9 Cara Menata Perabot Rumah Agar Alur Jalan Tidak Terhalang, Ruangan Lebih Lega

5 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta Menata perabot rumah bukan sekadar soal estetika, melainkan juga kenyamanan dan fungsionalitas. Banyak orang sering kali terjebak dalam keinginan untuk menampilkan ruang yang penuh gaya, namun melupakan aspek penting: kemudahan bergerak di dalam rumah. Padahal, penataan perabot yang salah dapat membuat ruangan terasa sempit, sirkulasi terganggu, bahkan berpotensi menimbulkan kecelakaan kecil akibat jalur yang terhalang.

Dalam dunia desain interior modern, prinsip “form follows function” atau bentuk mengikuti fungsi menjadi kunci utama. Artinya, keindahan ruang harus berjalan beriringan dengan kenyamanan penggunaannya. Dengan memahami cara menata perabot rumah agar alur jalan tidak terhalang, kamu bisa menciptakan hunian yang terasa lebih lapang, tertata, dan tetap memancarkan karakter pribadi.

Liputan6.com akan membahas secara mendalam bagaimana menata perabot rumah berdasarkan panduan para desainer interior profesional dari berbagai sumber, Kamis (30/10/2025).

Promosi 1

1. Pahami Titik Fokus (Focal Point) Ruangan

Menurut Home Decor Indonesia, setiap ruangan idealnya memiliki titik fokus yang menjadi pusat perhatian. Titik ini bisa berupa jendela besar, perapian, televisi, atau karya seni dinding. Kesalahan umum dalam menata ruang adalah tidak menentukan titik fokus sehingga tata letak terasa kacau.

Setelah menentukan titik fokus, posisikan perabot utama, seperti sofa atau meja makan, menghadap atau mengarah ke titik tersebut. Misalnya, di ruang tamu, arahkan sofa menghadap jendela besar atau televisi, lalu tempatkan meja kopi di tengahnya. Tata letak ini tidak hanya menciptakan keseimbangan visual, tetapi juga mengarahkan alur gerak agar lebih alami.

2. Hindari Meletakkan Semua Furnitur Menempel ke Dinding

Kebiasaan umum dalam rumah-rumah di Indonesia adalah menempatkan semua furnitur menempel ke dinding untuk menciptakan kesan luas. Namun menurut Home Decor Indonesia, hal ini justru dapat membuat ruangan terasa kaku dan kurang nyaman.

Solusinya, cobalah konsep floating furniture, yakni menarik sedikit sofa atau meja dari dinding agar menciptakan ruang sirkulasi di belakangnya. Misalnya, sisakan jarak sekitar 30–45 cm antara sofa dan dinding. Ruang kosong ini bisa dimanfaatkan untuk jalur berjalan atau menempatkan lampu berdiri ramping.

Selain itu, menata furnitur dengan jarak tertentu juga membantu membentuk area fungsi yang jelas, seperti zona duduk, area baca, atau jalur menuju pintu.

3. Prioritaskan Jalur Sirkulasi yang Jelas

Prinsip utama dalam cara menata perabot rumah agar alur jalan tidak terhalang adalah memastikan setiap area memiliki jalur sirkulasi yang cukup lebar. Menurut Better Homes & Gardens (BHG), jarak ideal antar perabot agar orang dapat lewat dengan nyaman adalah sekitar 60–90 cm.

Hindari menempatkan meja atau kursi di depan pintu masuk. Jika rumah memiliki dua akses menuju ruangan, buat jalur diagonal yang tidak memaksa penghuni berputar terlalu jauh. Dalam ruang makan, pastikan kursi bisa ditarik keluar tanpa menabrak dinding atau perabot lain.

Desainer Michael Helwig Interiors juga menekankan pentingnya mempertimbangkan arah bukaan pintu. Pintu yang mengayun ke dalam ruang tidak boleh terhalang oleh lemari atau kursi. Pastikan ruang di sekitar engsel pintu tetap lapang agar sirkulasi lancar.

4. Gunakan Perabot dengan Skala dan Proporsi Tepat

Salah satu kesalahan terbesar menurut BHG.com adalah memilih perabot yang tidak sesuai skala ruangan. Sofa besar di ruang sempit dapat menutup jalur, sementara perabot kecil di ruangan luas membuat ruang terasa kosong dan tidak seimbang.

Ukur ruangan sebelum membeli furnitur. Jika ruangan kecil, pilih sofa dua dudukan atau kursi modular yang bisa disusun ulang. Gunakan meja kopi berbentuk oval atau bundar agar alur berjalan tidak terhenti di sudut tajam. Untuk ruangan panjang dan sempit, pertimbangkan menggunakan perabot ramping agar tidak menimbulkan efek “lorong” seperti arena bowling.

5. Gunakan Karpet untuk Menandai Zona Aktivitas

Karpet besar dapat membantu mengorganisir ruang dan membedakan area fungsi tanpa harus menambah sekat. Dalam Michael Helwig Interiors, dijelaskan bahwa ukuran karpet sangat memengaruhi pola sirkulasi. Karpet terlalu kecil membuat perabot tampak “melayang” dan jalur terpotong, sementara karpet yang terlalu besar bisa menelan ruang visual.

Idealnya, karpet harus cukup besar agar setidaknya kaki depan furnitur utama (seperti sofa dan kursi) berada di atasnya. Untuk ruang panjang, pilih karpet berukuran 9x12 agar furnitur tidak terlalu rapat dan jalur di sekitarnya tetap lega.

6. Jaga Keseimbangan Visual dan Fungsional

Selain jalur fisik, keseimbangan visual juga penting. Letakkan perabot besar seperti sofa atau lemari di sisi yang berlawanan dengan perabot kecil seperti meja kopi agar ruangan tidak terasa berat sebelah.

Dalam ruang dengan dua titik fokus, misalnya perapian dan jendela besar, gunakan kursi putar (swivel chair) seperti disarankan Michael Helwig Interiors. Kursi jenis ini fleksibel, dapat menghadap ke titik mana pun tanpa menghalangi jalan atau mengubah posisi besar furnitur lainnya.

7. Kurangi Jumlah Furnitur, Tingkatkan Fungsi

Desainer BHG.com mengingatkan bahwa terlalu banyak furnitur dapat mempersempit ruang. Pilih perabot multifungsi, seperti bangku dengan laci penyimpanan atau meja lipat. Untuk ruang kecil, lebih baik menonjolkan beberapa elemen berkualitas daripada memenuhi ruangan dengan banyak barang.

Ingat, ruang kosong juga merupakan bagian penting dari desain. Area kosong di sekitar perabot justru menciptakan napas visual dan membuat ruangan terasa lega.

8. Perhatikan Arah Cahaya dan Pandangan

Pandangan ke luar jendela atau arah cahaya alami bisa menjadi penentu arah tata letak. Menurut Home Decor Indonesia, menempatkan perabot utama seperti sofa atau meja makan menghadap cahaya alami dapat menciptakan kesan hangat dan terbuka. Hindari menempatkan furnitur tinggi di depan jendela karena dapat menghalangi cahaya dan aliran udara.

9. Evaluasi Secara Berkala

Kebutuhan ruang bisa berubah seiring waktu. Jika keluarga bertambah atau gaya hidup berubah, tata ulang perabot sesuai kebutuhan baru. Kuncinya adalah fleksibilitas—ruang harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan kenyamanan dan alur gerak yang lancar.

FAQ Seputar Menata Rumah

1. Berapa jarak ideal antar perabot agar orang bisa lewat dengan nyaman?

Sekitar 60–90 cm, tergantung ukuran ruangan dan fungsi area tersebut.

2. Apakah menempelkan furnitur ke dinding selalu salah? 

Tidak selalu, tetapi sebaiknya hindari menempelkan semua furnitur agar ruangan terasa lebih dinamis dan nyaman.

3. Bagaimana cara menata furnitur di ruang sempit? Gunakan furnitur multifungsi, pilih ukuran kecil hingga sedang, dan hindari barang berlebihan.

4. Apakah karpet penting dalam penataan ruang? Ya, karpet membantu menandai area aktivitas dan menciptakan keseimbangan visual dalam ruangan.

5. Bagaimana jika ruangan memiliki banyak pintu atau jendela? Gunakan konsep floating layout dan pilih furnitur ringan agar jalur antar pintu tetap terbuka dan tidak terhalang.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|