Prediksi Puncak Musim Kemarau 2025, Juni Siap-Siap Mulai Terik

4 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta Indonesia bersiap menghadapi musim kemarau yang diprediksi mencapai puncaknya pada Juni hingga Agustus 2025. Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini diprediksi bersifat normal di sebagian besar wilayah, meskipun ada beberapa daerah yang akan mengalami kondisi lebih kering dari biasanya.

BMKG menyebutkan bahwa pola cuaca tahun ini tidak akan terlalu dipengaruhi oleh fenomena El Niño maupun La Niña. Dengan kondisi iklim yang cenderung netral, kemarau tahun ini diperkirakan akan berlangsung seperti pola iklim tahun 2024. Namun, beberapa daerah perlu mewaspadai potensi kekeringan, terutama wilayah yang mengalami musim kemarau di bawah normal.

Sejumlah sektor, mulai dari pertanian, lingkungan, hingga sumber daya air, diimbau untuk menyesuaikan strategi menghadapi musim kemarau ini. Bagaimana rincian prediksi BMKG mengenai kemarau tahun ini? Berikut ulasannya, dirangkum Liputan6, Sabtu (15/3).

Promosi 1

Prediksi BMKG: Puncak Kemarau 2025 Terjadi Juni-Agustus

BMKG mengungkapkan bahwa puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung antara bulan Juni hingga Agustus 2025. Wilayah yang akan mengalami kemarau pada periode normal mencakup sebagian besar Sumatera, Jawa bagian timur, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Di sisi lain, ada beberapa wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih awal atau lebih lambat dibandingkan dengan kondisi biasanya. Beberapa daerah, seperti Kalimantan bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, diperkirakan akan mengalami kemarau yang datang lebih lambat.

Sebaliknya, wilayah yang akan mengalami kemarau lebih awal termasuk sebagian kecil wilayah Aceh, Lampung, dan Papua bagian tengah. Dengan kondisi ini, masyarakat diharapkan untuk mulai mempersiapkan diri menghadapi potensi suhu panas dan kekeringan dalam beberapa bulan ke depan.

“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), maka Awal Musim Kemarau 2025 di Indonesia diprediksi terjadi pada periode waktu yang sama dengan normalnya pada 207 ZOM (30%), MUNDUR pada 204 ZOM (29%), dan MAJU pada 104 ZOM (22%),” kata Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengutip bmkg.go.id

Daerah yang Diprediksi Alami Musim Kemarau Lebih Kering

BMKG mencatat bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mengalami kemarau dengan curah hujan yang lebih rendah dari rata-rata normalnya. Wilayah yang diprediksi mengalami kemarau lebih kering antara lain:

Sumatera bagian utaraSebagian kecil Kalimantan BaratSulawesi bagian tengahMaluku UtaraPapua bagian selatanKondisi ini dapat berpotensi menyebabkan kekeringan lebih parah dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, langkah-langkah mitigasi, seperti pengelolaan sumber daya air yang lebih baik dan antisipasi kebakaran hutan serta lahan, perlu dipersiapkan sejak dini.

“Puncak musim kemarau 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juni, pada Juli dan pada Agustus 2025,” kata Dwikorita.

Faktor Cuaca Global dan Dampaknya terhadap Kemarau 2025

BMKG menjelaskan bahwa musim kemarau 2025 tidak akan terlalu dipengaruhi oleh fenomena cuaca global seperti El Niño atau La Niña. Saat ini, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik berada dalam kondisi netral, yang berarti tidak ada pola cuaca ekstrem yang mendominasi jalannya musim kemarau tahun ini.

Selain itu, fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di Samudra Hindia juga berada dalam kondisi netral. Dengan tidak adanya pengaruh dari kedua fenomena tersebut, pola musim kemarau di Indonesia cenderung berjalan sesuai dengan pola klimatologis yang sudah diprediksi sebelumnya.

Kendati demikian, bukan berarti semua wilayah akan mengalami kemarau yang sama. Beberapa daerah masih berpotensi menerima curah hujan lebih tinggi dari biasanya, terutama di wilayah dengan sifat musim kemarau di atas normal.

“Jadi utamanya adalah karena tidak adanya dominasi iklim global seperti El Nino, La Nina, dan IOD sehingga prediksi kami iklim tahun ini normal dan tidak sekering tahun 2023 yang berdampak pada banyak kebakaran hutan dan musim kemarau tahun 2025 cenderung mirip dengan kondisi musim kemarau tahun 2024,” katanya, lagi.

Imbauan BMKG: Antisipasi Sektor Pertanian dan Ketersediaan Air

BMKG mengimbau masyarakat, terutama di sektor pertanian, untuk menyesuaikan jadwal tanam sesuai dengan kondisi iklim yang diprediksi. Wilayah yang mengalami musim kemarau lebih panjang sebaiknya memilih tanaman yang lebih tahan terhadap kekeringan dan mengoptimalkan sistem irigasi guna menjaga ketersediaan air.

Selain itu, sektor kebencanaan juga diminta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla), terutama di wilayah yang diperkirakan mengalami musim kemarau lebih kering dari biasanya.

Di sektor lingkungan, masyarakat diimbau untuk mewaspadai penurunan kualitas udara di kota-kota besar akibat meningkatnya polusi selama musim kemarau. Potensi gangguan kesehatan akibat suhu panas dan kelembapan rendah juga harus diperhatikan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.

Tips Menghadapi Musim Kemarau 2025

Untuk membantu masyarakat mengantisipasi musim kemarau yang akan datang, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan:

  • Menghemat penggunaan air
  • Gunakan air secukupnya untuk kebutuhan sehari-hari dan hindari pemborosan.Menyesuaikan pola tanam bagi petani
  • Pilih varietas tanaman yang tahan terhadap kekeringan dan pastikan sistem irigasi berjalan optimal.Mencegah kebakaran hutan dan lahan
  • Hindari pembakaran lahan terbuka dan laporkan jika ada tanda-tanda kebakaran.Melindungi diri dari cuaca panas
  • Gunakan pakaian yang nyaman, hindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari, dan tetap terhidrasi.Mengelola energi dan listrik dengan efisien
  • Gunakan peralatan elektronik hemat energi untuk mengurangi beban listrik selama kemarau.

Dengan langkah-langkah ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi musim kemarau yang akan datang tanpa harus mengalami dampak yang terlalu besar.

“BMKG menghimbau agar informasi dalam Prediksi Musim Kemarau 2025 ini dapat dijadikan dasar dalam mendukung program asta cita melalui optimalisasi kondisi iklim sesuai dengan sumber daya di wilayah masing-masing,” tambah, Dwikorita

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Musim Kemarau 2025

Kapan puncak musim kemarau 2025 terjadi?

BMKG memprediksi puncaknya berlangsung pada Juni hingga Agustus 2025.

Apakah musim kemarau tahun ini lebih kering dari sebelumnya?

Secara umum, musim kemarau diprediksi bersifat normal, tetapi beberapa wilayah akan mengalami kondisi lebih kering.

Apakah ada pengaruh dari El Niño atau La Niña?

Tidak, BMKG menyebutkan bahwa musim kemarau 2025 berada dalam kondisi netral tanpa pengaruh kuat dari El Niño atau La Niña.

Bagaimana cara mengantisipasi dampak kemarau tahun ini?

Menghemat air, menyesuaikan pola tanam, mencegah kebakaran hutan, dan melindungi diri dari suhu panas.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|