Memahami Tanda Pisah dalam Bahasa Indonesia, Ini Perbedaannya dengan Tanda Hubung

3 weeks ago 10

Liputan6.com, Jakarta Bahasa Indonesia memiliki aturan ejaan yang tertuang dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Salah satu aspek penting dalam tata tulis adalah penggunaan tanda baca. Meski sering diabaikan, tanda baca berperan besar dalam memperjelas makna kalimat dan memengaruhi kejelasan pesan.

Salah satu tanda baca yang menarik untuk dipahami adalah tanda pisah (—). Sayangnya, tanda pisah kerap disamakan dengan tanda hubung (-), padahal keduanya memiliki fungsi yang sangat berbeda. Kesalahan penggunaan ini dapat menimbulkan ambiguitas dalam penulisan, terutama pada teks formal maupun karya ilmiah.

Liputan6.com akan membahas secara mendalam apa itu tanda pisah, bagaimana perbedaannya dengan tanda hubung, serta fungsinya menurut KBBI dan EYD. Disertakan pula contoh penggunaan agar lebih mudah dipahami, serta rangkuman dalam bentuk pertanyaan yang sering muncul (FAQ), Rabu (27/8/2025).

Apa Itu Tanda Pisah?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), tanda pisah adalah tanda baca (—) yang membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Dengan kata lain, tanda pisah digunakan untuk menambahkan informasi tambahan atau keterangan yang bukan inti kalimat, namun penting untuk memperjelas maksud.

Dalam EYD V, tanda pisah digolongkan sebagai tanda baca yang berfungsi mengapit keterangan, penjelasan, maupun bagian kalimat yang bersifat menonjol. Misalnya:

  • Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
  • Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama jalan di beberapa kota di Indonesia.

Dari contoh tersebut, terlihat bahwa tanda pisah memberi jeda lebih panjang daripada tanda koma, serta memberi penekanan khusus pada informasi tambahan.

Perbedaan Tanda Pisah dan Tanda Hubung

Meskipun bentuknya mirip, tanda pisah (—) berbeda fungsi dari tanda hubung (-). Berikut perbedaan mendasarnya menurut EYD dan KBBI:

  1. Tanda Pisah (—)
    • Dipakai untuk menyisipkan keterangan tambahan dalam kalimat.
    • Dapat menggantikan koma atau kurung, tetapi memberi penekanan lebih kuat.
    • Digunakan untuk menandai rentang waktu, tempat, atau bilangan yang berarti sampai dengan.
    • Contoh: Tahun 2019—2022, Jakarta—Bandung, Senin—Jumat.
  2. Tanda Hubung (-)
    • Menandai pemenggalan kata pada pergantian baris.
    • Menyambungkan unsur bentuk ulang, misalnya anak-anak, berulang-ulang.
    • Dipakai dalam penulisan tanggal (11-11-2022), ejaan huruf (p-a-n-i-t-i-a), atau skor pertandingan (2-1).
    • Digunakan untuk merangkaikan kata dengan unsur asing, bahasa daerah, atau imbuhan tertentu.
    • Contoh: Soekarno-Hatta, hari-H, ber-KTP, tahun 2000-an.

Jadi perbedaan utamanya, tanda pisah mengapit keterangan atau menyatakan rentang, sementara tanda hubung menyambungkan baian kata atau unsur kata.

Fungsi Tanda Pisah Menurut EYD dan KBBI

Berdasarkan EYD V dari laman eyd.netlify.app, tanda pisah memiliki beberapa fungsi penting, yaitu:

  1. Mengapit keterangan tambahan dalam kalimat. Contoh:
    • Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
  2. Mengapit keterangan yang merupakan bagian utama kalimat. Contoh:
    • Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia—amanat Sumpah Pemuda—harus terus digelorakan.
  3. Menandai rentang waktu, tanggal, bilangan, atau tempat (berarti sampai dengan). Contoh:
    • Tahun 2019—2022
    • Tanggal 5—10 April 2022
    • Jakarta—Bandung
  4. Memberi penekanan atau jeda panjang dalam kalimat. Contoh:
    • Saya tidak pernah menduga—benar-benar tidak pernah—hal itu akan terjadi.
  5. Sebagai pengganti koma atau kurung untuk keterangan yang menonjol. Contoh:
    • Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Dengan fungsi-fungsi tersebut, tanda pisah mampu memperkaya gaya bahasa tulisan, sekaligus memberikan kejelasan makna yang sulit dicapai hanya dengan tanda koma.

Contoh Penggunaan Tanda Pisah dalam Kalimat

  1. Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.
  2. Pertemuan akan berlangsung pada 5—10 April 2025.
  3. Perjalanan Jakarta—Surabaya memakan waktu lebih dari sepuluh jam.
  4. Sosok itu—yang selama ini kita cari—akhirnya muncul juga.
  5. Riset terbaru—tentang kecerdasan buatan—mendapat perhatian dunia internasional.

FAQ seputar Tanda Pisah

1. Apakah tanda pisah sama dengan tanda hubung?

Tidak. Tanda pisah (—) berfungsi mengapit keterangan atau menyatakan rentang, sedangkan tanda hubung (-) digunakan untuk menyambungkan bagian kata, bentuk ulang, atau unsur kata tertentu.

2. Bagaimana cara mengetik tanda pisah di komputer?

Umumnya dengan kombinasi Alt + 0151 (Windows) atau Option + Shift + Hyphen (Mac). Beberapa aplikasi juga otomatis mengganti dua tanda hubung (--) menjadi tanda pisah (—).

3. Bolehkah tanda pisah digunakan menggantikan koma?

Boleh, tetapi hanya untuk memberi penekanan khusus atau menambah jeda panjang dalam kalimat.

4. Apakah tanda pisah wajib digunakan dalam semua teks formal?

Tidak wajib, tetapi sangat dianjurkan jika ada keterangan tambahan yang perlu ditekankan atau ketika menyebut rentang waktu/tempat.

5. Apakah tanda pisah boleh berdiri sendiri tanpa pasangan?

Boleh. Misalnya saat menandai rentang (Jakarta—Bandung) atau saat memberi jeda panjang di tengah kalimat. Namun jika dipakai untuk mengapit keterangan, tanda pisah harus muncul sepasang.

Sumber Rujukan

  • KBBI Daring: https://kbbi.kemdikbud.go.id
  • EYD V: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) eyd.netlify.app 
Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|