Rumah Batako Tanpa Plester vs Rumah Beton: Mana yang Lebih Ramah Kantong di Perkotaan? Ini Tips Hematnya

3 months ago 37

Liputan6.com, Jakarta Di kota besar, tekanan biaya hunian meningkat dari sisi lahan, material, dan tenaga kerja. Dua pilihan yang kerap dibandingkan adalah rumah batako tanpa plester dan rumah beton bertulang berfinishing penuh. Keduanya sah secara teknis jika dirancang benar, namun konsekuensi biaya dan waktu berbeda nyata.

Fokus utama pembeli pertama adalah “uang jadi rumah” dengan seberapa cepat dan murah unit bisa dihuni tanpa mengorbankan struktur. Batako tanpa plester menawarkan tampilan raw yang memangkas pekerjaan finishing. Rumah beton memberi durabilitas tinggi dengan konsekuensi pekerjaan lebih banyak.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, artikel ini mencoba menawarkan alternatif pemetaan perbedaan biaya, alur kerja, dan risiko, serta langkah hemat yang bisa langsung diterapkan. Simak informasinya berikut, dirangkum Liputan6, Rabu (20/8).

Ketersediaan Material Menentukan Biaya Awal

Ketersediaan material di perkotaan sebenarnya melimpah. Untuk batako biasanya mudah didapat dari produsen setempat maupun toko bangunan. Sedangkan untuk beton kebanyakan memesan melalui perusahaan ready-mix yang membutuhkan akses untuk keluar masuk truk mixer pemasok beton. Pembelian beton juga berpotensi menambah biaya melalui penambahan alat pompa penyalur beton ke lantai dua, namun pengerjaan akan jadi lebih cepat.

Ketika pasokan kedua bahan ini aman, selisih harga per meter persegi tidak hanya ditentukan harga satuan, melainkan jumlah item turunan. Dinding batako tanpa plester mengurangi kebutuhan semen plester, acian, dan cat. Sementara sistem beton bertulang tetap memerlukan bekisting, tulangan, pengecoran, lalu finishing.

Di tahap ini, keputusan hemat muncul dari pemetaan rantai pasok. Jika vendor batako, besi, dan beton berada dalam radius dekat proyek, ongkos transport dan waktu tunggu bisa ditekan maksimal.

Metode Konstruksi Mempengaruhi Lama Pengerjaan

Waktu adalah uang di kota, terutama jika menyewa kontraktor harian. Alur kerja dinding batako tanpa plester lebih pendek karena memangkas siklus plester, acian dan cat. Struktur beton bertulang memerlukan rangkaian bekisting, pembesian, pengecoran, curing, lalu finishing.

1. Berikut gambaran alur pekerjaan batako tanpa plester:

  • Pembuatan pondasi & sloof
  • Pemasangan dinding
  • Pengerjaan ring balok untuk atap 
  • Penataan instalasi tertanam terbatas (kelistrikan dan saluran air)
  • Finishing minimal (sealent/clear coat opsional).

2. Alur pengerjaan rumah beton:

  • Pembuatan beton bertulang berfinishing: pondasi & sloof
  • Pemasangan bekisting & pembesian sebelum pengecoran.
  • Proses pengecoran manual atau menggunakan truk mixer.
  • Pemasangan dinding pengisi (jika sistem rangka)
  • Pelapisan plester, acian dan cat setelah kering.
  • Pemasangan instalasi lengkap dan proses finishing akhir.

Semakin panjang rantai pekerjaan, semakin besar peluang deviasi waktu. Cuaca hujan mengganggu pengecoran dan curing. Dinding batako lebih tahan terhadap jeda cuaca karena siklusnya lebih sederhana. Efek langsungnya, proyek yang memangkas tahapan berulang biasanya lebih cepat serah-huni. Itu berarti berkurangnya biaya sewa tempat tinggal sementara atau bunga pinjaman selama masa konstruksi.

Kekuatan Struktur Berimbas pada Biaya Perawatan

Struktur beton bertulang lebih unggul dalam durabilitas jangka panjang jika dieksekusi sesuai desain. Ia menekan biaya perkuatan di masa depan. Namun, finishing penuh butuh perawatan cat/retak rambut.

Batako tanpa plester menghemat di depan, tetapi memerlukan pengendalian retak susut dan rembes. Detil sambungan, kolom praktis, dan ring balok wajib rapi agar dinding tidak bekerja sendiri menahan beban.

Untuk iklim perkotaan yang panas-lembap, perawatan berkala bisa fokus pada titik rawan, seperti pertemuan dinding—kusen, area kamar mandi, dan sisi luar yang terkena hujan angin. Di sini, pelapis transparan atau water repellent membantu menjaga tampilan raw batako.

Kesimpulannya, biaya perawatan bergeser sesuai pilihan. Beton menekan intervensi struktural, batako menuntut ketelitian detil agar penghematan awal tidak “terbayar” mahal di belakang.

Finishing Minimalis Mengurangi Pengeluaran Interior

Tanpa plester, Anda memotong tiga pos pengeluaran sekaligus yakni bahan plester, tenaga acian, dan cat dasar. Itu mengurangi biaya dan waktu. Namun, kualitas pasangan batako harus rapi karena menjadi tampilan akhir.

Langkah efisiensi yang terbukti:

  • Kontrol modul: rancang ukuran bukaan dan tinggi ruang mengikuti modul batako untuk meminimalkan pemotongan.
  • Ratakan nat sejak awal: gunakan benang ukur dan waterpass ketat agar garis nat konsisten—menghindari koreksi mahal belakangan.
  • Pilih clear coat/water repellent ekonomis: cukup untuk menutup pori, memudahkan pembersihan debu kota, dan menahan lembap.

Pada beton, finishing tetap diperlukan. Jika memilih ekspos beton, mutu bekisting dan pekerjaan permukaan harus prima; kalau tidak, biaya perataan meningkat. Dalam banyak kasus, “ekspos” yang benar justru butuh ketelitian lebih tinggi. Hasil akhirnya, konsep minimalis bukan sekadar gaya, tetapi strategi memangkas pos finishing selama kualitas pekerjaan awal dijaga.

Kuncinya Ada di Perencanaan Anggaran

Keputusan paling hemat muncul dari perencanaan yang matang. Tanpa plester, penghematan bisa langsung terlihat di material dan tenaga, tetapi hanya efektif bila mutu pasangan, detil struktur, dan perlindungan kelembap terjaga. Untuk itu perlu melakukan checklist langkah hemat berikut: 

  • Bandingkan dua RAB lengkap (batako ekspos vs beton) untuk luas yang sama; pastikan memasukkan biaya waktu (sewa, bunga).
  • Kunci desain modular agar waste material minimal.
  • Kontrak berbasis milestone jelas supaya pembayaran mengikuti capaian, bukan waktu semata.
  • Beli material mayor di awal saat harga stabil dan gudang tersedia.
  • Sediakan cadangan 10–15% untuk hal tak terduga tanpa mengganggu arus kas.

Dengan disiplin langkah-langkah ini, pilihan mana pun seperti batako tanpa plester atau beton maksimal bisa menjadi ramah kantong di lingkungan perkotaan.

Rumah Batako Tanpa Plester vs Rumah Beton, Jadi Mana yang Lebih Ramah Kantong?

Batako tanpa plester menghemat biaya awal dan mempercepat waktu huni. Syaratnya, pasangan dinding harus rapi dengan nat konsisten, serta ada perlindungan kelembapan melalui water repellent dan detail atap yang baik.

Beton bertulang menawarkan durabilitas tinggi dan memudahkan penambahan lantai, tetapi membutuhkan waktu pengerjaan dan biaya finishing yang lebih besar. Perencanaan bekisting, proses curing, dan pengawasan mutu harus disiplin agar hasil sesuai.

Kunci hematnya adalah, gunakan desain modular untuk mengurangi waste, siapkan dokumentasi teknis yang rapi, terapkan kontrak berbasis milestone, dan lakukan kontrol mutu sejak awal. Langkah-langkah ini menekan revisi, keterlambatan, dan biaya tak terduga.

People Also Ask

1) Apa kelebihan rumah batako tanpa plester?

Biaya awal turun karena memangkas plester, acian, cat; waktu pengerjaan lebih cepat. Syaratnya, pasangan dinding rapi, detil struktur jelas, dan ada perlindungan lembap.

2) Apakah batako tanpa plester cocok untuk dua lantai?

Bisa, jika sistem struktur utama memakai kolom, balok beton bertulang yang memikul beban. Dinding batako berfungsi sebagai pengisi dengan detil sambungan yang benar.

3) Mana lebih murah: dinding batako ekspos atau beton berfinishing?

Umumnya batako ekspos lebih murah di awal karena tahapan finishing lebih sedikit. Namun, hitungan akhir tergantung mutu pekerjaan, kebutuhan perlindungan cuaca, dan desain.

4) Bagaimana mencegah dinding batako ekspos lembap?

Gunakan water repellent/clear coat, atur overstek atap, pastikan detil talang dan flashing rapi, serta sediakan ventilasi yang baik.

5) Kapan sebaiknya memilih beton penuh?

Saat prioritas utama adalah durabilitas jangka panjang, rencana bertingkat, dan tuntutan regulasi ketat—dengan kesiapan waktu dan biaya finishing yang lebih besar.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|