Mengenal Aksara Jawa dan Pasangannya, Ketahui Contoh dan Aturan Penulisannya

13 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Aksara Jawa, sebuah sistem penulisan tradisional yang kaya akan sejarah dan makna, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan masyarakat Jawa selama berabad-abad. Digunakan secara aktif sejak pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-20, aksara ini bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga cerminan filosofi hidup masyarakatnya. Sistem penulisan ini bersifat silabik, di mana setiap konsonan secara inheren membawa vokal 'a' atau 'ɔ' yang dapat diubah dengan penambahan diakritik tertentu.

Memahami Aksara Jawa berarti menyelami salah satu warisan intelektual Nusantara yang paling berharga, yang hingga kini terus dilestarikan. Struktur Aksara Jawa terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk aksara dasar yang dikenal sebagai Carakan, serta elemen krusial yang disebut pasangan. Kedua komponen ini bekerja sama untuk membentuk kata dan kalimat yang bermakna, memungkinkan penulisan bahasa Jawa secara akurat.

Keunikan Aksara Jawa terletak pada kompleksitas dan keindahan sistemnya, terutama dalam penggunaan pasangan yang berfungsi mematikan vokal inheren pada aksara sebelumnya. Tanpa pemahaman yang tepat tentang aksara jawa dan pasangannya, pembacaan dan penulisan teks-teks kuno maupun modern dalam bahasa Jawa akan menjadi tidak akurat. Oleh karena itu, mari kita telusuri lebih jauh mengenai komponen penting ini dan bagaimana ia bekerja.

Mengenal Aksara Utama (Carakan) dalam Aksara Jawa

Inti dari sistem penulisan Aksara Jawa adalah aksara utama atau Carakan, yang juga dikenal sebagai Hanacaraka atau Dentawyanjana. Komponen ini terdiri dari 20 aksara pokok yang bersifat kesukukataan, artinya setiap aksara secara otomatis mengandung vokal 'a' atau 'ɔ' di dalamnya. Aksara-aksara ini membentuk fondasi bagi penulisan kata-kata dalam bahasa Jawa, menjadi gerbang awal bagi siapa pun yang ingin mempelajari sistem penulisan ini.

Dua puluh aksara Carakan tersebut adalah:

  • Ha (ꦲ)
  • Na (ꦤ)
  • Ca (ꦕ)
  • Ra (ꦫ)
  • Ka (ꦏ)
  • Da (ꦢ)
  • Ta (ꦠ)
  • Sa (ꦱ)
  • Wa (ꦮ)
  • La (ꦭ)
  • Pa (ꦥ)
  • Dha (ꦝ)
  • Ja (ꦗ)
  • Ya (ꦪ)
  • Nya (ꦚ)
  • Ma (ꦩ)
  • Ga (ꦒ)
  • Ba (ꦧ)
  • Tha (ꦛ)
  • Nga (ꦔ)

Setiap aksara Carakan ini tidak hanya memiliki bentuk visual, tetapi juga menyimpan makna filosofis yang dalam, seringkali dikaitkan dengan legenda populer Aji Saka. Pemahaman terhadap filosofi ini menambah kekayaan dan kedalaman dalam mempelajari aksara Jawa, menjadikannya lebih dari sekadar deretan huruf.

Aksara Jawa dan Pasangannya

Setelah memahami aksara dasar, elemen krusial berikutnya dalam sistem penulisan ini adalah pasangan aksara Jawa. Pasangan adalah simbol-simbol khusus yang memiliki fungsi vital untuk mematikan atau menghilangkan huruf vokal inheren pada aksara dasar Hanacaraka yang mendahuluinya. Dengan kata lain, pasangan digunakan untuk merepresentasikan konsonan mati yang berasal dari suku kata dasar, seperti H, N, C, R, K, D, T, S, L, P, Dh, J, Y, dan seterusnya.

  • Aksara: huruf dasar berakhiran bunyi a
  • Pasangan: bentuk aksara untuk mematikan vokal a pada huruf sebelumnya

Fungsi utama pasangan adalah mematikan vokal aksara sebelumnya. Ketika sebuah aksara Carakan diikuti oleh pasangan, vokal 'a' atau 'ɔ' pada aksara yang mendahuluinya akan hilang, sehingga aksara tersebut berubah menjadi konsonan mati.

Selain itu, pasangan juga berperan penting dalam menghubungkan dua suku kata tertutup, memastikan alur pembacaan yang benar dan alami dalam sebuah kata atau kalimat. Pemahaman terhadap fungsi ini sangat penting dalam cara menggunakan pasangan aksara Jawa dengan benar.

Penggunaan pasangan juga berfungsi untuk mencegah salah baca yang fatal. Tanpa adanya pasangan, sebuah kata yang seharusnya memiliki konsonan mati di tengah bisa terbaca dengan vokal 'a' di setiap suku kata.

Sebagai contoh, kata "anak sapi" jika ditulis tanpa pasangan akan terbaca "anakasapi". Untuk mematikan vokal 'ka' agar terbaca 'anak', digunakan pasangan aksara 'sa' di bawah aksara 'ka', sehingga menghasilkan pembacaan yang tepat.

Aturan Penulisan dan Penggunaan Pasangan Aksara Jawa

Aturan Penulisan

  • Terdapat 20 aksara Carakan, sehingga ada 20 jenis pasangan, masing-masing dengan simbol unik.
  • Pasangan aksara ditulis untuk mematikan vokal inheren pada aksara sebelumnya.
  • Penulisan pasangan harus dipelajari secara teliti karena posisi dan bentuknya berbeda-beda.

Posisi Pasangan

  • Sebagian besar pasangan ditulis di bawah aksara.
  • Pengecualian: Pasangan ha (꧀ꦲ), sa (꧀ꦱ), dan pa (꧀ꦥ) ditulis di belakang atau sejajar dengan aksara sebelumnya.

Batasan Penempatan

  • Pasangan tidak boleh ditulis di awal kata atau kalimat.
  • Hanya digunakan di tengah kata atau kalimat untuk menghubungkan konsonan.

Sandhangan dan Tanda

  • Pasangan dapat menerima sandhangan atau tanda vokal/mati sama seperti aksara dasar.
  • Kesalahan penempatan dapat mengubah arti atau cara membaca kata.

Contoh Penggunaan

  • “Keraton Jogja”:

Vokal pada aksara “na” dimatikan dengan pasangan aksara “ja” di bawahnya → terbaca keraton.

  • “Mangan sega”:

Huruf 'n' pada “mangan” dimatikan dengan pasangan 'sa' di bawahnya → terbaca mangan sega, bukan manganasega.

Komponen Pelengkap Aksara Jawa Lainnya

Selain aksara utama dan pasangannya, sistem penulisan Aksara Jawa juga dilengkapi dengan berbagai komponen pelengkap yang memperkaya dan menyempurnakannya. Komponen-komponen ini memungkinkan penulisan yang lebih kompleks dan nuansa makna yang lebih beragam, menjadikannya sistem yang komprehensif.

  • Sandhangan: Merupakan tanda yang melekat pada aksara untuk mengubah vokal inheren aksara yang bersangkutan (misalnya dari 'a' menjadi 'i', 'u', 'e', 'o') atau menambahkan konsonan mati di akhir suku kata (seperti 'r', 'h', 'ng').
  • Aksara Murda: Berfungsi seperti huruf kapital dalam aksara Latin, digunakan khusus untuk menulis nama diri, gelar, nama kota, atau nama lembaga, menunjukkan penghormatan atau penekanan.
  • Aksara Rekan: Aksara tambahan yang diciptakan untuk menuliskan huruf konsonan pada kata-kata serapan dari bahasa asing, terutama dari bahasa Arab, memperluas cakupan penulisan Aksara Jawa.
  • Aksara Swara: Merupakan huruf vokal mandiri (A, I, U, E, O) yang digunakan untuk menuliskan huruf vokal utama dalam kata serapan dari bahasa asing atau pada awal kalimat, memberikan fleksibilitas dalam penulisan kata-kata non-Jawa.
  • Wilangan (Angka): Simbol angka khusus dalam aksara Jawa yang digunakan untuk merepresentasikan nilai numerik.
  • Tanda Baca (Pratandha): Berbagai tanda baca seperti koma (pada lingsa) dan titik (pada lungsi) yang membantu dalam struktur kalimat dan pemahaman teks.

Semua komponen ini saling melengkapi, memastikan bahwa Aksara Jawa mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan penulisan, dari teks sastra hingga dokumen sehari-hari.

Tips Menguasai Aksara Jawa dan Pasangannya

Menguasai aksara jawa dan pasangannya memang membutuhkan ketekunan, namun bukan hal yang mustahil. Ada beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mempermudah proses belajar. Pertama, buatlah kartu belajar yang berisi aksara dasar dan pasangannya. Setiap pasangan memiliki bentuk yang unik dan berbeda dari aksara dasarnya, sehingga pengenalan visual sangat penting untuk memudahkan proses menghafal.

Kedua, latihlah kemampuan menulis dengan cara menyalin teks-teks aksara Jawa yang sudah ada. Perhatikan bagaimana pasangan digunakan dalam berbagai konteks kata dan kalimat. Dengan menyalin, Anda akan terbiasa dengan pola penggunaan pasangan dan posisi penulisannya. Mulailah dari teks sederhana seperti nama-nama tempat atau kata-kata sehari-hari yang sering digunakan, secara bertahap meningkatkan kompleksitasnya.

Ketiga, praktikkan cara menggunakan pasangan aksara Jawa dengan menulis kata-kata sendiri. Cobalah menulis nama sendiri, nama keluarga, atau kata-kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Latihan menulis secara mandiri akan membantu memahami logika penggunaan pasangan dengan lebih baik. Jangan takut membuat kesalahan karena kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan akan mempercepat pemahaman Anda.

Keempat, manfaatkan sumber belajar yang tersedia seperti buku panduan, aplikasi belajar aksara Jawa, atau bergabung dengan komunitas pecinta aksara Jawa. Sumber-sumber ini dapat memberikan panduan tambahan, latihan interaktif, dan kesempatan untuk berdiskusi dengan sesama pembelajar atau ahli. Konsistensi dalam berlatih adalah kunci utama untuk menguasai warisan budaya yang berharga ini.

Contoh Kalimat dalam Aksara Jawa dan Pasangannya

1. Tuku tahu bakso menyang Salatiga

 ꦠꦸꦏꦸꦠꦲꦸꦧꦏ꧀ꦱꦺꦴꦩꦼꦚꦁꦱꦭꦠꦶꦒ 

Membeli tahu bakso ke Salatiga

2. Aku lunga menyang pasar esuk-esuk 

ꦲꦏꦸꦭꦸꦁꦒꦩꦼꦚꦁꦥꦱꦂꦲꦺꦱꦸꦏ꧀-ꦲꦺꦱꦸꦏ꧀

Aku pergi ke pasar pagi-pagi

3. Adikku dolanan ing kebon 

ꦄꦢꦶꦏꦸꦢꦺꦭꦤ꧀ꦲꦶꦁꦏꦼꦧꦺꦴꦤ꧀ 

Adikku bermain di kebun

4. Bapak mangan sega lan iwak 

ꦧꦥꦏ꧀ꦩꦔꦤ꧀ꦱꦼꦒꦭꦤ꧀ꦲꦶꦮꦏ꧀ 

Ayah makan nasi dan ikan

5. Ibuku masak sayur asem 

ꦆꦧꦸꦏꦸꦩꦱꦏ꧀ꦱꦪꦸꦂꦄꦱꦺꦩ꧀

Ibuku memasak sayur asam

6. Aku maca buku ing pawon 

ꦲꦏꦸꦩꦕꦧꦸꦏꦸꦲꦶꦁꦥꦮꦺꦴꦤ꧀ 

Aku membaca buku di dapur

7. Kucingku turu ing amben 

ꦏꦸꦕꦶꦁꦏꦸꦠꦸꦫꦸꦲꦶꦁꦲꦩ꧀ꦧꦺꦤ꧀

Kucingku tidur di tempat tidur

8. Adik sekolah menyang sekolah

 ꦄꦢꦶꦏ꧀ꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃꦩꦼꦚꦁꦱꦼꦏꦺꦴꦭꦃ

Adik pergi ke sekolah

9. Aku seneng dolanan bal-balan

 ꦲꦏꦸꦱꦼꦤꦺꦁꦢꦭꦤ꧀ꦧꦭ꧀-ꦧꦭꦤ꧀

Aku senang bermain sepak bola

10. Bapak ngombe banyu ing teras 

ꦧꦥꦏ꧀ꦔꦺꦴꦩ꧀ꦧꦪꦸꦲꦶꦁꦠꦺꦫꦱ꧀

Ayah minum air di teras

Pertanyaan Umum Seputar Topik

1. Apa itu Aksara Jawa?

Aksara Jawa adalah sistem penulisan tradisional bersifat silabik yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa, aktif sejak abad ke-15 hingga ke-20.

2. Apa fungsi utama Pasangan Aksara Jawa?

Pasangan Aksara Jawa berfungsi untuk mematikan atau menghilangkan huruf vokal inheren pada aksara dasar yang mendahuluinya, mengubahnya menjadi konsonan mati.

3. Berapa jumlah aksara dasar (Carakan) dan pasangannya dalam Aksara Jawa?

Terdapat 20 aksara dasar atau Carakan, dan masing-masing memiliki pasangannya sendiri, sehingga total ada 20 jenis pasangan.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|