Liputan6.com, Jakarta Noer Kasanah, dosen di Departemen Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), bukan hanya seorang akademisi biasa. Ia dikenal sebagai peneliti dengan spesialisasi di bidang farmakognosi kelautan, yang berkontribusi besar dalam penelitian bioteknologi laut. Meski memiliki rekam jejak yang gemilang, ia kini menghadapi kendala dalam pengajuan jabatan guru besar, yang menurutnya sarat dengan hambatan dan ketidakadilan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Noer merasa terhambat oleh kebijakan internal kampus yang membatasi aktivitas akademiknya, seperti mengajar, membimbing mahasiswa, dan menerbitkan penelitian. Meskipun angka kredit kumulatifnya telah mencukupi syarat untuk pengajuan guru besar, pengajuan tersebut tetap ditolak oleh Departemen Perikanan UGM.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Sabtu (18/1/2025), berikut profil lengkap Noer Kasanah.
Profil Noer Kasanah: Pendidikan dan Karier Akademik
Noer Kasanah memulai perjalanan akademiknya di bidang farmasi, meraih gelar sarjana dan master dari Universitas Gadjah Mada (UGM). Kecintaannya pada penelitian membawanya meraih gelar PhD dalam bidang farmakognosi kelautan dari University of Mississippi, Amerika Serikat. Selama studi doktoralnya, ia meneliti produk alami kelautan untuk pengembangan antimikroba, yang relevan bagi kesehatan manusia dan akuakultur.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Noer kembali ke Indonesia dan bergabung dengan UGM sebagai dosen di Departemen Perikanan. Ia memilih fokus pada penelitian kelautan karena potensi besar yang dimiliki ekosistem laut Indonesia untuk dikembangkan di bidang farmasi dan bioteknologi.
Profil Noer Kasanah: Kontribusi Noer di Dunia Penelitian
Noer memiliki portofolio penelitian yang mengesankan, dengan fokus utama pada produk alami kelautan dan bioteknologi mikroba laut. Salah satu penelitiannya yang terkenal adalah pengembangan senyawa antimikroba dari sponge laut yang ditemukan di perairan Indonesia. Penelitian ini menghasilkan publikasi di jurnal internasional bereputasi tinggi, seperti Journal of Natural Products dan Frontiers in Marine Science.
Ia juga terlibat dalam proyek-proyek yang didanai lembaga internasional, termasuk program Fulbright. Kolaborasinya dengan berbagai universitas dan institusi penelitian luar negeri menunjukkan kiprahnya di dunia akademik global.
Profil Noer Kasanah: Pengakuan Internasional dan Dedikasi Akademik
Dedikasi Noer terhadap ilmu pengetahuan tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di tingkat internasional. Ia menjadi anggota dari asosiasi ilmiah bergengsi, seperti American Society of Pharmacognosy dan International Marine Biotechnology Association. Ia juga pernah menjadi peneliti tamu di University of Rhode Island dan Oregon State University.
Noer percaya bahwa akademisi memiliki tanggung jawab besar dalam menciptakan solusi untuk masalah global. Dalam wawancara dengan media, ia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan harus membawa manfaat langsung bagi masyarakat, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Profil Noer Kasanah: Tantangan dalam Pengajuan Guru Besar
Pada Januari 2023, Noer mengajukan kenaikan pangkat menjadi guru besar setelah angka kredit kumulatifnya mencapai 1.234, jauh di atas syarat minimum 850. Namun, pengajuan ini ditolak oleh Departemen Perikanan UGM dengan alasan yang menurutnya tidak jelas.
Noer menyoroti bahwa hambatan ini mulai terlihat sejak 2016, ketika ia tidak lagi diizinkan mengajar mahasiswa pascasarjana dan membimbing penelitian. Pembatasan ini berdampak langsung pada akumulasi angka kreditnya, meskipun ia tetap aktif dalam penelitian dan publikasi internasional.
1. Apa spesialisasi penelitian Noer Kasanah?
Noer Kasanah fokus pada bioteknologi kelautan, khususnya pengembangan senyawa alami untuk aplikasi medis dan akuakultur.
2. Mengapa pengajuan guru besar Noer Kasanah ditolak?
Menurut Noer, pengajuan tersebut ditolak karena alasan subjektif. Namun, pihak UGM menyatakan bahwa pengajuan belum memenuhi persyaratan administratif.
3. Apa saja kontribusi internasional Noer Kasanah?
Noer terlibat dalam penelitian kolaboratif dengan berbagai universitas di luar negeri, memiliki publikasi internasional, dan menjadi anggota asosiasi ilmiah global.
4. Bagaimana harapan Noer terhadap dunia akademik di Indonesia?
Noer berharap sistem akademik di Indonesia menjadi lebih transparan, adil, dan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan secara optimal.