10 Tips Berkebun di Musim Hujan Agar Tanaman Tidak Busuk, Mudah dan Efektif

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Musim hujan sering menjadi fase menantang bagi aktivitas bercocok tanam di pekarangan rumah. Intensitas air tinggi serta kelembapan udara meningkat dapat memicu berbagai gangguan pada pertumbuhan tanaman. Situasi ini mendorong banyak orang mencari referensi tips berkebun di musim hujan agar tanaman tidak busuk, demi menjaga kondisi kebun tetap stabil serta produktif.

Perubahan cuaca drastis pada periode hujan juga menuntut penyesuaian pola perawatan tanaman secara menyeluruh. Media tanam terlalu basah kerap menimbulkan masalah serius pada akar serta batang. Oleh sebab itu, pemahaman seputar tips berkebun di musim hujan agar tanaman tidak busuk menjadi bekal penting, bagi penghobi tanaman pemula maupun berpengalaman.

Berkebun saat curah hujan tinggi tetap dapat memberikan hasil optimal apabila teknik perawatan dilakukan secara tepat. Pengaturan air, pemilihan media tanam, serta pemantauan rutin membantu mengurangi risiko kerusakan tanaman. Melalui penerapan tips berkebun di musim hujan agar tanaman tidak busuk, kebun rumahan bisa terjaga kesehatannya sepanjang musim.

Berikut ulasan lengkap yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Sabtu (27/12/2025).

Mengapa Tanaman Mudah Busuk Saat Musim Hujan?

Musim hujan sering menjadi periode paling rawan bagi kesehatan tanaman. Banyak tanaman terlihat layu, menguning, bahkan mati secara perlahan saat curah hujan tinggi terjadi terus-menerus. Kondisi ini bukan sekadar disebabkan oleh air hujan, melainkan gabungan beberapa faktor lingkungan dan perawatan yang kurang tepat. Berikut penjelasan lengkap mengenai alasan tanaman mudah busuk saat musim hujan.

  • Curah hujan tinggi menyebabkan media tanam menyimpan air berlebihan dalam waktu lama. Akar tanaman membutuhkan oksigen untuk bernapas dan menyerap nutrisi. Saat tanah terlalu basah, ruang udara di dalam tanah tertutup air sehingga akar kekurangan oksigen dan akhirnya mengalami pembusukan.
  • Lubang pembuangan air pada pot sering tersumbat oleh tanah, lumut, atau kotoran lain. Kondisi tersebut membuat air hujan mengendap dan tidak dapat keluar dengan baik. Pada tanaman yang ditanam langsung di tanah, saluran air yang buruk juga memicu genangan di sekitar perakaran sehingga akar mudah rusak.
  • Musim hujan meningkatkan kelembapan udara secara signifikan. Lingkungan lembap mempercepat pertumbuhan jamur dan bakteri patogen. Mikroorganisme ini menyerang akar, batang, dan daun tanaman sehingga mempercepat proses pembusukan.
  • Media tanam padat menyulitkan air mengalir keluar dan menghambat sirkulasi udara. Tanah yang tidak poros akan menahan air lebih lama dan menciptakan kondisi ideal bagi perkembangan jamur penyebab busuk akar.
  • Banyak orang tetap menyiram tanaman meski hujan turun hampir setiap hari. Penyiraman tambahan pada media tanam yang sudah basah memperparah kondisi lembap dan meningkatkan risiko pembusukan akar.
  • Tanaman yang terlalu rimbun atau diletakkan di area tertutup cenderung memiliki sirkulasi udara minim. Kondisi ini menyebabkan daun dan batang sulit kering setelah terkena air hujan sehingga jamur lebih mudah berkembang.
  • Daun gugur dan sisa tanaman yang menumpuk di permukaan tanah dapat menahan air serta menjadi sarang jamur dan bakteri. Jika tidak dibersihkan, kondisi ini mempercepat proses pembusukan di sekitar tanaman.

Tips Berkebun di Musim Hujan Agar Tanaman Tidak Busuk

Musim hujan sering kali menjadi periode paling menentukan bagi keberhasilan perawatan tanaman, baik tanaman hias maupun tanaman pangan. Curah hujan tinggi yang terjadi hampir setiap hari dapat menyebabkan media tanam terlalu basah dan memicu peningkatan kelembapan lingkungan secara signifikan.

Berikut ini sepuluh tips berkebun di musim hujan agar tanaman tidak busuk yang dapat diterapkan secara praktis dan berkelanjutan.

1. Pastikan Drainase Tanaman Berfungsi Baik

Drainase menjadi faktor paling krusial dalam perawatan tanaman saat musim hujan. Pot tanaman harus memiliki lubang pembuangan air dalam jumlah cukup agar air berlebih dapat segera keluar dan tidak mengendap terlalu lama di dalam media tanam. Lubang drainase juga perlu diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak tertutup tanah, lumut, atau kotoran lain yang menghambat aliran air. Pada tanaman yang ditanam langsung di tanah, pembuatan saluran air sederhana sangat dianjurkan untuk mengalirkan air hujan agar tidak terjadi genangan di sekitar perakaran, sebab genangan air dalam waktu lama dapat merusak jaringan akar dan memicu pembusukan.

2. Gunakan Media Tanam yang Poros

Struktur media tanam sangat berpengaruh terhadap kemampuan tanah dalam menyerap dan mengalirkan air. Media tanam yang terlalu padat akan menahan air lebih lama sehingga meningkatkan risiko pembusukan akar. Untuk mengatasinya, gunakan campuran tanah gembur, sekam bakar, pasir kasar, atau cocopeat guna menciptakan media tanam yang lebih poros. Media tanam seperti ini membantu air meresap lebih cepat sekaligus menjaga sirkulasi udara di sekitar akar tetap optimal meskipun intensitas hujan sedang tinggi.

3. Kurangi Intensitas Penyiraman

Pada musim hujan, penyiraman tambahan sering kali tidak dibutuhkan. Media tanam biasanya sudah memperoleh cukup air dari curah hujan harian. Penyiraman berlebihan justru memperparah kondisi lembap dan menjadi salah satu penyebab utama akar tanaman membusuk. Sebelum melakukan penyiraman, sebaiknya periksa terlebih dahulu kondisi kelembapan tanah. Apabila tanah masih terasa basah, penyiraman sebaiknya ditunda hingga kondisi media tanam lebih kering.

4. Letakkan Tanaman di Area Terlindung

Penempatan tanaman memiliki peran penting dalam mengontrol jumlah air hujan yang masuk ke media tanam. Meletakkan tanaman di area terlindung seperti teras rumah, bawah atap, atau rumah tanaman sederhana dapat membantu mengurangi paparan hujan langsung. Cara ini sangat efektif dalam menjaga keseimbangan kadar air, terutama bagi tanaman dalam pot yang rentan mengalami kelebihan air. Area terlindung juga membantu mengurangi kelembapan berlebih pada daun dan batang.

5. Pangkas Daun dan Batang Terlalu Rimbun

Pemangkasan daun dan batang secara berkala membantu meningkatkan sirkulasi udara di sekitar tanaman. Tanaman yang terlalu rimbun cenderung menahan air hujan lebih lama, sehingga menciptakan lingkungan lembap yang ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri. Pemangkasan tidak hanya berfungsi sebagai pencegahan penyakit, tetapi juga membantu tanaman memfokuskan energi pada pertumbuhan bagian yang sehat dan produktif.

6. Gunakan Pot Sesuai Ukuran Tanaman

Pemilihan pot perlu disesuaikan ukuran tanaman agar keseimbangan kelembapan dapat terjaga. Pot berukuran terlalu besar cenderung menyimpan air lebih lama sehingga media tanam sulit kering. Sebaliknya, pot terlalu kecil dapat membatasi ruang gerak akar dan menghambat pertumbuhan tanaman. Pot berukuran proporsional membantu menjaga kondisi media tanam tetap stabil serta mendukung perkembangan akar secara optimal.

7. Taburkan Fungisida Alami atau Organik

Penggunaan fungisida alami atau organik dapat menjadi langkah pencegahan terhadap serangan jamur penyebab busuk akar. Bahan alami seperti larutan bawang putih, air rendaman kayu manis, atau mikroorganisme bermanfaat seperti trichoderma mampu menekan pertumbuhan jamur tanpa menimbulkan dampak negatif pada lingkungan. Penggunaan secara rutin dalam dosis tepat membantu menjaga kesehatan media tanam dan memperkuat ketahanan tanaman.

8. Periksa Tanaman Secara Rutin

Pemeriksaan rutin sangat penting untuk mendeteksi gejala pembusukan sejak dini. Tanda-tanda seperti daun mulai layu, batang terasa lembek, perubahan warna pada akar, atau munculnya aroma tidak sedap dari media tanam perlu segera ditangani. Penanganan cepat dapat mencegah penyebaran penyakit ke seluruh bagian tanaman dan meningkatkan peluang pemulihan.

9. Ganti Media Tanam Bila Diperlukan

Apabila media tanam terlihat terlalu lembap atau sudah terkontaminasi jamur, penggantian media tanam menjadi langkah terbaik. Media tanam baru yang lebih kering dan bersih membantu memulihkan kondisi akar serta menghentikan penyebaran penyakit. Proses ini juga memberikan kesempatan untuk memeriksa kondisi akar secara langsung dan memangkas bagian akar yang rusak.

10. Pilih Jenis Tanaman Tahan Musim Hujan

Tidak semua tanaman memiliki tingkat ketahanan sama terhadap kelembapan tinggi. Beberapa jenis tanaman seperti kangkung, bayam, cabai, jahe, dan kunyit dikenal lebih adaptif terhadap kondisi musim hujan. Pemilihan jenis tanaman yang sesuai membantu mengurangi risiko pembusukan sejak awal dan mempermudah perawatan selama musim hujan berlangsung.

Manfaat Perawatan yang Tepat di Musim Hujan

1. Tanaman Tumbuh Lebih Sehat dan Lebih Kuat

Perawatan yang disesuaikan kondisi musim hujan membantu tanaman menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan secara alami. Sistem perakaran dapat berkembang secara maksimal tanpa terhambat oleh genangan air, batang tumbuh lebih kokoh sebagai penopang utama, serta daun tampil segar dan berwarna cerah. Tanaman yang sehat secara keseluruhan memiliki ketahanan lebih baik terhadap serangan hama, penyakit, maupun perubahan cuaca ekstrem.

2. Risiko Busuk Akar dan Penyakit Dapat Ditekan

Pengelolaan air yang tepat, didukung sistem drainase berfungsi optimal serta pemilihan media tanam sesuai, berperan besar dalam mengurangi risiko busuk akar. Lingkungan tanaman tidak berada dalam kondisi terlalu lembap sehingga pertumbuhan jamur dan bakteri patogen dapat diminimalkan. Dengan demikian, tanaman terhindar dari penyakit yang sering muncul selama musim hujan.

3. Pertumbuhan Tanaman Menjadi Lebih Stabil dan Terarah

Tanaman yang dirawat secara benar tetap mampu tumbuh secara konsisten meskipun hujan turun hampir setiap hari. Energi tanaman digunakan secara efisien untuk pembentukan daun baru, penguatan batang, serta pengembangan akar tanpa gangguan stres akibat kelebihan air. Pertumbuhan berlangsung lebih seimbang dan terarah sesuai fase perkembangan tanaman.

4. Efisiensi Waktu serta Penghematan Biaya Perawatan

Perawatan tepat sejak awal musim hujan membantu mengurangi berbagai permasalahan di kemudian hari. Tanaman tidak perlu sering diganti akibat kerusakan, media tanam tidak cepat rusak, dan penggunaan obat-obatan kimia dapat ditekan. Hal ini secara langsung berdampak pada penghematan biaya perawatan serta efisiensi waktu bagi pemilik kebun.

5. Kualitas dan Kuantitas Hasil Panen Lebih Optimal

Bagi tanaman pangan, perawatan tepat selama musim hujan memberikan hasil nyata pada produktivitas. Tanaman tumbuh sehat, proses pembungaan berlangsung baik, serta pembentukan buah atau umbi berjalan optimal. Risiko gagal panen dapat ditekan sehingga hasil panen lebih melimpah dan berkualitas.

FAQ Seputar Topik

Mengapa tanaman mudah busuk di musim hujan?

Tanaman mudah busuk di musim hujan karena kelembapan tinggi dan genangan air menghambat sirkulasi udara di sekitar akar, menyebabkan kekurangan oksigen, dan memicu pertumbuhan jamur patogen seperti Pythium, Phytophthora, atau Rhizoctonia.

Bagaimana cara mencegah busuk akar pada tanaman di musim hujan?

Untuk mencegah busuk akar, pastikan drainase optimal pada lahan atau pot, gunakan media tanam yang poros, dan buat bedengan tinggi atau parit di sekitar tanaman.

Jenis tanaman apa yang cocok ditanam saat musim hujan?

Pilih jenis tanaman yang tahan terhadap air dan kelembapan tinggi, seperti Bougenville, Sansevieria, Tapak Dara, kangkung, bayam, atau sawi.

Bagaimana cara memupuk tanaman yang efektif di musim hujan?

Lakukan pemupukan berimbang dengan mengurangi nitrogen, meningkatkan fosfor dan kalium, serta gunakan metode aplikasi pupuk yang dibenamkan (ditugal) atau disemprotkan pada daun untuk mencegah pencucian.

Apa saja hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman di musim hujan?

Hama dan penyakit yang sering menyerang di musim hujan meliputi busuk akar, layu fusarium, busuk batang, penyakit kresek, wereng batang cokelat, thrips, ulat buah, ulat daun, dan lalat buah.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|