Liputan6.com, Jakarta - Kayu jati sejak lama dikenal sebagai bahan furnitur mewah yang tak lekang oleh waktu. Selain tampil elegan, jati juga tahan terhadap rayap, cuaca, dan usia, menjadikannya pilihan utama untuk kursi, meja, dan lemari berkualitas tinggi. Tak heran jika banyak orang rela mengeluarkan biaya lebih demi mendapatkan furnitur jati asli.
Namun, popularitas kayu jati juga membawa tantangan tersendiri. Di pasaran kini marak beredar kursi jati oplosan yaitu produk yang tidak sepenuhnya terbuat dari jati, melainkan campuran dengan kayu lain seperti mahoni, sungkai, atau pinus yang disamarkan lewat finishing warna jati.
Sekilas, kursi oplosan tampak serupa dengan kursi jati asli, terutama bagi pembeli awam. Padahal, dari segi kekuatan dan daya tahan, perbedaannya sangat besar. Kursi oplosan umumnya lebih cepat rusak, mudah retak, dan tidak memiliki kilau alami khas jati tua.
Berikut 7 cara mudah membedakan kursi jati asli dan oplosan lengkap dengan ciri visual dan tips mengenali keaslian kayunya, yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Minggu (28/12/2025).
1. Perhatikan Warna dan Serat Kayu
Kursi jati asli memiliki warna cokelat keemasan hingga cokelat tua dengan serat yang tampak alami. Seratnya tidak berulang, berpola acak, dan menampilkan kilau lembut saat terkena cahaya. Warna ini akan semakin tua dan cantik seiring waktu karena proses oksidasi alami.
Sebaliknya, kursi jati oplosan cenderung memiliki warna terlalu mengkilap atau tidak merata. Seratnya terlihat “palsu” dan seragam karena hanya lapisan veneer atau cat pelapis. Ketika diperhatikan dari dekat, tampak garis serat buatan yang berbeda dari pola alami jati.
Coba amati bagian bawah kursi atau sisi belakang yang jarang difinishing. Kursi jati asli mempertahankan warna dan serat yang konsisten di seluruh permukaannya. Sedangkan kursi oplosan biasanya menunjukkan warna berbeda di bagian tersembunyi karena bahan campuran di dalamnya.
2. Rasakan Tekstur dan Beratnya
Kayu jati asli terkenal padat dan berat, sehingga kursinya terasa solid saat diangkat. Permukaannya sedikit kasar alami dan memiliki sensasi berminyak akibat kandungan minyak jati yang melindungi dari rayap. Saat diketuk, bunyinya berat dan dalam menandakan kepadatan tinggi.
Kursi jati oplosan biasanya terasa lebih ringan karena dibuat dari kayu muda atau lunak. Permukaannya licin akibat lapisan finishing tebal yang berfungsi menutup pori besar kayu campuran. Bunyi ketukannya pun lebih nyaring dan kosong, menandakan struktur dalamnya kurang padat.
Jika Anda memegang dua kursi dengan ukuran serupa, perbedaan bobotnya bisa sangat jelas. Kursi jati asli jauh lebih berat dan stabil dibandingkan oplosan. Itulah mengapa jati asli cenderung tidak mudah bergeser atau goyah meski digunakan bertahun-tahun.
3. Cium Aroma Khas Kayu Jati
Salah satu ciri khas jati adalah aromanya yang kuat dan alami. Bau ini berasal dari kandungan minyak alami yang membuat jati tahan terhadap jamur dan serangga. Bahkan setelah difinishing, aroma khas jati masih dapat tercium dari dekat.
Kursi jati oplosan tidak memiliki aroma kayu yang menenangkan, justru sering berbau kimia akibat bahan cat atau lem. Aroma tersebut biasanya menyengat dan hilang setelah beberapa minggu, menandakan bahan pelapis sintetis. Hal ini menjadi tanda mudah untuk mengenali produk oplosan.
Jika Anda ragu, cobalah menggosok sedikit permukaan kursi dengan tangan kering. Kursi jati asli akan mengeluarkan aroma kayu yang lembut dan khas, sedangkan kayu campuran tidak. Tes sederhana ini sering digunakan oleh pengrajin untuk membedakan jati asli dan tiruan.
4. Amati Serat pada Potongan Kayu
Potongan kayu pada kursi jati asli menampilkan serat rapat dan berpola halus. Ciri khas jati terletak pada guratan serat berbentuk gelombang lembut atau pola “V” alami yang tidak teratur. Saat dilihat dari sudut manapun, pola ini tetap terlihat menawan tanpa kesan buatan.
Sementara itu, kursi jati oplosan menunjukkan serat yang kasar dan jarang. Kadang ada bagian yang tampak rata atau seperti dilapisi, hasil dari veneer yang menutupi kayu di bawahnya. Pola seratnya juga sering kali diulang-ulang, tanda jelas dari motif buatan pabrik.
Jika Anda ingin memastikan keaslian, perhatikan sambungan antarbagian kursi. Kursi jati asli tetap mempertahankan pola serat yang menyatu, sedangkan kursi oplosan tampak berbeda antara satu sisi dengan sisi lainnya.
5. Uji Reaksi terhadap Air
Kayu jati memiliki daya tahan tinggi terhadap air karena lapisan minyak alami di dalamnya. Jika diteteskan air, permukaannya tidak langsung menyerap melainkan menahan tetesan air selama beberapa saat. Setelah dikeringkan, warna jati tidak berubah sama sekali.
Kursi jati oplosan tidak memiliki kemampuan ini karena kayunya lebih berpori. Air akan langsung terserap dan meninggalkan noda gelap pada permukaan. Hal ini juga menunjukkan ketahanan rendah terhadap kelembapan dan risiko pelapukan lebih cepat.
Tes sederhana ini dapat dilakukan tanpa merusak furnitur. Namun pastikan hanya menggunakan satu tetes air dan segera lap kering agar tidak merusak finishing luar.
6. Pertimbangkan Harga dan Umur Kayu
Harga bisa menjadi petunjuk penting dalam mengenali kursi jati asli. Produk dari jati tua dengan kualitas tinggi biasanya dijual lebih mahal karena melalui proses pengeringan dan pengerjaan panjang. Jika ada kursi berlabel “jati asli” dengan harga sangat murah, patut dicurigai.
Jati tua memiliki serat padat dan warna lebih tua dibanding jati muda. Kursinya terasa berat, stabil, dan tidak mudah berubah bentuk meski dipakai puluhan tahun. Sebaliknya, jati muda atau campuran cepat rusak dan berubah warna setelah beberapa tahun.
Membeli kursi jati asli memang membutuhkan investasi lebih besar, tetapi hasilnya sepadan. Anda akan mendapatkan furnitur yang awet, kuat, dan semakin indah seiring bertambahnya usia.
7. Cek Sertifikat dan Asal-usul Kayu
Produsen furnitur jati asli biasanya memiliki sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu). Sertifikat ini menjamin kayu berasal dari sumber legal dan melalui proses produksi berkelanjutan. Keberadaan sertifikat juga menandakan kredibilitas produsen.
Produk tanpa sertifikat atau asal-usul kayu yang tidak jelas sebaiknya dihindari. Banyak kursi oplosan berasal dari kayu campuran yang tidak memenuhi standar. Penjual profesional umumnya tidak keberatan menunjukkan dokumen legalitas jika diminta pembeli.
Dengan memeriksa sertifikat, Anda bukan hanya memastikan keaslian, tetapi juga membantu menjaga kelestarian hutan jati Indonesia. Pilih produk yang bertanggung jawab demi keberlanjutan lingkungan.
Pertanyaan Umum yang Sering Diajukan
1. Apa yang dimaksud kursi jati oplosan?
Kursi yang hanya sebagian menggunakan kayu jati dan dicampur dengan kayu lain seperti mahoni atau pinus, lalu dilapisi finishing menyerupai jati asli.
2. Apakah jati muda termasuk jati asli?
Ya, tapi kualitasnya lebih rendah. Jati muda lebih mudah menyerap air dan retak dibanding jati tua yang padat dan stabil.
3. Apakah kursi jati asli bisa dicat warna lain?
Bisa, namun sebaiknya gunakan cat transparan agar serat dan keindahan alami kayu tetap terlihat.
4. Bagaimana memastikan jati tidak oplosan?
Periksa sertifikat SVLK, amati serat, bobot, dan aroma kayunya. Hindari membeli hanya berdasarkan foto atau harga murah.

5 hours ago
5
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5456616/original/032009200_1766910014-unnamed__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4981525/original/090926300_1730042570-Mees.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5456636/original/063628600_1766912661-pot3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5456598/original/074748100_1766907300-Gemini_Generated_Image_dnzo83dnzo83dnzo_2.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3360412/original/099753900_1611719068-asian-woman-squeezing-pimples-her-face-skin-care-lifestyle-concept_2034-2023.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5448953/original/045259600_1766043029-young-woman-applying-anti-dandruff-product.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303803/original/004567900_1754127311-anna-barabanova-D2RlVIBazeY-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429809/original/092733700_1764645012-000_32RQ793.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5400184/original/044015200_1762068222-InShot_20251102_134540718.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4028933/original/005013400_1653055495-front-close-view-white-flour-with-wooden-spoon-inside-outside-brown-bowl-gray-background.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4035208/original/006769000_1653635186-pinjol_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5427463/original/032259100_1764389259-Tomas_Trucha_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3205096/original/047971700_1597119165-Tarik_Tunai_GoPay_di_ATM_BCA__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307861/original/026520700_1754487526-WhatsApp_Image_2025-08-06_at_20.27.15.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429073/original/001791400_1764572941-John_Herdman.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5355482/original/010492400_1758338914-q.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5164268/original/043191800_1742145275-Resep_Tumis_Daun_Singkong.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5456433/original/076534600_1766886064-1000740809.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438395/original/049115500_1765287524-Lebah.jpg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5304794/original/092866600_1754286031-gaya_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5333667/original/075224800_1756693376-WhatsApp_Image_2025-09-01_at_09.16.06_88b9618c.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5346547/original/050266700_1757611715-1000212638.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347915/original/009314600_1757745786-ChatGPT_Image_Sep_13__2025__01_41_07_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338264/original/048399000_1756968798-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339933/original/067743600_1757137253-unnamed_-_2025-09-06T122212.122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363741/original/074425700_1758961497-Gemini_Generated_Image_5iwydt5iwydt5iwy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339299/original/025399500_1757052533-unnamed_-_2025-09-05T125024.466.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352448/original/090606500_1758098726-Gemini_Generated_Image_zhur86zhur86zhur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338093/original/002133400_1756964690-Gemini_Generated_Image_e2yjtbe2yjtbe2yj.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345226/original/041083400_1757522822-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_21.04.13.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339336/original/027918600_1757053950-Gemini_Generated_Image_g2jz1pg2jz1pg2jz.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363626/original/003041100_1758954707-unnamed__32_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5362760/original/090638300_1758873977-Gemini_Generated_Image_cqeijycqeijycqei.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4958566/original/092051000_1727865780-Mees.jpg)