Kronologi Banjir Bandang di Kawasan Wisata Parapat Danau Toba

4 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta Kawasan wisata Parapat, yang terletak di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, mendadak lumpuh akibat terjangan banjir bandang pada Minggu, 16 Maret 2025. Hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama bencana ini. Air bercampur lumpur datang dari perbukitan Bangun Dolok, meluncur deras ke pusat kota hingga merendam Terminal Sosor Saba Parapat dan sepanjang Jalan Sisingamangaraja.

Akibat bencana ini, aktivitas di Parapat lumpuh total. Warga yang tengah beraktivitas di sekitar lokasi kejadian sempat panik lantaran air datang secara mendadak dengan arus yang cukup kuat. Meski tidak ada laporan korban jiwa, kerusakan infrastruktur dan gangguan transportasi menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah dan warga setempat dalam proses pemulihan pasca-bencana.

Untuk mengurangi dampak lebih lanjut, Polres Simalungun segera mengambil langkah cepat dengan melakukan pengalihan arus lalu lintas. Hal ini bertujuan untuk memastikan keselamatan warga serta menghindari kemacetan akibat jalan yang terdampak banjir dan tanah longsor di Desa Soalan.

Promosi 1

Banjir Bandang dan Tanah Longsor: Penyebab dan Dampak

Banjir bandang yang menerjang kawasan wisata ini tidak hanya membawa air bercampur lumpur, tetapi juga material dari perbukitan yang mengakibatkan tanah longsor di Desa Soalan, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Tanah longsor ini semakin memperparah situasi karena beberapa akses jalan utama menjadi tertutup material longsor, menyulitkan mobilitas warga maupun kendaraan yang melintas.

Kasi Humas Polres Simalungun, AKP Verry Purba, mengungkapkan bahwa pengalihan arus lalu lintas dari arah Pematang Siantar menuju Parapat dilakukan dari Simpang Palang menuju Simpang Sitahoan. Begitu pula sebaliknya, arus dari arah Parapat dialihkan melalui jalur yang sama. "Meskipun terjadi perubahan jalur, situasi arus lalu lintas dalam keadaan aman dan lancar," ujar Verry.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk menangani dampak banjir serta menindak aktivitas yang memperparah kerusakan lingkungan di kawasan Parapat. Beberapa pihak menduga bahwa adanya alih fungsi lahan di kawasan hulu memperparah terjadinya banjir bandang ini.

Proses Evakuasi dan Upaya Penanganan

Menanggapi situasi darurat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simalungun bersama instansi terkait langsung turun ke lapangan untuk melakukan assessment dan penanganan dampak bencana. Tim gabungan dari kepolisian, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, serta relawan setempat bahu-membahu dalam proses evakuasi warga terdampak.

Menurut Verry Purba, posko bantuan dan dapur umum telah didirikan untuk membantu kebutuhan warga yang terdampak, terutama di Desa Soalan yang mengalami tanah longsor. "Mereka telah mengaktifkan sistem peringatan dini dan mengevakuasi penduduk yang berada di zona rawan longsor," jelas Verry.

Selain itu, pihak kepolisian terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan bencana susulan, mengingat cuaca yang masih belum stabil dan potensi hujan deras yang bisa memicu longsor lanjutan.

Pengalihan Arus Lalu Lintas untuk Menghindari Kemacetan

Dalam situasi bencana ini, kelancaran arus lalu lintas menjadi salah satu prioritas utama. Pengalihan arus yang diterapkan oleh Polres Simalungun bertujuan untuk menghindari kemacetan panjang dan mengurangi risiko kecelakaan akibat kondisi jalan yang tertutup material banjir dan longsor.

Arus lalu lintas dari arah Pematang Siantar menuju Parapat dialihkan dari Simpang Palang ke Simpang Sitahoan, demikian pula sebaliknya. Petugas di lapangan juga telah memasang rambu-rambu pengalihan serta memberikan arahan kepada pengendara agar tetap mengikuti jalur alternatif yang telah ditetapkan.

"Kami imbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dan mengikuti arahan petugas di lapangan. Jangan memaksakan diri melewati jalur yang sudah ditutup karena berbahaya," ujar AKP Verry Purba.

Langkah Antisipasi ke Depan

Bencana banjir bandang ini menjadi peringatan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk lebih waspada serta meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana alam. Beberapa langkah yang disarankan untuk mengurangi risiko bencana serupa antara lain adalah pemantauan curah hujan, pembersihan drainase secara berkala, serta penghentian aktivitas yang merusak lingkungan di kawasan hulu.

Kapolres Simalungun juga mengapresiasi kerja sama masyarakat yang telah mengikuti imbauan dan petunjuk pengalihan arus. "Kerja sama masyarakat sangat membantu kelancaran tugas kepolisian dalam situasi darurat seperti ini," ucap Verry Purba.

Masyarakat diminta untuk terus memantau perkembangan situasi dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan potensi bahaya di sekitar mereka. Polres Simalungun menegaskan bahwa upaya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan akan terus ditingkatkan guna menjaga keamanan dan kenyamanan warga serta wisatawan di Parapat.

Pertanyaan Umum Seputar Banjir Bandang di Parapat

1. Apa penyebab utama banjir bandang di Parapat?

Penyebab utama banjir bandang ini adalah tingginya curah hujan yang mengguyur kawasan Parapat selama beberapa hari, ditambah dengan kemungkinan adanya alih fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya daerah resapan air di perbukitan Bangun Dolok.

2. Apakah ada korban jiwa akibat banjir ini?

Tidak ada laporan mengenai korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, kerusakan infrastruktur dan lumpuhnya aktivitas warga menjadi dampak signifikan dari banjir tersebut.

3. Bagaimana kondisi lalu lintas di sekitar Parapat setelah banjir?

Polres Simalungun telah melakukan pengalihan arus lalu lintas untuk menghindari kemacetan dan memastikan keamanan pengguna jalan. Jalur alternatif telah ditetapkan dari Simpang Palang menuju Simpang Sitahoan.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|