Liputan6.com, Jakarta Indonesia terkenal dengan kekayaan cerita rakyatnya yang beragam, salah satu yang paling populer adalah dongeng Malin Kundang yang berasal dari Sumatera Barat. Dongeng Malin Kundang menceritakan kisah tentang seorang anak yang durhaka kepada ibunya dan mendapat balasan berupa kutukan yang mengubahnya menjadi batu.
Kisah yang berasal dari pesisir Padang ini berhasil menyentuh hati pembaca dan telah diwariskan turun-temurun selama berabad-abad oleh leluruh. Tidak hanya menampilkan kisah yang menarik, dongeng Malin Kundang juga mengandung berbagai pesan moral yang dan plot kisah yang tidak boleh dilewatkan untuk dipahami.
Lantas bagaimana sesungguhnya kisah lengkap dari dongeng Malin Kundang, dan pesan moral apa saja yang ada didalamnya? Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6 rangkum lengkapnya, pada Kamis (30/10).
Asal Usul Dongeng Malin Kundang
Dongeng Malin Kundang mengambil latar belakang di sebuah desa nelayan di pesisir pantai Sumatera Barat. Kisah ini dimulai dari kehidupan sederhana seorang janda bernama Ibu Rubayah yang tinggal bersama dengan anak tunggalnya, yang bernama Malin Kundang. Keduanya hidup dalam kemiskinan setelah ayah Malin Kundang pergi dan tidak pernah kembali lagi.
Karena kondisi ekonomi mereka yang sulit, Ibu Rubayah harus bekerja dengan keras sebagai nelayan kecil untuk menghidupi diri dan anaknya. Meskipun serba kekurangan, kasih sayangnya sebagai seorang ibu tidaklah pernah berkurang, setiap harinya Ibu Rubayah selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk Malin Kundang.
Perjalanan Hidup Malin Kundang
Malin Kundang sendiri tumbuh menjadi pemuda yang cerdas, pemberani dan memiliki ambisi besar untuk mengubah nasibnya menjadi lebih baik. Dikarenakan kehidupannya yang miskin sejak kecil, membuatnya bermimpi dan berambisi menjadi orang kaya dan sukses. Ketika beranjak dewasa keinginan ini kian kuat, dan membuatnya memutuskan untuk merantau.
Meskipun awalnya Ibu Rubayah awalnya tidak setuju dengan rencana anaknya yang ingin pergi merantau, akhirnya beliau memutuskan untuk mengizinkan Malin Kundang untuk merantau setelah terus menerus didesak. Sebelum keberangkatan Malin Kundang, sang ibu berpesan agar anaknya tidak melupakan kampung halaman dan ibunya ketika berhasil di perantauan.
Akhirnya dengan berat hati Ibu Rubayah pun melepas kepergian anak semata wayangnya sambil terus berdoa untuk keselamatan dan kesuksesan Malin Kundang selama di perantauan.
Tahun-tahun pun berlalu, Malin Kundang yang berada di perantauan mempelajari berbagai ilmu pelayaran dan perdagangan. Kerja keras dan ketekunannya akhirnya membuahkan hasil, kini ia berhasil menjadi pedagang sukses yang memiliki banyak kapal dagang.
Tidak hanya itu, kesuksesannya pun kian sempurna ketika dia menikah dengan putri seorang bangsawan yang membuat statusnya di masyarakat kian meninggi. Namun seiring dengan kesuksesannya, Malin Kundang mulai lupa dengan asal-usulnya, hingga tidak pernah lagi mengirim kabar kepada ibunya yang menantinya di kampung halaman.
Kehidupan yang mewah dan status sosial yang tinggi, membuatnya malu akan masa lalunya yang miskin, termasuk pada ibunya yang masih hidup dalam kemiskinan di kampung halaman.
Kepulangan yang Berakhir Tragis
Hingga datang suatu waktu, dimana Malin Kundang akhirnya memutuskan untuk mengunjungi kampung halamannya bersama dengan istrinya. Rombongan nya datang dengan kapal besar dan megah, yang menarik perhatian seluruh penduduk desa. Kedatangan Malin Kundang yang menghebohkan ini pun segera menyebar ke seluruh penjuru desa, termasuk ke telinga Ibu Rubayah.
Tanpa berpikir panjang, dengan perasaan gembira dan hati berdebar, Ibu Rubayah pun bergegas ke dermaga untuk menyambut putra semata wayang, yang selalu dia rindukan. Setelah bertahun-tahun menanti, dengan harapan agar anaknya bisa pulang dengan membawa kabar baik.
Saat melihat Malin Kundang turun dari kapalnya, Ibu Rudayah langsung berlari menghampiri dan memeluk anaknya dengan penuh perasaan rindu. Namun sayangnya, bukan pelukan balik yang juga penuh kerinduan yang diterimanya, tanggapan yang diterimanya justru sebaliknya.
Malin Kundang yang melihat ibunya yang sudah tua, berpakaian lusuh dan terlihat miskin, merasa malu dan tidak mau mengakuinya sebagai ibunya. Ia mendorong Ibu Rubayah hingga terjatuh dan dengan kejam menyangkal semua hubungan darah yang mereka miliki. Dihadapan sang Istri, Malin Kundang bahkan mengatakan bahwa wanita tua itu adalah pengemis yang mengaku sebagai ibunya.
Mendapatkan perlakukan kasar dan pengingkaran yang kejam ini, membuat hati Ibu Rubayah hancur berkeping-keping. Seorang ibu yang telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk membesarkan dan mengasihi anaknya ini, tidak pernah menyangka akan diperlakukan dengan begitu kejam oleh putra semata wayangnya.
Rasa sedih, marah, kecewa pun bercampur menjadi satu dalam hatinya yang terluka.
Kutukan dan Akhir Tragis Sang Anak Durhaka
Dalam perasaan sedih dan marah yang mendalam, Ibu Rubayah menengadahkan wajahnya ke langit dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. memohon keadilan atas ketidakadilan dan penghinaan yang dilakukan oleh anak durhakanya itu. Dengan lantang ia berdoa “Ya Tuhan, jika dia benar-benar bukan anakku, aku akan memaafkannya. Namun jika dia memang adalah Malin Kundang, anakku, aku mohon keadilanmu, buat dia menjadi batu, seperti hatinya yang keras dan dingin”.
Seketika setelah doa itu diucapkan, cuaca berubah dengan drastis, langit yang cerah mendadak menjadi gelap gulita. Angin kencang bertiup, disusul dengan hujan badai yang sangat deras. Petir menyambar-nyambar dan gelombang laut menjadi ganas menerjang.
Kapal megah rombongan Malin Kundang yang sedang berlabuh pun tidak luput dari murka Alam. petir besar menyambar kapal tersebut, membuatnya hancur berkeping-keping. Gelombang besar kemudian menghantam kapal itu, dan menariknya ke tengah laut hingga tidak tersisa lagi.
Bersamaan dengan hancurnya kapal itu, tubuh Malin Kundang perlahan mengeras dan berubah menjadi batu. Kutukan ibunya pun benar-benar terwujud.
Ketika badai mereda dan matahari kembali, di tepi pantai sudah tidak ada kapal mewah dan megah yang berlabuh, hanya tampak pecahan kapal yang membatu dan sebuah batu yang menyerupai sosok manusia yang sedang bersujud.
Pesan dan Nilai Moral
Dongeng Malin Kundang merupakan cerita rakyat yang penuh dengan pesan moral yang relevan hingga saat ini. Pesan utama yang ingin disampaikan adalah bagaimana pentingnya berbakti kepada orang tua, terutama ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan dengan penuh kasih sayang dan cinta.
Nilai lain yang bisa diambil adalah tentang bahaya kesombongan dan lupa diri. Kesuksesan yang diraih Malin Kundang membuatnya sombong dan lupa akan asal-usulnya. Hal ini lah yang akhirnya menjadi awal dari kehancuran hidupnya, selalu rendah hati adalah hal yang harus tetap dijaga meski telah mencapai kesuksesan.
QnA Seputar Dongeng Malin Kundang
Q: Apakah dongeng Malin Kundang benar-benar terjadi dalam sejarah?
A: Dongeng Malin Kundang adalah cerita rakyat atau legenda yang diwariskan secara turun-temurun. Meskipun tidak ada bukti sejarah yang menyatakan kejadian ini benar-benar terjadi, batu yang menyerupai sosok manusia di Pantai Air Manis Padang dipercaya sebagai wujud Malin Kundang yang dikutuk. Namun faktanya, relief batu tersebut merupakan karya seni yang dibuat oleh seniman Dadril Bayras dan Ibenzani Usman.
Q: Di mana lokasi dongeng Malin Kundang terjadi?
A: Dongeng Malin Kundang berlatar belakang di pesisir pantai Sumatera Barat, khususnya di daerah yang kini dikenal sebagai Pantai Air Manis, Padang. Lokasi ini masih dapat dikunjungi dan menjadi destinasi wisata populer di Sumatera Barat.
Q: Siapa saja tokoh utama dalam dongeng Malin Kundang?
A: Tokoh utama dalam dongeng ini adalah Malin Kundang (anak yang durhaka), Ibu Rubayah (ibu Malin Kundang), dan istri Malin Kundang (putri bangsawan). Ada juga tokoh pendukung seperti nakhoda kapal yang mengajak Malin merantau.

4 hours ago
3
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5311248/original/089131000_1754842866-Persija_Jakarta_vs_Persita_Tangerang-14.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5398063/original/015882300_1761834344-20251030AA_Timnas_Futsal-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5397986/original/021564700_1761826104-1000689334.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5383986/original/067984300_1760708009-Saddil-Ramdani.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5361596/original/000746300_1758788384-eliano.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397941/original/066725000_1761821908-pagar_powder_coating_3a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397995/original/099844900_1761826316-MixCollage-30-Oct-2025-07-08-PM-5905.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397845/original/054706900_1761818425-garasi_rolling_door.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397830/original/061807700_1761818012-kitchen_set_gantung_6a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5384016/original/011082900_1760710024-Persita_vs_PSIM_-14.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397511/original/077140900_1761810614-Gemini_Generated_Image_c8vszrc8vszrc8vs.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397771/original/085832500_1761815814-tata_ruang_rumah_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397702/original/099028000_1761814670-Ide_Menata_Ruang.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397692/original/072616500_1761814579-rumah_perkotaan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5342854/original/002615400_1757402192-barba.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4871575/original/040902600_1719062822-Pinterestsiepensri.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397785/original/059189000_1761816308-Hero_Martis.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5397574/original/055579300_1761811802-stacking_jam_dan_gelang_6a.jpg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289991/original/061477600_1753085725-Gemini_Generated_Image_hgzf0thgzf0thgzf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4749488/original/094430200_1708534731-6_Pesona_Mas-mas_Jawa_Jerman_Nicholas_Saputra_dalam_Balutan_Beskap_Berbagai_Warna__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5220644/original/004832500_1747287774-aeb56d42-4478-4a01-a97d-5ee3a126af88.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314799/original/018068700_1755141741-Screenshot_2025-08-14_101821.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317791/original/081125900_1755406322-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5242066/original/071485000_1749018440-ChatGPT_Image_Jun_4__2025__01_21_11_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285310/original/033743300_1752665837-Gemini_Generated_Image_a1nddra1nddra1nd.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273218/original/020453100_1751614932-Gemini_Generated_Image_9vo1zf9vo1zf9vo1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5276199/original/074465500_1751948018-8a81dda3-c1ba-4021-9d70-3c76e8c6fa8d.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4564494/original/078078100_1693916156-sirih_cina.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5201001/original/057882900_1745807636-Gambar_WhatsApp_2025-04-28_pukul_09.16.41_423b940f.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5228890/original/025290300_1747898841-ChatGPT_Image_May_22__2025__02_14_51_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5133457/original/023305200_1739538823-IMG_1646.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334979/original/059504200_1756784179-GzxouSHXoAArNji.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5282686/original/033065400_1752481455-Gemini_Generated_Image_ot0mgqot0mgqot0m.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5281448/original/001938100_1752387209-beautiful-lavender-field-background.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5267671/original/064861200_1751162905-ChatGPT_Image_Jun_29__2025__09_04_57_AM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5285145/original/038534300_1752658205-WhatsApp_Image_2025-07-16_at_4.28.12_PM.jpeg)