk selama 5 hari tersebut relatif mudah diikuti oleh siapa pun yang tertarik untuk mencobanya. Tantangan ini menarik karena kesederhanaannya, tetapi juga menantang karena membutuhkan disiplin dan ketahanan yang tinggi.
Produktivitas Meningkat
Salah satu temuan positif yang mengejutkan dari tantangan tidak duduk adalah peningkatan produktivitas. Ball menemukan bahwa dia lebih produktif saat berdiri untuk bekerja dibandingkan dengan kebiasaan duduknya sebelumnya. Dia menyadari bahwa ketika berdiri, dia tidak punya waktu untuk "beristirahat sejenak dan kemudian teralihkan" oleh hal-hal lain.
Produktivitas yang meningkat ini mungkin terkait dengan posisi tubuh yang lebih siaga dan fokus yang lebih baik saat berdiri. Ketika seseorang berdiri, aliran darah ke otak cenderung lebih baik, yang dapat meningkatkan fungsi kognitif dan konsentrasi. Ball bahkan memperkirakan bahwa produktivitasnya meningkat sekitar 30% saat bekerja dengan meja berdiri dibandingkan dengan kebiasaan duduknya yang biasa.
Di luar jam kerja, Ball berusaha untuk tetap bergerak guna mengalihkan perhatiannya dari kelelahan yang mulai merayap ke kaki dan kakinya. Dia menonton TV dan makan malam sambil berdiri, yang merupakan adaptasi yang cukup menantang. Kebiasaan baru ini memaksa tubuhnya untuk tetap aktif dan bergerak, bahkan saat melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan sambil duduk.
Selain itu, dia juga menjalankan tugas-tugas dengan berjalan kaki daripada mengemudi dan berusaha berolahraga tanpa duduk. Pendekatan ini tidak hanya membantu Ball tetap tegak selama tantangan, tetapi juga meningkatkan jumlah aktivitas fisik hariannya secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa tantangan tidak duduk dapat menjadi katalis untuk gaya hidup yang lebih aktif secara keseluruhan.
Tantangan Hari Ketiga
Hari ketiga menjadi titik balik dalam eksperimen tidak duduk Ball. "Itu benar-benar terasa di bagian bawah kaki dan telapak kaki. Saya merasa sangat sakit dan lelah, dan saya merasa postur tubuh saya saat berdiri mulai kendur," ungkap Ball. Ini menunjukkan bahwa meskipun berdiri lebih baik daripada duduk dalam banyak aspek, berdiri terlalu lama tanpa istirahat juga dapat menimbulkan masalah tersendiri.
Selain kelelahan fisik, Ball juga mengalami peningkatan nafsu makan yang signifikan. "Di atas semua ini, saya juga sangat lapar. Mungkin saya lapar karena membakar kalori ekstra, tetapi satu hal yang saya perhatikan adalah ketika saya makan, itu mengalihkan pikiran saya dari berdiri," tambahnya. Karena alasan ini, dia terus-menerus makan sepanjang hari untuk mengalihkan perhatian dari ketidaknyamanan berdiri.
Kelelahan yang dialami Ball pada hari ketiga menunjukkan bahwa tubuh membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan drastis seperti tidak duduk sama sekali. Meskipun berdiri lebih banyak dapat bermanfaat untuk kesehatan, transisi yang terlalu cepat tanpa periode adaptasi yang memadai dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan. Ini menekankan pentingnya pendekatan bertahap dalam mengubah kebiasaan duduk.
Pada malam hari, Ball tidak sabar menunggu waktu delapan jam yang diizinkan untuk berbaring. Namun, tidurnya memburuk karena kakinya terasa sangat tidak nyaman. Dia menghabiskan berjam-jam berguling-guling sambil mencoba meregangkan kakinya. Ini menunjukkan bahwa tantangan tidak duduk dapat berdampak negatif pada kualitas tidur jika tubuh mengalami kelelahan ekstrem atau ketidaknyamanan.
Perubahan Fisik yang Terjadi
Setelah lima hari menjalani tantangan tidak duduk, Ball memperhatikan beberapa perubahan fisik pada tubuhnya. Dia menyadari bahwa posturnya mulai membungkuk, terutama di bagian punggung atas. "Sepertinya saya mulai benar-benar membentuk posisi membungkuk ini, terutama di punggung bagian atas," jelasnya. Ini menunjukkan bahwa berdiri terlalu lama tanpa teknik yang tepat dapat menyebabkan masalah postur baru.
Namun, ada juga perubahan positif yang dicatat. Ball memperhatikan bahwa dia mendapatkan kembali lebih banyak kurva di tulang belakang bagian bawahnya, yang seharusnya memang ada. Ini menunjukkan bahwa tidak duduk mungkin membantu mengembalikan kurva alami tulang belakang yang sering hilang karena duduk berkepanjangan. Selain itu, punggungnya juga terlihat lebih menonjol, mungkin karena perubahan postur dan distribusi berat badan.
Selain perubahan postur, Ball juga mengalami nyeri pada pinggul dan lututnya. Ini adalah efek samping yang umum dari berdiri terlalu lama tanpa istirahat yang memadai. Tekanan konstan pada sendi-sendi ini dapat menyebabkan peradangan dan ketidaknyamanan, terutama bagi seseorang yang tidak terbiasa berdiri dalam waktu yang lama. Ini menunjukkan bahwa meskipun duduk berkepanjangan dapat berbahaya, berdiri tanpa henti juga bukan solusi ideal.
Menariknya, meskipun aktivitas fisiknya meningkat, Ball justru bertambah berat satu pound selama tantangan tersebut. Ini kemungkinan disebabkan oleh kebiasaan makan yang meningkat untuk mengalihkan perhatian dari rasa sakit akibat tidak duduk. Ini mengingatkan bahwa perubahan kebiasaan fisik harus diimbangi dengan perhatian terhadap pola makan untuk mencapai hasil kesehatan yang optimal.
Manfaat untuk Pencernaan
Terlepas dari beberapa tantangan yang dihadapi selama eksperimen tidak duduk, Ball melaporkan bahwa pencernaannya menjadi "lebih cepat dan lebih lancar." Ini adalah temuan positif yang signifikan yang menunjukkan manfaat potensial dari mengurangi waktu duduk untuk kesehatan pencernaan. Peningkatan gerakan dan aktivitas fisik dapat membantu mempercepat proses pencernaan dan mengurangi risiko sembelit.
Sistem pencernaan yang lebih efisien dapat dikaitkan dengan peningkatan mobilitas selama tantangan tidak duduk. Ketika seseorang berdiri dan bergerak lebih banyak, otot-otot perut dan usus cenderung lebih aktif, yang dapat membantu mendorong makanan melalui sistem pencernaan dengan lebih efisien. Ini kontras dengan duduk berkepanjangan, yang dapat memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan berbagai masalah pencernaan.
Manfaat pencernaan ini mungkin juga terkait dengan peningkatan aliran darah ke organ-organ pencernaan saat berdiri. Posisi berdiri dapat membantu mengurangi tekanan pada perut dan memungkinkan organ-organ pencernaan berfungsi secara optimal. Ini menunjukkan bahwa meskipun tidak duduk secara ekstrem seperti yang dilakukan Ball mungkin tidak praktis untuk kebanyakan orang, meningkatkan waktu berdiri dan mengurangi duduk berkepanjangan dapat memberikan manfaat kesehatan pencernaan.
Perbaikan dalam fungsi pencernaan ini merupakan salah satu manfaat kesehatan yang paling cepat terlihat dari tantangan tidak duduk. Bahkan dalam waktu singkat lima hari, Ball dapat merasakan perbedaan yang signifikan dalam sistem pencernaannya. Ini menunjukkan bahwa bahkan perubahan jangka pendek dalam kebiasaan duduk dapat memiliki dampak positif pada kesehatan pencernaan.
Pembelajaran dan Keputusan Akhir
Setelah lima hari menjalani tantangan tidak duduk, Ball memutuskan untuk mengakhiri eksperimen lebih awal dari rencana seminggu penuh. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan manfaat dan risiko dari tantangan tersebut. Meskipun ada beberapa manfaat yang signifikan, ketidaknyamanan fisik dan gangguan tidur menjadi terlalu berat untuk dilanjutkan.
Berdasarkan pengalamannya, Ball memutuskan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih seimbang terhadap waktu berdiri dan duduk. "Apa yang saya pikir akan saya lakukan mulai sekarang adalah berdiri, mungkin seperti hal pertama ketika saya pergi bekerja di komputer selama beberapa jam. Ketika saya mulai merasa lelah, kita akan mengeluarkan meja itu," kata Ball sebelum akhirnya duduk kembali. Ini menunjukkan pentingnya mendengarkan tubuh dan menemukan keseimbangan yang tepat.
Eksperimen Ball menunjukkan bahwa meskipun mengurangi waktu duduk sangat penting untuk kesehatan, pendekatan ekstrem seperti tidak duduk sama sekali mungkin tidak berkelanjutan atau bahkan kontraproduktif dalam jangka panjang. Sebuah pendekatan yang lebih moderat, seperti alternating antara duduk dan berdiri, serta mengambil istirahat gerakan reguler, mungkin lebih efektif dan berkelanjutan untuk sebagian besar orang.
Penelitian juga mendukung pendekatan seimbang ini. Ada pro dan kontra dari meja berdiri - penelitian menunjukkan bahwa mereka dapat memperbaiki postur, membantu mengatur gula darah dan meningkatkan fokus. Namun, mereka juga dapat meningkatkan kelelahan dan risiko pengembangan varises. Berdiri saja tidak cukup - para ahli merekomendasikan untuk mengambil istirahat gerakan sepanjang hari untuk meningkatkan sirkulasi dan mengurangi kekakuan.