Perbedaan Anak Ular Kobra dan Ular Weling yang Sering Muncul di Kebun, Waspada saat Musim Hujan

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Kemunculan ular di kebun atau sekitar rumah seringkali menimbulkan kekhawatiran, terutama saat musim hujan tiba. Lingkungan lembap dan genangan air mendorong ular mencari tempat berlindung yang lebih kering, termasuk ke dalam permukiman manusia. Memahami jenis ular yang mungkin ditemui di area sekitar hunian menjadi penting untuk tindakan pencegahan dan keselamatan keluarga.

Dua jenis ular berbisa yang sering muncul di kebun adalah ular kobra (Naja sputatrix) dan ular weling (Bungarus candidus). Kedua spesies ini memiliki potensi bahaya yang tinggi, bahkan sejak usianya baru menetas. Namun, identifikasi anakan kedua ular ini seringkali menjadi tantangan karena ukuran tubuhnya yang kecil dan pola warna yang mungkin belum sepenuhnya berkembang.

Tetapi melalui panduan berikut, Anda akan kami berikan informasi tentang ciri paling umum yang dimungkinkan ditemukan di dua jenis ular tersebut. Simak informasi selengkapnya berikut, dirangkum Liputan6, Senin (1/12).

Ukuran Tubuh Ular Kobra dan Weling saat Masih Anakan

Dirujuk dari situs AZ Animals, bentuk anakan dari kedua jenis ular ini sebenarnya tidak berbeda jauh. Anakan ular kobra memiliki panjang tubuh sekitar 20 hingga 30 sentimeter saat baru menetas, dan saat sudah dewasa panjangnya bisa mencapai 1,85 meter.

Sementara, anakan ular weling memiliki panjang tubuh sekitar 27 hingga 29 sentimeter ketika menetas. Ukuran ini serupa dengan anakan kobra, sehingga memerlukan perhatian pada ciri lain untuk identifikasi. Ular weling dewasa dapat tumbuh hingga panjang 155 sentimeter.

Tubuh ular weling umumnya ramping, karakteristik yang membedakannya dari beberapa jenis ular lain. Namun, ular weling akan memiliki tubuh hingga maksimal 75 inci atau 190 cm saat mereka dewasa yang merupakan standar umum jenis predator ini.

Pola Warna dan Corak pada Tubuh

Terkait warna, baik anakan ular kobra maupun weling hampir selalu memiliki pola sama. Yakni, karakternya masih belum bisa dilihat secara jelas jika baru saja menetas dari telur. Dalam laman pengendalian hewan liar, Support Wild, dikatakan bahwa ular apapun kebanyakan segera setelah mereka menetas, warnanya cenderung cerah dan sedikit putih. Ini merupakan cara alami mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Namun, dalam beberapa hari, warnanya akan terlihat jelas. Anakan ular kobra memiliki variasi warna dasar yang meliputi hitam, coklat, atau abu-abu. Beberapa anakan kobra dapat menunjukkan pola cincin atau bercak pada tubuhnya. Kobra dewasa umumnya memiliki warna hitam mengilap dengan bagian leher bawah yang terang.

Anakan ular weling memiliki pola belang hitam dan putih yang sangat mencolok di sepanjang tubuhnya. Pola belang ini seringkali tidak simetris, memberikan tampilan yang khas. Bagian perut ular weling umumnya berwarna putih polos tanpa adanya corak. Pola belang hitam pada ular weling akan semakin menyempit ke arah ekor. Kontras warna yang jelas antara hitam dan putih pada tubuh weling menjadi ciri pembeda utama.

Bentuk Kepala dan Mata

Anakan ular kobra memiliki bentuk kepala yang agak jorong dan sedikit lebih besar dibandingkan lehernya. Mata anakan kobra berukuran sedang dengan pupil berbentuk bundar. Ciri khas ular kobra adalah kemampuannya untuk mengembangkan tudung kepala, yang sudah dimiliki sejak menetas.

Anakan ular weling memiliki kepala yang relatif kecil, berbentuk bulat atau oval. Bentuk kepala ini hampir menyatu dengan lehernya tanpa perbedaan yang signifikan. Matanya berukuran kecil dengan pupil berbentuk bulat.

Perbedaan bentuk kepala dan mata ini merupakan indikator penting dalam membedakan anakan kobra dan weling. Kepala weling yang lonjong dan menyatu dengan badan berbeda dengan kepala kobra yang dapat melebar saat mengembangkan tudung.

Perilaku dan Kebiasaan

Anakan ular kobra menunjukkan perilaku defensif sejak lahir. Mereka memiliki insting untuk mempertahankan diri dan dapat mengembangkan tudung serta menunjukkan postur mengancam jika merasa terancam. Anakan kobra dapat aktif baik pada siang maupun malam hari.

Anakan ular weling dikenal sebagai hewan nokturnal, yang berarti aktivitas utamanya dilakukan pada malam hari. Pada siang hari, ular weling cenderung lebih pasif dan sering bersembunyi atau beristirahat di tempat-tempat yang gelap dan lembap.

Perbedaan perilaku ini memberikan petunjuk penting. Kobra menunjukkan postur mengancam dengan tudung, sementara weling cenderung menyembunyikan kepala. Pemahaman terhadap pola aktivitas harian juga membantu dalam mengidentifikasi jenis ular yang mungkin ditemui.

Habitat dan Preferensi Lingkungan

Anakan ular kobra memiliki habitat yang sama dengan induknya. Habitat kobra bervariasi, mulai dari area hutan hingga pemukiman padat warga. Ular kobra Jawa ditemukan di dataran rendah hingga ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.

Anakan ular weling hidup di dataran rendah hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Habitat utamanya meliputi hutan, hutan mangrove, semak belukar, perkebunan, dan lahan pertanian. Ular weling juga sering ditemukan di sekitar permukiman manusia.

Kedua jenis ular ini dapat ditemukan di kebun atau pekarangan rumah, terutama saat musim hujan. Kehadiran sumber makanan seperti tikus dan katak di permukiman juga menarik kedua jenis ular ini.

Tingkat Bahaya dan Jenis Bisa

Anakan ular kobra sudah memiliki bisa yang mematikan sejak menetas. Bisa anakan kobra mengandung neurotoksin yang menyerang saraf dan hemotoksin yang merusak jaringan tubuh. Racun ini dapat menyebabkan kelumpuhan otot dan gagal napas.

Anakan ular weling termasuk jenis ular berbisa tinggi dan mematikan. Bisanya bersifat neurotoksin kuat yang menyerang sistem saraf pusat. Gigitan ular weling berpotensi memicu kelumpuhan otot dan kegagalan pernapasan yang fatal.

Kedua jenis ular ini memiliki bisa yang sangat berbahaya, sehingga memerlukan kewaspadaan tinggi. Penanganan medis segera merupakan faktor penentu keselamatan korban gigitan.

Langkah Penanganan Awal dan Pencegahan

Jika terjadi gigitan ular, langkah pertama adalah menjauhkan diri dari ular tersebut untuk menghindari gigitan tambahan. Korban harus tetap tenang dan meminimalkan gerakan agar racun tidak menyebar lebih cepat. Posisikan bagian tubuh yang tergigit di bawah level jantung untuk membantu mengurangi penyebaran racun.

Pencegahan ular masuk ke kebun atau rumah menjadi penting, terutama saat musim hujan. Ular sering masuk ke rumah karena mencari tempat berlindung dari genangan air dan mencari kehangatan dari suhu dingin.

Beberapa langkah pencegahan meliputi memangkas tanaman yang terlalu rimbun di sekitar rumah, menutup celah atau lubang di rumah, serta memastikan pintu dan jendela terpasang rapat.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Perbedaan Anak Ular Kobra dan Ular Weling yang Sering Muncul di Kebun

Q: Apakah anak ular kobra sudah berbisa?

A: Ya, anak ular kobra sudah memiliki bisa yang mematikan sejak menetas.

Q: Bagaimana cara membedakan ular berbisa dan tidak berbisa?

A: Perhatikan bentuk kepala, pola warna, dan perilaku untuk membedakan.

Q: Apa yang harus dilakukan jika bertemu ular di kebun?

A: Jaga jarak aman dan cari pertolongan dari ahli penanganan ular.

Q: Mengapa ular sering muncul saat musim hujan?

A; Ular mencari tempat berlindung dari genangan air dan mengikuti mangsa.

Q: Apakah ular weling lebih berbahaya dari kobra?

A: Bisa ular weling lebih kuat dibandingkan kobra, dengan tingkat kematian tinggi.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|