Liputan6.com, Jakarta Dunia paleontologi dikejutkan dengan penemuan fosil makhluk bermata 3 yang menjadi bukti keberagaman kehidupan laut pada masa Periode Kambrium. Penemuan fosil makhluk bermata 3 ini menambah daftar panjang makhluk purba yang memiliki anatomi unik dan tidak lazim dibandingkan dengan hewan modern. Para ilmuwan mengungkapkan bahwa fosil makhluk bermata 3 tersebut memiliki struktur tubuh yang lebih kompleks dari yang diduga sebelumnya, mengubah pemahaman kita tentang evolusi arthropoda.
Penelitian terbaru mengenai fosil makhluk bermata 3 ini dipublikasikan pada jurnal Royal Society Open Science pada 13 Mei 2025. Diberi nama Mosura fentoni, makhluk laut bermata 3 ini hidup lebih dari 500 juta tahun yang lalu dan menjadi predator yang aktif mengejar mangsa di lautan Kambrium. Meski terlihat asing dengan tiga matanya, fosil makhluk bermata 3 ini justru memiliki fitur anatomi yang menunjukkan hubungan dengan hewan-hewan modern.
Fosil makhluk bermata 3 yang dijuluki "ngengat laut" ini pertama kali ditemukan oleh paleontolog Charles Walcott, yang juga menemukan Burgess Shale di Pegunungan Rocky Kanada pada tahun 1909. Belakangan ini, puluhan spesimen fosil makhluk bermata 3 tambahan telah ditemukan oleh tim dari Royal Ontario Museum di Toronto, memberikan kesempatan bagi para peneliti untuk mempelajari anatomi makhluk ini dengan lebih mendalam.
Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Royal Society Open Science, pada Rabu (14/5).
Anatomi Unik Mosura fentoni
Meskipun fosil makhluk bermata 3 Mosura fentoni hanya berukuran sekitar 6,3 cm (2,5 inci), tubuhnya terbagi menjadi 26 segmen yang terspesialisasi. Penemuan ini sangat mengejutkan para peneliti karena berbeda dengan anggota radiodont lainnya yang memiliki struktur tubuh relatif sederhana. Joseph Moysiuk, seorang paleontolog yang mempelajari fosil-fosil dari Marble Canyon, menyatakan bahwa jumlah segmen dan diferensiasinya belum pernah terlihat sebelumnya pada kelompok hewan ini.
Selain tiga mata yang menjadi ciri khasnya, Mosura fentoni memiliki sepasang cakar berduri untuk menangkap mangsa dan mulut berbentuk lingkaran yang dipenuhi gigi untuk menyelesaikan tugasnya sebagai predator. Makhluk ini juga memiliki sirip berenang yang lebar mirip sayap (yang menjadi alasan julukan "ngengat laut"), serta batang tubuh yang sangat tersegmentasi di bagian belakang tubuhnya yang dipenuhi dengan insang.
Menurut para peneliti, struktur batang tubuh tersebut menyerupai struktur seperti perut yang dimiliki oleh kepiting tapal kuda, kutu kayu, dan beberapa serangga untuk bernapas. Pengoptimalan asupan oksigen ini sangat penting bagi predator aktif seperti Mosura, yang harus mengejar mangsa kecil di perairan terbuka dan juga harus cepat menghindar dari predator yang lebih besar seperti Anomalocaris yang panjangnya mencapai dua kaki atau Titanokorys yang berbentuk seperti pesawat luar angkasa.
Para ilmuwan juga mengamati fitur anatomi lain yang menarik pada Mosura, termasuk bercak gelap dan reflektif di dalam tubuh dan sirip berenangnya. Tim peneliti berhipotesis bahwa ini merupakan lacunae: rongga internal yang menampung darah setelah dipompa keluar dari jantung berbentuk tabung. Namun, tidak semua peneliti yakin bahwa tanda-tanda ini mewakili kantong darah yang menjadi fosil. Menurut Joanna Wolfe, seorang paleontolog di Universitas Harvard yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini, mereka mungkin mewakili fitur lain, seperti kelenjar usus.
Proses Penelitian dan Penemuan
Untuk mempelajari anatomi Mosura secara detail, Dr. Moysiuk bekerja sama dengan penasehatnya di Royal Ontario Museum, Jean-Bernard Caron, untuk memeriksa sekitar 60 spesimen ngengat laut. Seperti makhluk Burgess Shale lainnya, banyak spesimen Mosura yang terawetkan dengan baik, mempertahankan fitur-fitur seperti saluran pencernaan dan sistem peredaran darah. Beberapa bahkan memiliki jejak bundel saraf di masing-masing dari tiga mata makhluk tersebut.
Tim peneliti memotret spesimen Mosura di bawah cahaya terpolarisasi untuk menangkap anatomi detail dari fosil yang pipih. Teknik pencitraan khusus ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi struktur internal yang mungkin tidak terlihat dengan metode pencitraan konvensional. Hal ini sangat penting untuk memahami fitur-fitur kompleks dari makhluk yang hidup ratusan juta tahun yang lalu.
Karena tidak ada radiodont lain yang memiliki batang tubuh terspesialisasi seperti itu, para peneliti menempatkan Mosura dalam kelompoknya sendiri. Dan alih-alih menamakan hewan itu merujuk pada ikan kartun bermata tiga Blinky dari "The Simpsons", tim tersebut mengambil inspirasi dari referensi budaya pop lainnya, yaitu Mothra, musuh bersayap Godzilla. Menurut Dr. Moysiuk, nama tersebut merupakan penghormatan baik kepada julukan makhluk tersebut maupun kepada popularitas makhluk Burgess Shale yang bertahan lama di Jepang.
Meskipun beberapa fitur Mosura mungkin masih diperdebatkan secara ilmiah, Dr. Caron berpendapat bahwa segmen-segmen tubuh makhluk laut kuno ini memperjelas hubungannya dengan arthropoda yang masih hidup hingga saat ini. "Ini memang hewan yang sangat aneh," katanya, "tapi mungkin tidak seaneh penampilannya pada awalnya." Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi arthropoda dan menunjukkan bahwa spesialisasi segmen tubuh mungkin telah berkembang jauh lebih awal daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Signifikansi Penemuan untuk Evolusi Arthropoda
Ciri khas arthropoda yang masih hidup adalah pembagian tubuh mereka menjadi bagian-bagian terspesialisasi. Sebagai contoh, krustasea seperti kepiting memiliki anggota tubuh yang berbeda yang disesuaikan untuk melakukan fungsi tertentu seperti makan atau berjalan. Fosil-fosil banyak nenek moyang arthropoda awal, termasuk radiodont lainnya, mengungkapkan struktur tubuh yang relatif sederhana. Oleh karena itu, para peneliti telah lama mengusulkan bahwa segmentasi membutuhkan waktu lama untuk berevolusi.
Mosura menentang tren ini. Meskipun ukurannya relatif kecil, tubuh makhluk ini sudah terbagi menjadi segmen-segmen berbeda dengan fungsi khusus. Penemuan ini mengubah pemahaman kita tentang kapan dan bagaimana arthropoda mengembangkan tubuh tersegmentasi yang menjadi ciri khas kelompok ini. Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas anatomi mungkin telah muncul jauh lebih awal dalam evolusi arthropoda daripada yang diduga sebelumnya.
Fosil-fosil Mosura yang terawetkan dengan baik memberikan jendela yang langka ke dalam fisiologi dan anatomi internal makhluk laut Kambrium. Keberadaan struktur seperti saluran pencernaan, sistem peredaran darah, dan bahkan bundel saraf yang masih terlihat memungkinkan para peneliti untuk merekonstruksi tidak hanya penampilan eksternal makhluk ini, tetapi juga bagaimana fungsi internal tubuhnya. Tingkat preservasi yang luar biasa ini membantu ilmuwan memahami dengan lebih baik bagaimana makhluk-makhluk awal ini hidup dan beradaptasi.
Studi tentang Mosura dan makhluk-makhluk Burgess Shale lainnya terus memberikan wawasan tentang "Ledakan Kambrium" - periode sekitar 541 juta tahun lalu ketika hampir semua phylum hewan utama muncul dalam rekaman fosil. Penemuan-penemuan seperti fosil makhluk bermata 3 ini membantu para ilmuwan menyusun kembali pohon kehidupan dan memahami bagaimana kehidupan berkembang dari bentuk-bentuk sederhana menjadi keanekaragaman kompleks yang kita lihat hari ini.