18 Makanan yang Laku Setiap Hari di Kampung, Ide Jualan Untung Menjanjikan

5 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Kebutuhan masyarakat desa terhadap hidangan praktis menciptakan peluang usaha yang stabil. Hal inilah yang membuat makanan yang laku setiap hari di kampung selalu memiliki pasar tersendiri.

Menu sederhana dengan cita rasa familiar dan harga terjangkau menjadi pilihan utama warga. Karena itu, makanan yang laku setiap hari di kampung umumnya berasal dari olahan rumahan yang mudah dijangkau.

Hubungan sosial yang dekat antara penjual dan pembeli turut menjaga konsistensi penjualan. Kondisi tersebut menjadikan makanan yang laku setiap hari di kampung berpotensi mendatangkan penghasilan rutin.

Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang makanan yang laku setiap hari di kampung, Selasa (30/12/2025).

Makanan Berat Favorit yang Laris Manis di Kampung

Mengutip buku berjudul Peluang Usaha Rumahan yang Menguntungkan (2007) oleh Ajen Dianawati, usaha rumahan memiliki keutungan dalam penghematan modal dan pengawasan usaha yang mudah dikontrol. Hanya saja, yang menjadi masalah dalam mengelola usaha rumahan adalah berubahnya fungsi rumah sebagai tempat tinggal.

Beberapa jenis makanan berat terbukti memiliki permintaan stabil dan laku setiap hari di kampung. Selain karena rasanya familiar, menu-menu ini juga mudah diterima oleh berbagai kalangan dan dapat dijalankan dengan modal yang relatif terjangkau.

1. Bakso dan Mie Ayam

Bakso dan mie ayam merupakan makanan sejuta umat yang selalu diminati, baik anak-anak maupun orang dewasa. Kunci keberhasilan usaha ini terletak pada kuah yang gurih, tekstur bakso atau mie yang pas, serta harga yang bersahabat. Di kampung, pelanggan cenderung setia jika rasa konsisten.

Estimasi modal awal: Rp2.000.000 – Rp4.000.000 (gerobak sederhana, bahan baku awal, peralatan masak).

2. Nasi Goreng

Nasi goreng menjadi menu favorit karena praktis, mengenyangkan, dan bisa dijual mulai sore hingga malam hari. Variasi topping seperti telur, ayam suwir, atau sosis membuat menu ini semakin menarik tanpa menaikkan biaya produksi secara signifikan.

Estimasi modal awal: Rp1.500.000 – Rp3.000.000 (kompor, wajan besar, bahan baku, meja jualan).

3. Pecel Lele

Pecel lele sangat populer di kampung karena rasanya gurih, porsinya mengenyangkan, dan harganya terjangkau. Usaha ini tidak memerlukan tempat besar dan bisa dijalankan di pinggir jalan atau depan rumah. Sambal yang enak menjadi daya tarik utama.

Estimasi modal awal: Rp2.000.000 – Rp3.500.000 (kompor, penggorengan besar, stok lele, tenda sederhana).

4. Bubur Ayam

Bubur ayam banyak diburu sebagai menu sarapan karena ringan, murah, dan cocok untuk semua usia. Proses pembuatannya relatif sederhana, namun perlu konsistensi rasa agar pelanggan kembali membeli setiap pagi.

Estimasi modal awal: Rp1.000.000 – Rp2.500.000 (panci besar, bahan baku, meja atau gerobak kecil).

5. Soto dan Kupat Tahu

Soto dan kupat tahu sering menjadi pilihan sarapan hingga makan siang di kampung. Kuah yang gurih dan isian sederhana sudah cukup menarik minat pembeli. Menu ini juga fleksibel karena bisa dijual dari rumah.

Estimasi modal awal: Rp1.500.000 – Rp3.000.000 (peralatan masak, bahan baku, wadah saji).

6. Nasi Uduk atau Nasi Kuning

Nasi uduk dan nasi kuning digemari karena praktis, murah, dan mengenyangkan. Biasanya dijual pagi hari dengan lauk sederhana seperti telur, tempe, atau bihun. Usaha ini cocok untuk pemula karena risikonya relatif kecil.

Estimasi modal awal: Rp1.000.000 – Rp2.000.000 (rice cooker besar, bahan nasi dan lauk).

7. Ayam Geprek

Meski tergolong makanan kekinian, ayam geprek cukup diminati di kampung karena rasa pedas gurihnya bisa disesuaikan selera. Menu ini cocok untuk anak muda dan dapat dikombinasikan dengan nasi hangat.

Estimasi modal awal: Rp2.000.000 – Rp3.500.000 (kompor, penggorengan, bahan ayam dan sambal).

Jajanan dan Camilan Penggugah Selera di Pedesaan

Selain makanan berat, jajanan dan camilan juga memiliki peminat besar di wilayah pedesaan. Jenis usaha ini relatif mudah dijalankan, perputaran penjualan cepat, serta cocok untuk usaha rumahan maupun lapak kecil.

Mengutip buku berjudul Merancang yang Akan Dibuang (2021) oleh Oki Hamka Suyatna, makanan ringan atau camilan adalah makanan yang bukan merupakan menu utama. Makanan ringan adalah sesuatu yang dimaksudkan untuk menghilangkan rasa lapar sementara waktu atau sesuatu yang dimakan untuk dinikmati rasanya.

1. Gorengan

Gorengan seperti tempe, tahu, bakwan, pisang goreng, dan risol merupakan camilan favorit sepanjang hari. Harganya murah, rasanya familiar, dan digemari semua usia. Usaha gorengan cocok dijalankan pagi hingga sore hari dengan risiko kerugian yang kecil.

Estimasi modal awal: Rp500.000 – Rp1.500.000 (kompor, wajan, minyak, bahan baku awal).

2. Kue Basah atau Jajanan Pasar

Kue tradisional seperti kue sus, kue pisang, lemper, dan onde-onde sering dijadikan pilihan sarapan atau camilan anak-anak. Kue basah mudah dibuat di rumah dan dapat dititipkan di warung sekitar kampung.

Estimasi modal awal: Rp500.000 – Rp1.500.000 (bahan kue, kukusan, loyang sederhana).

3. Martabak Manis dan Martabak Telur

Martabak menjadi jajanan favorit, terutama saat sore hingga malam hari. Variasi topping membuat martabak manis semakin menarik, sementara martabak telur disukai karena rasanya gurih dan mengenyangkan. Usaha ini memiliki potensi keuntungan yang cukup besar jika lokasi strategis.

Estimasi modal awal: Rp2.000.000 – Rp4.000.000 (wajan martabak, kompor, bahan baku, meja jualan).

4. Roti Bakar Aneka Rasa

Roti bakar dengan isian cokelat, keju, stroberi, atau susu kental manis banyak digemari anak-anak dan remaja. Proses pembuatannya cepat dan bahan bakunya mudah diperoleh, sehingga cocok untuk usaha kecil di kampung.

Estimasi modal awal: Rp1.000.000 – Rp2.500.000 (pemanggang, roti, topping, meja sederhana).

5. Camilan Kering Kiloan

Camilan seperti keripik singkong, makaroni pedas, dan basreng banyak diminati karena tahan lama dan bisa dibeli dalam jumlah besar. Produk ini cocok dijual eceran atau dititipkan di warung, serta mudah dikirim ke luar daerah.

Estimasi modal awal: Rp1.000.000 – Rp3.000.000 (bahan baku, minyak, bumbu, kemasan).

Peluang Usaha Lauk Rumahan Harian yang Stabil

Mengutip buku berjudul From Idea to Action: Cara Merealisasikan Ide Kreatif Menjadi Bisnis Nyata (2025) oleh Wulan Ayodya, menggali inovasi ide usaha adalah cara mencari ide-ide baru dan kreatif untuk memulai bisnis atau meningkatkan yang sudah ada. Cara sederhana memunculkan ide adalah observasi dan kreativitas dengan brainstorming dan mind mapping.

Setiap rumah tangga membutuhkan lauk siap santap sebagai pendamping nasi untuk sarapan, makan siang, maupun makan malam. Jenis usaha ini cocok dijalankan dari rumah dengan skala kecil hingga menengah.

1. Ayam Goreng dan Ayam Bumbu

Ayam goreng, ayam ungkep, atau ayam bumbu kuning merupakan lauk favorit yang hampir selalu dicari pembeli. Rasanya familiar, mudah dipadukan dengan sambal, dan disukai berbagai kalangan. Menu ayam juga fleksibel karena bisa dijual per potong atau paket.

Estimasi modal awal: Rp1.000.000 – Rp2.500.000 (ayam, bumbu, minyak, gas).

2. Ikan Goreng dan Ikan Balado

Ikan lele, nila, atau tongkol banyak diminati karena harganya terjangkau dan mudah diolah. Ikan goreng dan ikan balado cocok dijual sebagai lauk harian karena praktis dan mengenyangkan. Menu ini juga menarik bagi konsumen yang ingin variasi selain ayam.

Estimasi modal awal: Rp800.000 – Rp2.000.000 (ikan segar, bumbu, minyak, gas).

3. Tumis dan Sayur Rumahan

Sayur tumis seperti kangkung, buncis, atau capcay menjadi pelengkap penting dalam menu lauk harian. Kehadiran sayur membuat menu terasa lebih seimbang dan sehat. Sayur juga bisa dimasak dalam jumlah besar dengan biaya relatif murah.

Estimasi modal awal: Rp500.000 – Rp1.500.000 (sayuran, bumbu dasar, gas).

4. Telur Balado dan Olahan Telur

Telur balado, telur dadar, atau telur semur adalah lauk sederhana yang selalu dicari. Harganya ekonomis, proses memasaknya mudah, dan masa simpan relatif lebih aman dibanding lauk lain. Menu telur cocok untuk pembeli dengan budget terbatas.

Estimasi modal awal: Rp400.000 – Rp1.200.000 (telur, cabai, bumbu, minyak).

5. Sambal dan Pelengkap Lauk

Sambal terasi, sambal bawang, atau sambal tomat menjadi daya tarik utama usaha lauk rumahan. Banyak pembeli memilih warung lauk karena sambalnya enak dan konsisten. Sambal juga bisa dijual terpisah dalam kemasan kecil.

Estimasi modal awal: Rp300.000 – Rp1.000.000 (cabai, tomat, terasi, kemasan).

6. Tahu dan Tempe Olahan

Tahu dan tempe goreng, tahu bacem, tempe orek, atau tempe balado merupakan lauk rumahan yang selalu laku karena harganya sangat terjangkau. Menu ini cocok untuk semua kalangan, mudah diolah, dan bisa dijual dalam jumlah banyak setiap hari. Tahu dan tempe juga sering dijadikan lauk pendamping atau tambahan bagi pembeli lauk utama.

Estimasi modal awal: Rp300.000 – Rp1.000.000 (tahu, tempe, bumbu, minyak, gas).

Q & A Seputar Topik

Apa saja jenis makanan yang laku setiap hari di kampung?

Makanan yang laku setiap hari di kampung umumnya adalah menu sederhana dan mengenyangkan, seperti nasi goreng, bakso, mie ayam, bubur ayam, gorengan, serta lauk rumahan seperti ayam goreng dan sayur tumis. Menu tersebut digemari karena rasanya familiar dan harganya terjangkau.

Mengapa makanan sederhana lebih cepat laku di kampung?

Masyarakat kampung cenderung memilih makanan yang praktis dan sesuai selera sehari-hari. Makanan sederhana lebih mudah diterima semua kalangan, dari anak-anak hingga orang tua, sehingga perputaran penjualannya lebih stabil.

Kapan waktu terbaik menjual makanan yang laku setiap hari di kampung?

Waktu jualan bisa disesuaikan dengan jenis makanan. Sarapan seperti bubur dan nasi uduk laris di pagi hari, lauk rumahan ramai saat siang hingga sore, sementara jajanan dan makanan berat seperti nasi goreng atau bakso banyak diminati pada sore hingga malam.

Apakah usaha makanan di kampung harus menggunakan modal besar?

Tidak. Banyak usaha makanan yang laku setiap hari di kampung bisa dimulai dengan modal kecil, bahkan di bawah satu juta rupiah. Kunci utamanya adalah konsistensi rasa, kebersihan, dan harga yang sesuai dengan daya beli warga.

Bagaimana cara agar usaha makanan di kampung bisa bertahan lama?

Agar usaha tetap bertahan, penjual perlu menjaga kualitas rasa, kebersihan makanan, dan pelayanan yang ramah. Variasi menu secara berkala juga penting agar pelanggan tidak bosan dan tetap setia membeli.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|