Liputan6.com, Jakarta Daftar pustaka berfungsi menunjukkan sumber rujukan secara jelas. Namun, tidak semua data wajib dicantumkan. Mengetahui hal-hal yang tidak perlu ditulis dalam penulisan daftar pustaka adalah kunci agar hasilnya lebih ringkas.
Setiap gaya penulisan memiliki aturan, tetapi sama-sama menekankan pentingnya menghindari informasi berlebihan. Karena itu, memahami hal-hal yang tidak perlu ditulis dalam penulisan daftar pustaka adalah hal yang wajib diperhatikan.
Kesalahan umum muncul ketika penulis menambahkan data yang tidak relevan. Padahal, hal-hal yang tidak perlu ditulis dalam penulisan daftar pustaka adalah informasi tambahan yang justru membuat format menjadi tidak rapi.
Nama Penulis dan Gelar Akademis
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Communnity Development Journal Vol.3, No.2 Juni 2022, daftar pustaka merupakan sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai pertalian dengan sebuah karangan seperti skripsi, tesis, disertasi hingga jurnal.
Melalui daftar pustaka yang disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali pada sumber aslinya. Keberadaan daftar pustaka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karya tulis ilmiah.
Salah satu kesalahan umum dalam penulisan daftar pustaka adalah menyertakan nama penulis secara berlebihan atau mencantumkan gelar akademis. Nama penulis memang elemen utama, namun format penulisannya harus disesuaikan dengan standar yang berlaku, seperti nama belakang diikuti nama depan atau inisial. Gelar seperti Dr., Prof., S.Pd., atau M.Hum. tidak diperlukan karena tidak relevan untuk identifikasi sumber.
Penulisan nama penulis hanya perlu mencantumkan nama belakang atau marga, diikuti dengan nama depan atau inisialnya. Informasi seperti nama panggilan atau nama lengkap secara keseluruhan tidak perlu disertakan. Hal ini bertujuan untuk menjaga keseragaman dan kemudahan dalam pengindeksan serta pencarian referensi.
Meskipun gelar akademis pengarang seringkali tertera di sampul buku atau publikasi, informasi ini tidak memiliki fungsi dalam konteks daftar pustaka. Fokus utama daftar pustaka adalah mengidentifikasi sumber, bukan profil lengkap penulis. Menghilangkan gelar membantu menjaga daftar tetap ringkas dan fokus pada esensi referensi.
Detail Teknis Publikasi yang Tidak Relevan
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.8 No.2 April (2019), adapun manfaat daftar pustaka yaitu untuk mengarahkan pembaca suatu tulisan atau karya ilmiah ke rujukan-rujukan lain yang berhubungan dengan pembahasan di dalam tulisan maupun karya ilmiah itu. Rujukan ini sama dengan referensi terkait semacam buku, kajian atau bentuk ilmu pengetahuan lainnya. Jadi pembaca bisa terbantu jika ingin mencari tahu lebih dalam atau lanjut soal topik atau permasalahan tertentu pada buku tersebut.
Beberapa informasi teknis terkait publikasi seringkali keliru dimasukkan ke dalam daftar pustaka, padahal tidak diperlukan. Ini termasuk nomor urut, cetakan ke berapa, dan nomor ISBN. Daftar pustaka umumnya disusun secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulis, sehingga penomoran urut tidak relevan dan justru dapat membingungkan.
Informasi mengenai cetakan buku, seperti "Cetakan Kedua" atau "Edisi Revisi," juga tidak perlu dicantumkan kecuali jika edisi tersebut secara signifikan berbeda dan krusial untuk identifikasi sumber. Mayoritas gaya sitasi tidak memerlukan detail ini. Begitu pula dengan Nomor ISBN (International Standard Book Number); nomor unik ini tidak perlu disertakan dalam entri daftar pustaka.
Selain itu, nama badan hukum penerbit seperti PT, CV, atau Yayasan juga tidak perlu ditulis. Cukup nama penerbit itu sendiri yang dicantumkan. Detail-detail ini, meskipun ada pada sumber aslinya, tidak menambah nilai informasi yang esensial dalam daftar pustaka dan hanya akan membuat daftar menjadi terlalu panjang dan kurang fokus.
Informasi Halaman dan Sumber Non-Publik
Mengutip buku berjudul Menulis Karya Ilmiah (2024) oleh Sawal Mahaly, dkk,. penulisan daftar pustaka dalam karya ilmiah memiliki beberapa fungsi penting, antara lain yaitu memperkuat argumen, menghindari plagiasi, menghormati penulis yang karyanya dijadikan acuan dalam penulisan karya ilmiah, mempermudah proses peninjauan ulang sumber-sumber rujukan saat diperlukan koreksi pada konten tulisan, memberikan bantuan kepada pembaca untuk lebih memahami sumber-sumber yang dikutip dalam karya ilmiah.
Satu lagi elemen yang seringkali salah tempat dalam daftar pustaka adalah nomor halaman buku secara keseluruhan. Nomor halaman hanya relevan untuk kutipan langsung atau referensi spesifik di dalam teks (in-text citation), bukan untuk entri daftar pustaka. Daftar pustaka merujuk pada keseluruhan karya, bukan bagian tertentu di dalamnya.
Selain itu, nama editor juga tidak perlu dicantumkan sebagai penulis utama jika sumber yang dirujuk adalah bab dalam buku yang diedit dan editor bukan penulis utamanya. Fokus tetap pada penulis bab tersebut. Keterangan penulisan atau penilaian yang bersifat internal atau tidak relevan dengan identifikasi sumber juga harus dihindari.
Komunikasi personal, seperti email, wawancara pribadi, atau percakapan, seringkali tidak perlu dimasukkan dalam daftar pustaka. Beberapa gaya sitasi hanya memperbolehkan pencantumannya sebagai kutipan dalam teks karena sifatnya yang tidak dapat diakses publik. Penting untuk hanya memasukkan sumber yang benar-benar dikutip dalam teks dan dapat diverifikasi oleh pembaca.
Sumber:
- Kajian berjudul Pelatihan Pembuatan Daftar Pustaka pada Karya Ilmiah Mahasiswa Menggunakan MS. Word dan Mendeley dipublikasikan di Communnity Development Journal Vol.3, No.2 Juni 2022
- Kajian berjudul Analisis Penulisan Daftar Pustaka dalam Skripsi Mahasiswa Prodi S-1 Ilmu Perpustakaan Angkatan 2012 dan 2013 dipublikasikan di Jurnal Ilmu Perpustakaan Vol.8 No.2 April (2019)
- Buku berjudul Menulis Karya Ilmiah (2024) oleh Sawal Mahaly, dkk,.
Q & A Seputar Topik
Apa saja hal-hal yang tidak perlu ditulis dalam penulisan daftar pustaka?
Informasi yang tidak relevan seperti nomor halaman keseluruhan buku, gelar akademik penulis, atau jabatan tertentu tidak perlu ditulis.
Mengapa gelar akademik penulis tidak dicantumkan dalam daftar pustaka?
Karena daftar pustaka hanya fokus pada identitas dasar penulis (nama), bukan prestasi atau jabatan akademiknya.
Apakah perlu menuliskan kata pengantar atau ucapan terima kasih dari sumber di daftar pustaka?
Tidak, karena daftar pustaka hanya memuat identitas karya, bukan bagian isi buku seperti kata pengantar atau ucapan terima kasih.
Apakah alamat penerbit wajib dicantumkan dalam daftar pustaka?
Tidak, cukup menuliskan nama penerbit dan tahun terbit, tanpa perlu mencantumkan alamat lengkap penerbit.
Apakah link atau URL yang panjang dari buku cetak harus ditulis?
Tidak, URL hanya dicantumkan untuk sumber online. Jika referensi berupa buku cetak, URL tidak perlu ditulis.