Langkah yang Dilakukan Jika Digigit Tikus agar Tidak Terinfeksi, Wajib Waspada

2 weeks ago 12

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran tikus di sekitar tempat tinggal sering kali dianggap hal biasa, padahal hewan ini dapat menimbulkan ancaman kesehatan serius bagi manusia. Gigitan tikus bukan hanya menyebabkan luka, tetapi juga berpotensi menularkan penyakit berbahaya melalui air liurnya. Oleh sebab itu, memahami yang dilakukan jika digigit tikus menjadi pengetahuan penting bagi setiap orang, supaya bisa mengambil langkah cepat dan tepat dalam situasi darurat tersebut.

Tikus hidup di tempat yang kotor, sehingga gigitannya kerap meninggalkan bakteri berbahaya di kulit manusia. Tanpa penanganan yang benar, kuman dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan gangguan kesehatan serius. Mengetahui yang dilakukan jika digigit tikus membantu seseorang mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan, sekaligus melindungi diri dari ancaman penyakit menular yang bersumber dari hewan pengerat ini.

Penting bagi setiap individu untuk memiliki kesadaran tinggi terhadap bahaya gigitan tikus dan memahami prosedur pertolongan pertama yang tepat. Pemahaman mengenai yang dilakukan jika digigit tikus bukan hanya sekadar langkah medis dasar, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dengan pengetahuan tersebut, risiko komplikasi bisa ditekan, sementara peluang pemulihan dapat meningkat secara signifikan.

Berikut ulasan lengkap yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (12/11/2025).

Mengapa Gigitan Tikus Berbahaya bagi Manusia

Gigitan tikus sering kali dipandang sepele oleh sebagian orang, padahal kenyataannya dampak dari peristiwa tersebut dapat menjadi sangat serius bagi kesehatan manusia. Tikus merupakan hewan pengerat yang hidup dan berkembang biak di lingkungan yang tidak higienis seperti selokan, tempat sampah, saluran air kotor, atau area padat penduduk yang kurang terjaga kebersihannya.

Di tempat-tempat seperti itu, hewan ini mudah terpapar berbagai macam mikroorganisme patogen berupa bakteri, virus, dan parasit penyebab penyakit menular. Oleh sebab itu, setiap gigitan tikus tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga berpotensi menjadi pintu masuk bagi agen infeksi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan berat.

Infeksi dari gigitan tersebut bahkan dapat berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa, apabila tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat dan menyeluruh. Pemahaman mendalam mengenai alasan mengapa gigitan tikus berbahaya sangat penting, agar masyarakat mampu bersikap lebih waspada serta dapat mengambil langkah pencegahan dan pertolongan pertama secara benar dan cepat.

1. Tikus Membawa Banyak Bakteri dan Virus Berbahaya

Tikus dikenal sebagai hewan yang memiliki kemampuan bertahan hidup tinggi di berbagai kondisi lingkungan, termasuk di area kumuh dan lembap yang menjadi tempat berkembangnya berbagai jenis mikroorganisme berbahaya. Di dalam air liur, urin, serta pada permukaan giginya, tikus sering kali membawa bakteri patogen seperti Leptospira interrogans yang menjadi penyebab penyakit leptospirosis, serta Streptobacillus moniliformis dan Spirillum minus yang menimbulkan penyakit demam gigitan tikus atau rat-bite fever.

Ketika tikus menggigit kulit manusia, air liur yang mengandung bakteri tersebut dapat langsung masuk ke dalam aliran darah melalui luka terbuka. Proses ini dapat menyebabkan infeksi sistemik yang sulit dikendalikan apabila tidak segera mendapatkan perawatan medis. Selain itu, beberapa tikus juga dapat menjadi perantara virus berbahaya lain yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang.

2. Luka Gigitan Mudah Terinfeksi

Luka akibat gigitan tikus umumnya tampak kecil di permukaan kulit, tetapi sejatinya dapat menembus cukup dalam hingga mengenai jaringan otot. Kondisi ini menjadikan luka tersebut tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Karena gigi tikus cukup tajam, luka yang dihasilkan cenderung robek dan sulit dibersihkan secara menyeluruh apabila tidak dilakukan secara hati-hati.

Bila area tersebut tidak segera dicuci menggunakan air bersih dan sabun antiseptik, sisa air liur tikus yang masih menempel pada kulit akan menjadi sumber infeksi. Akibatnya, jaringan di sekitar luka dapat mengalami peradangan yang ditandai kemerahan, pembengkakan, rasa nyeri berdenyut, hingga keluarnya nanah. Dalam kondisi lebih parah, infeksi dapat menyebar melalui aliran darah menuju organ tubuh lain dan menimbulkan komplikasi seperti sepsis, yaitu infeksi berat yang dapat mengancam keselamatan jiwa.

3. Risiko Penularan Penyakit Berat

Faktor paling krusial yang membuat gigitan tikus berbahaya adalah kemampuan hewan ini untuk menularkan berbagai jenis penyakit berbahaya kepada manusia. Penyakit-penyakit tersebut tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat mempengaruhi organ vital dalam tubuh. Beberapa penyakit yang sering dikaitkan dengan gigitan tikus antara lain:

  1. Leptospirosis, yaitu penyakit akibat infeksi bakteri Leptospira yang menyerang hati dan ginjal. Penderitanya dapat mengalami demam tinggi, nyeri otot hebat, mata memerah, serta dalam kasus berat dapat berujung pada gagal organ.
  2. Demam gigitan tikus (Rat-bite fever), ditandai oleh munculnya demam tinggi, ruam pada kulit, nyeri sendi, serta rasa lemas ekstrem. Penyakit ini dapat berkembang menjadi infeksi serius bila tidak segera ditangani.
  3. Pes (Plague), meskipun kini tergolong langka, tetap berpotensi muncul di daerah tertentu. Penyakit ini ditularkan oleh kutu yang hidup pada tubuh tikus dan dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening serta infeksi darah.
  4. Tetanus, disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka gigitan dan menghasilkan racun yang menyerang sistem saraf, menimbulkan kejang otot, dan kesulitan bernapas.

Setiap penyakit tersebut memiliki potensi menyebabkan kondisi gawat darurat medis, sehingga pasien yang terinfeksi biasanya memerlukan perawatan intensif di rumah sakit dan terapi antibiotik dosis tinggi untuk menekan perkembangan bakteri dalam tubuh.

Langkah Pertama yang Harus Dilakukan Jika Digigit Tikus

Gigitan tikus tidak boleh dianggap enteng, bahkan bila luka yang timbul terlihat kecil atau tampak tidak berbahaya. Tikus merupakan hewan yang berpotensi membawa berbagai jenis mikroorganisme berbahaya seperti bakteri, virus, dan parasit penyebab penyakit serius.

Oleh karena itu, tindakan cepat dan tepat setelah gigitan terjadi menjadi hal yang sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi maupun komplikasi lanjutan. Setiap detik setelah gigitan dapat berpengaruh besar terhadap tingkat keparahan luka serta risiko penyebaran bakteri ke seluruh tubuh.

Berikut langkah-langkah darurat yang harus segera dilakukan jika digigit tikus agar risiko infeksi dapat diminimalkan secara maksimal.

1. Membersihkan Luka Secara Menyeluruh

Segera setelah gigitan terjadi, hal pertama yang wajib dilakukan adalah mencuci area luka secara menyeluruh. Gunakan sabun antibakteri lembut dan bilas luka menggunakan air mengalir selama setidaknya 10 hingga 15 menit. Tujuan dari proses pencucian ini adalah untuk menghilangkan air liur tikus, kotoran, atau partikel mikroorganisme yang mungkin masih menempel pada permukaan kulit.

Proses ini juga membantu mengurangi jumlah bakteri yang dapat masuk ke jaringan tubuh. Hindarilah pemakaian cairan keras seperti alkohol murni, larutan iodin pekat, atau disinfektan kimia kuat dalam jumlah berlebihan karena bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit yang sedang terluka. Sebagai gantinya, gunakan sabun antiseptik ringan dan air bersih untuk menjaga keseimbangan jaringan kulit agar tidak rusak.

2. Menghentikan Pendarahan dengan Cara yang Tepat

Apabila luka akibat gigitan menimbulkan pendarahan, langkah berikutnya adalah menghentikan aliran darah tersebut secara hati-hati. Gunakan kain kasa steril atau tisu bersih untuk menekan area luka secara perlahan hingga darah berhenti keluar. Pastikan tangan telah dicuci bersih menggunakan sabun atau cairan pembersih sebelum menyentuh luka agar tidak menambah risiko infeksi.

Proses penekanan ini juga membantu mengontrol jumlah darah yang keluar tanpa menyebabkan trauma tambahan pada jaringan kulit. Hindari menekan terlalu keras karena dapat memperparah robekan jaringan. Jika pendarahan tidak berhenti setelah beberapa menit, segera cari pertolongan medis agar luka dapat ditangani secara profesional oleh tenaga kesehatan.

3. Mengoleskan Antiseptik dan Menutup Luka

Setelah luka berhenti berdarah dan telah dibersihkan, langkah selanjutnya adalah memberikan perlindungan tambahan dengan mengoleskan salep antiseptik ringan. Tujuannya adalah untuk membunuh sisa mikroorganisme yang mungkin belum sepenuhnya hilang saat proses pencucian. Gunakan produk antiseptik yang direkomendasikan oleh dokter atau apotek dan hindari penggunaan bahan herbal atau ramuan yang belum teruji efektivitasnya, karena dapat menyebabkan iritasi.

Setelah itu, tutup luka menggunakan perban steril agar area tersebut tetap bersih serta terlindung dari paparan udara, debu, atau kotoran lingkungan. Perban juga membantu mencegah gesekan langsung antara luka dan permukaan benda lain yang bisa memperlambat proses penyembuhan. Pastikan mengganti perban setiap hari atau setiap kali basah agar kebersihannya tetap terjaga.

4. Segera Memeriksakan Diri ke Fasilitas Kesehatan

Langkah terakhir dan paling penting setelah semua tindakan awal dilakukan adalah segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat, seperti puskesmas, klinik, atau rumah sakit. Meskipun luka tampak ringan, pemeriksaan medis tetap diperlukan untuk memastikan tidak ada infeksi yang berkembang di dalam jaringan tubuh. Dokter akan melakukan evaluasi mendetail terhadap kondisi luka dan menanyakan riwayat vaksinasi, terutama vaksin tetanus.

Apabila pasien belum mendapatkan vaksin tetanus dalam lima tahun terakhir, dokter biasanya akan memberikan suntikan tambahan untuk mencegah risiko infeksi akibat bakteri Clostridium tetani. Selain itu, dokter juga dapat meresepkan antibiotik oral atau suntikan guna menghindari kemungkinan infeksi bakteri berbahaya lain seperti Leptospira atau Streptobacillus. Pemeriksaan laboratorium mungkin dilakukan apabila terdapat tanda-tanda infeksi sistemik, seperti demam, nyeri hebat, atau pembengkakan di sekitar luka.

Pencegahan Agar Tidak Digigit Tikus

Mencegah gigitan tikus jauh lebih mudah dan aman dibandingkan harus menangani infeksi setelah gigitan terjadi. Tikus dikenal sebagai hewan pengerat yang cerdas, cepat beradaptasi, serta mampu bersembunyi di berbagai tempat sempit di sekitar permukiman manusia.

Keberadaannya tidak hanya menimbulkan kerusakan pada barang-barang rumah tangga, tetapi juga berpotensi besar menyebarkan berbagai jenis penyakit berbahaya melalui gigitan, urin, atau air liurnya. Oleh sebab itu, penerapan langkah-langkah pencegahan agar tidak digigit tikus perlu dilakukan secara menyeluruh, terencana, dan berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, serta bebas dari risiko penularan penyakit.

1. Menjaga Kebersihan Lingkungan Rumah Secara Rutin

Langkah paling mendasar dalam mencegah gigitan tikus adalah memastikan area rumah dan sekitarnya selalu dalam kondisi bersih. Tikus biasanya tertarik pada lingkungan yang kotor, lembap, serta memiliki banyak sisa makanan.

Oleh karena itu, biasakan membersihkan dapur setiap hari, membuang sampah rumah tangga secara teratur, dan memastikan tidak ada tumpukan barang bekas yang dapat dijadikan tempat persembunyian. Selain itu, pastikan saluran air, selokan, dan area belakang rumah tidak tersumbat agar tidak menjadi tempat ideal bagi tikus untuk berkembang biak. Kedisiplinan dalam menjaga kebersihan lingkungan terbukti efektif mengurangi populasi tikus dan meminimalkan kemungkinan kontak langsung dengan hewan tersebut.

2. Menyimpan Makanan dalam Wadah Tertutup dan Aman

Tikus tertarik pada aroma makanan, terutama bahan yang memiliki kandungan lemak, gula, dan karbohidrat tinggi. Untuk mencegahnya masuk ke rumah, semua bahan makanan sebaiknya disimpan di wadah kedap udara dan tertutup rapat. Hindari meninggalkan sisa makanan di meja makan atau dapur semalaman, karena hal ini dapat menarik perhatian tikus untuk datang mencari makan pada malam hari.

Gunakan wadah berbahan logam atau plastik tebal yang sulit digigit oleh tikus. Selain itu, pastikan tempat penyimpanan bahan makanan seperti beras, tepung, dan pakan hewan peliharaan tetap bersih dan tertata agar tidak menjadi sumber daya tarik bagi hewan pengerat tersebut.

Tikus dapat masuk ke dalam rumah melalui celah atau lubang sekecil 1,5 cm di dinding, lantai, atau ventilasi. Untuk itu, periksa seluruh bagian rumah secara berkala, terutama di area dapur, gudang, dan bawah wastafel. Tutup setiap lubang atau celah menggunakan semen, kawat kasa, atau bahan logam agar tikus tidak dapat masuk.

Jangan lupa untuk memeriksa saluran pembuangan air dan pipa karena hewan ini sering masuk melalui lubang saluran air. Dengan menutup semua kemungkinan akses masuk, risiko tikus berkeliaran di dalam rumah dapat ditekan secara signifikan.

4. Menggunakan Perangkap atau Alat Pengusir Tikus

Apabila keberadaan tikus sudah terlanjur ditemukan, segera ambil langkah pengendalian sebelum populasinya meningkat. Gunakan perangkap tikus konvensional seperti jebakan pegas, lem tikus, atau perangkap modern berbasis ultrasonik yang mampu mengusir tikus melalui gelombang suara frekuensi tinggi. Letakkan alat tersebut di area yang sering dilalui tikus, seperti dekat dinding atau di sudut gelap rumah.

Bagi yang tidak ingin menggunakan bahan kimia beracun, perangkat ultrasonik merupakan pilihan yang lebih ramah lingkungan. Perlu diingat, penggunaan racun tikus sebaiknya dilakukan secara hati-hati, terutama jika di rumah terdapat anak kecil atau hewan peliharaan, untuk mencegah risiko keracunan tidak sengaja.

5. Mengelola Sampah Rumah Tangga Secara Efektif

Sampah organik seperti sisa makanan, kulit buah, atau sayuran busuk menjadi sumber makanan utama bagi tikus. Oleh karena itu, pastikan tempat sampah tertutup rapat dan dikosongkan setiap hari. Gunakan tempat sampah berbahan logam atau plastik keras agar tidak mudah digigit.

Selain itu, hindari menumpuk sampah di halaman rumah atau di area terbuka karena bau menyengat dapat menarik koloni tikus. Untuk lingkungan perumahan padat, pengelolaan sampah bersama warga sekitar juga penting agar area sekitar rumah tetap bersih dan tidak menjadi habitat ideal bagi hewan pengerat ini.

FAQ Seputar Topik

Apa langkah pertama yang harus dilakukan jika digigit tikus?

Segera cuci luka dengan sabun antibakteri dan air mengalir selama minimal 20 detik, lalu bersihkan dengan antiseptik untuk mencegah infeksi.

Penyakit apa saja yang bisa ditularkan melalui gigitan tikus?

Gigitan tikus dapat menularkan Demam Gigitan Tikus (RBF), Leptospirosis, Hantavirus, dan Salmonellosis, yang semuanya berpotensi serius.

Kapan saya harus mencari bantuan medis setelah digigit tikus?

Segera ke dokter jika luka dalam, ada tanda infeksi seperti bengkak, kemerahan, atau nanah, atau muncul gejala sistemik seperti demam tinggi dan nyeri sendi.

Apakah gigitan tikus bisa menyebabkan rabies?

Risiko penularan rabies dari gigitan tikus sangat rendah, karena tikus bukan pembawa umum virus rabies dan memiliki siklus hidup pendek.

Bagaimana cara mencegah gigitan tikus di rumah?

Jaga kebersihan lingkungan, tutup rapat penampungan air dan tempat sampah, simpan makanan di wadah tertutup, serta tutup semua celah masuk tikus di rumah.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|