Kenali 7 Jenis Ular yang Mirip Daun Kering Ini, Waspada di Kebun

2 weeks ago 15

Liputan6.com, Jakarta Berkebun adalah hobi yang menyenangkan dan seringkali menjadi pelarian dari hiruk pikuk keseharian. Namun, di balik ketenangan tersebut, ada potensi risiko yang mungkin tidak disadari. Salah satunya adalah keberadaan jenis ular yang mirip daun kering di kebun, yang sangat sulit dikenali karena kemampuan kamuflase alaminya. Ular-ular ini menggunakan warna dan pola kulitnya untuk menyatu sempurna dengan lingkungan sekitar, terutama tumpukan daun-daun kering.

Kemampuan berkamuflase ini merupakan strategi bertahan hidup yang efektif bagi ular, baik untuk menghindari predator maupun menunggu mangsa. Kehadiran mereka di area kebun bisa menjadi ancaman serius jika tidak dikenali dan ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penting bagi setiap pemilik kebun untuk memahami ciri-ciri ular tersebut.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam tujuh jenis ular yang sering ditemukan berkamuflase seperti daun kering di kebun, lengkap dengan ciri-ciri, tingkat bahaya, dan tips pencegahan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kewaspadaan dan memastikan keselamatan Anda serta keluarga saat beraktivitas di luar ruangan. Jadi simak jenis ular yang perlu diwaspadai karena mirip daun kering di kebun, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (11/11/2025).

1. Ular Tanah (Malayan Pit Viper)

Ular tanah atau ular gibug (Calloselasma rhodostoma) memiliki tubuh yang cenderung gemuk, pipih, dan agak pendek, dengan panjang rata-rata sekitar 76 cm. Ular ini dapat tumbuh hingga 1,10 meter. Warna tubuhnya bervariasi dari cokelat muda hingga cokelat tua dengan corak hitam, atau cokelat kemerahan/kemerah-jambuan, dilengkapi pola segitiga gelap berjumlah 25-30 pasang di punggungnya. Kepala ular ini berbentuk segitiga dengan mata vertikal dan sisi atas kepalanya tertutup perisai simetris yang khas, membuatnya sangat mirip dengan tumpukan daun kering.

Ular tanah adalah spesies berbisa yang sangat kuat dan dapat menyebabkan kerusakan parah pada jaringan tubuh manusia. Bisanya tergolong kategori 1, yang berarti penting secara medis dan dapat menyebabkan rasa sakit parah, pembengkakan, gangrene, nekrosis jaringan, disfungsi organ, hingga kematian. Ular ini dikenal sebagai Malayan pit viper dan memiliki reputasi agresif jika merasa terganggu, menjadikannya salah satu jenis ular yang mirip daun kering di kebun yang paling berbahaya.

Ular tanah tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah bagian barat, dan Kepulauan Karimunjawa. Mereka menyukai berbagai habitat seperti hutan belukar, semak-semak, lahan pertanian yang lembap, hutan dataran rendah, hutan pantai, semak bambu, lahan terbengkalai, kebun buah-buahan, perkebunan, dan daerah sekitar peternakan. Ular ini aktif pada malam hari (nokturnal) namun bisa juga aktif di siang hari pada kondisi tertentu, sering ditemukan di persimpangan jalan atau kebun di malam hari.

2. Ular Pucuk (Asian Vine Snake)

Ular pucuk (Ahaetulla prasina) adalah salah satu jenis ular yang mirip daun kering di kebun yang menarik perhatian karena penampilannya yang unik. Ular ini dikenal dengan sebutan "pucuk" karena kemampuannya untuk menyamar seperti pucuk pohon. Ular ini memiliki tubuh kecil dan sangat ramping, dengan panjang rata-rata sekitar 1,2 hingga 1,5 meter, dan dapat mencapai 2 meter. Bentuk kepalanya runcing seperti anak panah dengan mata berukuran agak besar dan pupil horizontal. Warna tubuhnya hijau cerah menyerupai pucuk daun, namun saat baru lahir bisa bervariasi cokelat, kuning, dan hijau. Ular ini juga memiliki garis kuning tipis di sepanjang pinggir tubuhnya.

Meskipun ular pucuk memiliki bisa, namun tidak dianggap berbahaya bagi manusia. Gigitannya hanya menyebabkan efek samping yang relatif ringan, seperti gatal atau iritasi ringan dan pembengkakan di area gigitan. Bisanya cukup untuk membuat mangsanya melemah, tetapi tidak berpengaruh pada manusia. Ini menjadikannya salah satu jenis ular yang mirip daun kering di kebun yang relatif aman.

Ular pucuk tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina, serta India dan Tiongkok. Mereka banyak ditemukan di berbagai habitat seperti hutan pegunungan, hutan kering, perkebunan, sawah, pohon di pinggir jalan, taman kota, pekarangan rumah, semak-semak, dan hutan primer/sekunder di dataran rendah. Ular ini arboreal, lebih suka tinggal di pepohonan dan semak-semak daripada di tanah, dan aktif pada siang hari.

3. Copperhead (Ular Kepala Tembaga)

Copperhead (Agkistrodon contortrix) adalah ular berbisa dengan warna tubuh cokelat muda hingga cokelat, kadang dengan sedikit warna merah muda. Ciri khasnya adalah pola silang berbentuk jam pasir (hourglass) berwarna cokelat gelap di sepanjang tubuhnya, yang menyerupai tumpukan daun kering. Pola ini sangat efektif untuk kamuflase, membuat mereka hampir tidak mungkin terlihat di antara daun-daun kering. Ular ini memiliki tubuh yang berat, bukan ramping, dan dewasa dapat mencapai panjang 50-95 cm.

Copperhead memiliki bisa sitotoksik yang dapat merusak jaringan. Gigitan ular ini menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, namun biasanya dapat diselamatkan. Mereka cenderung diam dan mengandalkan kamuflase, sehingga gigitan sering terjadi ketika orang tidak sengaja menginjak atau mendekati mereka. Ini adalah salah satu jenis ular yang mirip daun kering di kebun yang patut diwaspadai.

Copperhead ditemukan di Amerika Serikat bagian timur dan tenggara. Mereka menyukai hutan gugur dan hutan campuran, sering ditemukan di singkapan batu, tepian, serta daerah rawa-rawa dataran rendah. Mereka menghabiskan hari-hari di lantai hutan berdaun, terutama di hutan yang cukup lebat dengan lapisan daun tebal.

4. Gaboon Viper (Ular Gabon)

Gaboon Viper (Bitis gabonica) adalah ular berbisa terbesar di Afrika, dengan berat lebih dari 20 kg dan panjang hingga 1,8 meter. Ular ini memiliki pola warna yang rumit berupa kombinasi cokelat muda dan gelap, merah muda, serta ungu yang tersusun dalam bentuk berlian dan garis-garis di punggungnya. Pola ini, bersama dengan kepalanya yang lebar menyerupai daun jatuh, memberikan kamuflase yang sangat baik di antara serasah daun di lantai hutan.

Ular ini juga memiliki taring terpanjang di antara semua ular berbisa, mencapai hingga 4 cm. Gaboon Viper memiliki bisa dalam volume besar dan sangat kuat, menjadikannya salah satu ular paling berbisa di dunia. Meskipun demikian, ular ini umumnya memiliki sifat tenang dan jarang menggigit manusia kecuali jika diinjak atau diprovokasi. Ini adalah jenis ular yang mirip daun kering di kebun yang sangat mematikan jika sampai menggigit.

Ular ini ditemukan di hutan hujan tropis dan daerah basah di sebagian Afrika. Mereka menghabiskan sebagian besar waktunya bersembunyi di antara serasah daun di lantai hutan, menunggu mangsa. Kemampuan kamuflasenya menjadikannya predator penyergap yang sangat efektif.

5. Hognose Snake (Ular Hidung Babi)

Hognose Snake (Heterodon species) memiliki moncong yang terbalik seperti babi, yang digunakan untuk menggali. Warna dan polanya sangat bervariasi, mulai dari abu-abu, cokelat, kuning, hingga oranye atau kemerahan, dengan bercak-bercak gelap. Pola ini membantu mereka menyatu dengan daun, pasir, atau semak-semak, menjadikannya salah satu jenis ular yang mirip daun kering di kebun.

Ular ini tidak berbisa bagi manusia, sehingga tergolong tidak berbahaya. Jika terancam, mereka akan melakukan pertunjukan dramatis: memipihkan leher dan tubuh bagian depan seperti kobra, mendesis keras, dan bahkan berpura-pura mati (thanatosis) dengan membalikkan badan, membuka mulut, dan mengeluarkan bau busuk. Perilaku ini adalah mekanisme pertahanan untuk menghindari predator, bukan untuk menyerang.

Hognose Snake ditemukan di Amerika Utara. Mereka menyukai habitat dengan tanah berpasir atau gembur, seperti hutan pinus, ladang, dan daerah pesisir, yang memungkinkan mereka menggali dengan mudah. Keberadaannya di kebun biasanya tidak menimbulkan ancaman serius.

6. Fer-de-Lance

Fer-de-Lance (Bothrops asper) adalah ular berbisa yang ganas dengan warna cokelat keabuan dan pola segitiga gelap di sepanjang tubuhnya, mirip dengan bayangan di antara daun kering. Ular ini memiliki kepala besar berbentuk V yang jelas berbeda dari lehernya, dan lubang pendeteksi panas di antara mata dan lubang hidungnya. Kamuflasenya sangat efektif, membuatnya hampir tidak terlihat di lantai hutan, menjadikannya jenis ular yang mirip daun kering di kebun yang sangat berbahaya.

Fer-de-Lance adalah ular paling berbahaya di Amerika Tengah dan Selatan, menjadi penyebab utama insiden gigitan ular fatal di wilayah tersebut. Ular ini agresif dan memiliki bisa hemotoksik yang mematikan, dapat merusak jaringan dan menyebabkan pendarahan. Mereka dikenal tidak dapat diprediksi dan dapat menyerang tanpa peringatan, sehingga sangat dihindari.

Fer-de-Lance ditemukan dari Meksiko selatan hingga Amerika Selatan bagian utara. Mereka menghuni hutan hujan tropis, hutan cemara, hutan awan, dan bahkan daerah yang lebih kering seperti hutan gugur tropis dan sabana pinus dekat danau, sungai, dan aliran air. Ular ini sering bersembunyi di bawah serasah daun atau di antara akar pohon pada siang hari, dan aktif berburu di malam hari.

7. Madagascan Ground Boa (Boa Tanah Madagaskar)

Madagascan Ground Boa (Acrantophis madagascariensis) adalah ular tidak berbisa terbesar di pulau Madagaskar, dengan betina dewasa dapat mencapai panjang hingga 3 meter. Warna tubuhnya bervariasi dari cokelat kemerahan pucat hingga abu-abu, dengan pola belah ketupat (rhombus) di punggung yang dibatasi warna hitam atau cokelat. Pola ini, kadang menciptakan kesan zig-zag, bersama dengan bercak ovoid hitam dan kemerahan di sisi tubuh, sangat efektif untuk kamuflase di serasah daun dan lantai hutan.

Ular ini tidak berbisa, sehingga tergolong tidak berbahaya bagi manusia. Mereka membunuh mangsanya dengan cara melilit (konstriksi). Meskipun ukurannya besar, ular ini tidak agresif terhadap manusia dan cenderung menghindar.

Ular ini endemik di pulau Madagaskar. Mereka menghuni hutan gugur kering, hutan berduri, dan dataran rendah tropis lembap di Madagaskar bagian barat dan utara. Mereka lebih menyukai tempat berlindung di permukaan tanah, di lingkungan yang hangat dan teduh dengan banyak penutup dari serasah daun, batang kayu tumbang, dan liang. Ular ini adalah predator penyergap yang menggunakan kamuflase alaminya untuk menyatu dengan lantai hutan dan mengejutkan mangsanya.

Tips Utama Berkebun dengan Aman

Meskipun banyak jenis ular yang mirip daun kering di kebun tidak berbahaya, penting untuk selalu waspada dan mengambil tindakan pencegahan saat beraktivitas di kebun. Ular umumnya akan menghindari manusia, tetapi gigitan sering terjadi ketika mereka merasa terancam atau tidak sengaja terinjak.

Berikut adalah beberapa tips penting untuk berkebun dengan aman:

  • Pakai Alas Kaki Tertutup: Selalu gunakan sepatu bot atau alas kaki tertutup yang kuat saat menyusuri kebun atau area berumput. Ini akan melindungi kaki Anda dari gigitan yang tidak disengaja jika Anda tidak sengaja menginjak ular yang berkamuflase.
  • Pakai Sarung Tangan Tebal: Saat membersihkan tumpukan daun, kompos, atau kayu, selalu gunakan sarung tangan tebal. Area-area ini adalah tempat persembunyian favorit bagi ular, dan sarung tangan dapat memberikan lapisan perlindungan ekstra.
  • Periksa Sebelum Menyentuh: Sebelum meletakkan tangan atau kaki di suatu area, terutama di tempat yang teduh, lembap, atau banyak daun kering, periksa dengan cermat. Gunakan alat bantu seperti tongkat untuk menggeser dedaunan atau benda lain sebelum Anda menyentuhnya langsung.
  • Jangan Anggap Remeh: Jika Anda melihat ular, anggap semua ular berpotensi berbahaya sampai Anda benar-benar yakin dengan identitasnya. Jangan pernah mencoba menangkap atau membunuh ular, karena ini justru meningkatkan risiko gigitan.
  • Jaga Kebersihan Kebun: Rapikan kebun secara teratur. Hindari menumpuk daun kering, kayu, batu, atau barang bekas yang bisa menjadi tempat persembunyian ideal bagi ular. Lingkungan yang bersih dan rapi akan mengurangi daya tarik kebun bagi ular.
  • Kendalikan Hama: Ular sering datang ke kebun untuk mencari mangsa seperti tikus, kodok, atau kadal. Dengan mengendalikan populasi hama ini, Anda secara tidak langsung mengurangi sumber makanan ular dan membuat kebun kurang menarik bagi mereka.

Dengan menerapkan tips-tips ini, Anda dapat mengurangi risiko pertemuan yang tidak diinginkan dengan jenis ular yang mirip daun kering di kebun dan menikmati aktivitas berkebun dengan lebih tenang dan aman.

FAQ

Q: Apa saja ciri-ciri umum ular yang mirip daun kering di kebun?

A: Ciri utamanya adalah warna dominan cokelat, abu-abu, atau hijau kusam dengan pola yang meniru tekstur dan bayangan daun kering. Mereka seringkali diam tidak bergerak untuk memperkuat penyamarannya.

Q: Bagaimana cara membedakan ular berbisa dan tidak berbisa yang mirip daun kering?

A: Ular berbisa sering memiliki kepala berbentuk segitiga yang jelas berbeda dari lehernya, sementara ular tidak berbisa biasanya sangat ramping. Perilaku juga bisa menjadi petunjuk, ular tidak berbisa cenderung lebih cepat kabur.

Q: Apa yang harus saya lakukan jika menemukan ular yang mirip daun kering di kebun?

A: Jangan panik atau dekati. Jaga jarak aman, jangan coba menangkap atau membunuh. Beri jalan keluar bagi ular, atau hubungi pemadam kebakaran/ahli ular jika berada di area berisiko tinggi.

Q: Apakah semua ular yang mirip daun kering itu berbahaya?

A: Tidak. Banyak jenis ular yang mirip daun kering di kebun tidak berbahaya bagi manusia, seperti ular pucuk dan Madagascan Ground Boa. Namun, selalu berhati-hati dan anggap semua ular berpotensi berbahaya sampai Anda yakin identitasnya.

Q: Langkah pencegahan apa yang bisa dilakukan agar kebun tidak disinggahi ular?

A: Rapikan kebun dari tumpukan daun dan barang bekas, tutup celah-celah, kendalikan populasi tikus dan kodok, serta pastikan area memiliki penerangan yang cukup.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|