Potensi Besar Rumput Laut Indonesia di Tengah Peluang Investasi Global

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dengan kekayaan sumber daya laut yang melimpah. Salah satu komoditas laut yang memiliki peran strategis namun kerap luput dari perhatian publik luas adalah rumput laut. Komoditas ini tidak hanya menjadi sumber penghidupan masyarakat pesisir, tetapi juga menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar.

Dalam beberapa tahun terakhir, perhatian pemerintah terhadap pengembangan rumput laut semakin meningkat. Berbagai kebijakan diarahkan untuk mendorong peningkatan produksi, hilirisasi, serta pembukaan peluang investasi, termasuk bagi investor asing. Langkah ini sejalan dengan visi pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Melalui pengelolaan yang tepat, rumput laut diyakini mampu menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global komoditas kelautan. Berikut ulsan Liputan6.com, Senin (29/12/2025).

Potensi Rumput Laut Indonesia

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia memiliki ratusan jenis rumput laut yang tersebar di berbagai wilayah perairan. Namun, hingga saat ini hanya sebagian kecil yang dibudidayakan secara komersial. Padahal, potensi lahan budidaya rumput laut di Indonesia mencapai sekitar 12 juta hektare, dengan tingkat pemanfaatan yang masih di bawah 15 persen.

Produksi rumput laut nasional terus menunjukkan tren positif. KKP mencatat produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2024 mencapai 10,80 juta ton, meningkat lebih dari 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jenis yang paling dominan dibudidayakan antara lain Kappaphycus alvarezii, Eucheuma cottonii, Eucheuma spinosum, Gracilaria spp, dan Sargassum spp. Nilai produksi rumput laut pada 2021 bahkan mencapai Rp28,52 triliun, menegaskan posisi komoditas ini sebagai salah satu tulang punggung perikanan budidaya nasional.

Secara global, Indonesia berkontribusi sekitar 38 persen terhadap pasokan rumput laut dunia. Fakta ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu produsen utama dunia, sekaligus memberikan peluang besar untuk meningkatkan nilai tambah melalui pengolahan dan inovasi produk berbasis rumput laut.

Hilirisasi Rumput Laut untuk Nilai Tambah Ekonomi

Salah satu tantangan utama pengembangan rumput laut di Indonesia adalah masih dominannya ekspor dalam bentuk bahan mentah atau rumput laut kering. Data KKP menunjukkan bahwa dari total produksi yang mencapai lebih dari 8 juta ton per tahun, sebagian besar dijual langsung ke luar negeri tanpa melalui proses pengolahan lanjutan. Akibatnya, nilai tambah yang seharusnya bisa dinikmati di dalam negeri menjadi sangat terbatas.

Pemerintah melalui KKP mendorong strategi hilirisasi rumput laut untuk mengatasi persoalan tersebut. Rumput laut dapat diolah menjadi berbagai produk bernilai tinggi, mulai dari bahan baku pangan, kosmetik, farmasi, pupuk, pakan ternak, hingga bahan baku bioplastik ramah lingkungan. Bahkan, rumput laut mulai dilirik sebagai pengganti plastik sekali pakai, seperti sedotan, seiring meningkatnya kesadaran global terhadap isu lingkungan.

Sebagai bentuk nyata hilirisasi, KKP berencana membangun kawasan budidaya rumput laut seluas 10.000 hektare yang tersebar di lima wilayah strategis, yaitu Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara, Sumba Timur, Flores Timur, dan Gorontalo. Kawasan ini ditargetkan mampu menghasilkan 600.000 ton rumput laut basah per tahun, 60.000 ton rumput laut kering, serta 15.000 ton karagenan.

Dampak ekonomi dari pengembangan kawasan ini juga sangat signifikan, mulai dari peningkatan produktivitas hingga 60 ton basah per hektare, nilai jual mencapai Rp1,2 triliun per tahun, hingga penyerapan tenaga kerja sekitar 65.000 orang.

Peluang Investasi Asing di Sektor Rumput Laut

Pemerintah Indonesia secara terbuka membuka peluang bagi investor asing yang tertarik mengembangkan industri rumput laut. KKP mengungkapkan bahwa minat investasi di sektor rumput laut saat ini tergolong tinggi dibandingkan komoditas perikanan lainnya. Hal ini tidak terlepas dari posisi Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan ketersediaan perairan yang luas dan cocok untuk budidaya rumput laut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pengembangan hilirisasi rumput laut menjadi salah satu prioritas nasional. Pemerintah menargetkan pembangunan modeling budidaya di beberapa wilayah seperti Buleleng, Wakatobi, Maluku Tenggara, Rote Ndao, dan NTB sebagai contoh pengelolaan terpadu dari hulu hingga hilir dengan penerapan good aquaculture practices.

Selain itu, pemerintah juga melakukan revitalisasi kampung budidaya, pembangunan sentra produksi, serta pengembangan laboratorium kultur jaringan untuk menghasilkan bibit unggul. Langkah-langkah ini diharapkan mampu menciptakan iklim investasi yang lebih menarik dan berkelanjutan.

Dalam forum internasional seperti The Third United Nations Ocean Conference (UNOC) di Prancis, Indonesia aktif mempromosikan potensi rumput laut kepada dunia. Melalui kolaborasi dengan United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan UN Task Force on Seaweed (UNTFS), Indonesia membuka peluang kerja sama global, termasuk pengembangan jenis rumput laut baru dan pembentukan Pusat Inovasi Rumput Laut Asia Tenggara.

Peran Rumput Laut dalam Ekonomi Biru dan Masa Depan Berkelanjutan

Rumput laut bukan sekadar komoditas ekonomi, tetapi juga memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi biru Indonesia. Komoditas ini berkontribusi pada ketahanan pangan, mitigasi perubahan iklim, serta pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan. Rumput laut dikenal sebagai penyerap karbon alami dan tidak memerlukan pupuk kimia dalam proses budidayanya.

Nilai pasar rumput laut global pada 2022 mencapai USD 3,7 miliar dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 23,9 miliar pada 2035. Dengan potensi tersebut, Indonesia memiliki peluang besar untuk tidak hanya menjadi pemasok bahan baku, tetapi juga pemain utama dalam industri pengolahan rumput laut dunia.

FAQ Seputar Rumput Laut

1. Apa itu rumput laut?

Rumput laut adalah tumbuhan laut yang hidup di perairan dangkal dan menjadi salah satu komoditas perikanan budidaya utama di Indonesia.

2. Mengapa rumput laut penting bagi Indonesia?

Rumput laut penting karena memiliki nilai ekonomi tinggi, menyerap tenaga kerja pesisir, serta mendukung ekonomi biru dan keberlanjutan lingkungan.

3. Produk apa saja yang bisa dihasilkan dari rumput laut?

Rumput laut dapat diolah menjadi pangan, kosmetik, farmasi, pupuk, pakan ternak, karagenan, agar-agar, alginat, hingga bioplastik.

4. Apakah Indonesia membuka investasi asing di sektor rumput laut?

Ya, pemerintah Indonesia membuka peluang luas bagi investor asing untuk berinvestasi di sektor budidaya dan hilirisasi rumput laut.

5. Apa tantangan utama pengembangan rumput laut di Indonesia?

Tantangan utamanya adalah rendahnya tingkat hilirisasi, keterbatasan teknologi, dan masih dominannya ekspor dalam bentuk bahan mentah.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|