Panduan Membedakan Ular Hijau Berbisa dan Tidak Berbisa agar Tidak Salah Tindakan

5 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Panduan membedakan ular hijau berbisa dan tidak berbisa agar tidak salah tindakan penting dipahami, mengingat ular hijau sering dijumpai di lingkungan tropis Indonesia. Warna tubuhnya yang mencolok dan bentuk ramping kerap menimbulkan kepanikan, padahal tidak semua ular hijau berbahaya. Banyak di antaranya justru tidak berbisa dan berperan menjaga ekosistem dengan memangsa hama seperti tikus atau serangga. Sayangnya, kemiripan fisik antarspesies sering membuat orang sulit membedakan, sehingga muncul tindakan yang salah dan berisiko.

Karena itu, memahami perbedaan ular hijau berbisa dan tidak berbisa menjadi hal penting bagi siapa pun, baik di desa maupun di kota. Artikel ini akan menjelaskan ciri fisik, perilaku, dan habitatnya, serta langkah aman saat bertemu ular. Dengan bekal pengetahuan ini, kamu dapat bertindak tenang dan bijak tanpa perlu melukai ular yang sebenarnya tidak berbahaya.

Promosi 1

1. Bentuk Kepala: Segitiga vs Oval 

Ciri paling mudah dikenali dari ular berbisa adalah bentuk kepalanya. Ular hijau berbisa, seperti ular hijau ekor merah (Trimeresurus albolabris) atau ular hijau Sumatra (Trimeresurus sumatranus), memiliki kepala berbentuk segitiga yang jelas. Bentuk ini disebabkan oleh keberadaan kelenjar bisa besar di belakang mata, membuat sisi kepala tampak menonjol. Sebaliknya, ular hijau tidak berbisa, seperti ular pucuk (Ahaetulla prasina), memiliki kepala lonjong atau oval yang tampak lebih menyatu dengan leher.

Namun, perlu diingat bahwa tidak semua ular dengan kepala segitiga otomatis berbisa, karena beberapa ular non-venomous bisa menggelembungkan kepalanya untuk meniru bentuk segitiga saat merasa terancam. Jadi, perhatikan pula ciri lainnya sebelum mengambil kesimpulan.

2. Warna Tubuh dan Corak

Warna tubuh ular hijau berbisa umumnya lebih mencolok dengan gradasi hijau terang, kadang disertai garis atau belang merah, kuning, atau putih di sisi tubuh. Misalnya, ular hijau ekor merah memiliki ekor berwarna kemerahan yang menjadi tanda khasnya. Sementara itu, ular hijau tidak berbisa biasanya memiliki warna hijau daun polos atau kehijauan kekuningan tanpa corak mencolok.

Namun, jangan hanya mengandalkan warna karena pencahayaan alami bisa menipu. Di alam terbuka, warna ular sering menyesuaikan dengan lingkungan sekitar untuk berkamuflase. Gunakan warna hanya sebagai petunjuk tambahan, bukan satu-satunya acuan.

3. Bentuk Mata dan Pupil

Perhatikan bentuk mata ular. Ular hijau berbisa biasanya memiliki pupil mata berbentuk vertikal (seperti mata kucing), tanda bahwa ia merupakan predator aktif pada malam hari. Sedangkan ular hijau tidak berbisa memiliki pupil bulat sempurna, menandakan ia lebih aktif di siang hari dan cenderung tidak agresif.

Cara ini cukup akurat jika kamu bisa mengamati dari jarak aman. Namun, hindari mendekat terlalu dekat hanya untuk melihat bentuk mata, terutama jika kamu belum yakin jenisnya berbisa atau tidak. Gunakan senter dari jauh atau kamera zoom untuk mengamati.

4. Perilaku saat Terancam

Perbedaan mencolok lainnya terletak pada reaksi ketika merasa terganggu. Ular hijau berbisa cenderung menggulung tubuh dan mendongakkan kepala siap menyerang, sambil membuka mulut dan menunjukkan taringnya. Gerakannya cepat, agresif, dan tidak ragu menggigit jika merasa terpojok. Sementara itu, ular hijau tidak berbisa biasanya lebih defensif—ia akan menegakkan kepala, meniru sikap siap menyerang, tapi jarang benar-benar menggigit kecuali dipegang.

Ular pucuk, misalnya, akan menegangkan tubuh dan membuka mulutnya lebar-lebar untuk menakuti musuh, padahal sebenarnya tidak berbahaya. Memahami perbedaan reaksi ini membantu kamu mengambil keputusan: menjauh perlahan tanpa provokasi adalah langkah terbaik.

5. Habitat dan Lokasi Ditemukan

Habitat bisa menjadi petunjuk penting. Ular hijau berbisa seperti Trimeresurus umumnya ditemukan di area lembap, hutan, semak lebat, atau sekitar sungai, terutama di malam hari karena mereka aktif berburu pada waktu itu. Sebaliknya, ular hijau tidak berbisa seperti ular pucuk sering ditemukan di pepohonan, kebun, atau halaman rumah yang banyak tanaman tinggi. Mereka lebih suka berdiam di cabang pohon dan jarang turun ke tanah.

Jika kamu menemukan ular hijau di siang hari yang tampak menggantung di ranting atau daun, besar kemungkinan itu bukan ular berbisa. Tapi tetap jaga jarak dan jangan mencoba menangkapnya.

6. Struktur Tubuh dan Gerakan

Ular hijau berbisa biasanya memiliki tubuh yang lebih gemuk dan padat, dengan gerakan cenderung lambat dan terukur. Ini karena mereka mengandalkan kekuatan bisa, bukan kecepatan, untuk melumpuhkan mangsa. Sedangkan ular hijau tidak berbisa cenderung lebih ramping, panjang, dan lincah. Ular pucuk, contohnya, bahkan memiliki tubuh pipih menyerupai daun agar mudah berkamuflase di pepohonan.

Jika kamu melihat ular hijau yang bergerak lincah dan melata cepat di dahan, kemungkinan besar itu jenis yang tidak berbisa. Namun tetap hindari kontak langsung karena semua ular bisa menggigit jika merasa terancam.

7. Tanda Peringatan dari Alam

Alam sebenarnya memberi “kode” untuk membedakan ular berbahaya dan tidak. Ular berbisa cenderung menunjukkan warna kontras dan gerakan memperingatkan sebelum menyerang. Mereka bisa mendesis keras atau menggoyang ekor untuk menakuti. Sebaliknya, ular tidak berbisa lebih banyak mengandalkan kamuflase dan diam membeku agar tidak terlihat.

Jadi, jika kamu melihat ular hijau dengan ekor kemerahan, kepala segitiga, pupil vertikal, dan perilaku agresif—segera menjauh. Jangan mencoba mengusir dengan benda tajam atau memukulnya. Biarkan ular pergi sendiri, atau hubungi petugas pemadam kebakaran atau komunitas penyelamat satwa untuk menanganinya.

Langkah Aman Jika Bertemu Ular Hijau

  • Jangan panik. Diam dan amati dari jarak aman (setidaknya 2–3 meter).
  • Jangan menyentuh atau memukul. Gerakan agresif bisa memicu serangan.
  • Amati ciri-ciri penting seperti bentuk kepala, warna, dan perilaku.
  • Jika masuk rumah, arahkan keluar dengan sapu panjang tanpa kontak langsung.
  • Jika tergigit, segera cari pertolongan medis—jangan diisap atau diikat, karena cara itu berisiko memperparah luka.

Membedakan ular hijau berbisa dan tidak berbisa membutuhkan ketelitian, tetapi dengan mengenali bentuk kepala, warna tubuh, pola mata, dan perilakunya, kamu bisa menilai dengan lebih aman. Ingat, tidak semua ular adalah ancaman—banyak di antaranya justru membantu menjaga ekosistem dari hama. Kuncinya adalah tetap tenang, waspada, dan tidak melakukan tindakan ekstrem. Dengan pengetahuan ini, kamu bisa melindungi diri sekaligus berperan dalam menjaga keseimbangan alam di sekitar tempat tinggalmu.

Pertanyaan Umum Seputar Topik

1. Apakah semua ular hijau di Indonesia berbisa?

Tidak. Hanya beberapa spesies seperti Trimeresurus albolabris (ular hijau ekor merah) yang berbisa, sedangkan lainnya tidak berbahaya.

2. Bagaimana cara paling mudah mengenali ular hijau berbisa?

Perhatikan bentuk kepala yang segitiga, ekor yang lebih pendek dan gemuk, serta mata beriris vertikal seperti kucing.

3. Apakah ular hijau tidak berbisa bisa menggigit?

Bisa, tapi gigitannya tidak beracun. Biasanya hanya menimbulkan luka kecil atau iritasi ringan.

4. Apa yang harus dilakukan jika melihat ular hijau di rumah?

Jangan panik. Jauhkan diri, amati dari jarak aman, lalu panggil petugas pemadam atau komunitas penyelamat satwa untuk mengevakuasi.

5. Apakah warna hijau terang selalu menandakan ular berbisa?

Tidak selalu. Warna tubuh bukan satu-satunya indikator, karena beberapa ular tak berbisa juga memiliki warna hijau mencolok untuk kamuflase.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|