Sejarah Kerajaan Singasari: Kejayaan, Silsilah Raja, dan Peninggalannya

9 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Kerajaan Singasari merupakan salah satu pilar peradaban besar di Nusantara yang berdiri pada abad ke-13, tepatnya di wilayah Malang, Jawa Timur.

Menurut buku Pararaton: Ken Arok dalam Pusaran Konstelasi Konflik Panjalu-Jenggala dan Strategi Rumit, Masif dan Jitu Ken Arok Mencapai Kekuasan Oleh Otto Sukatno, CR dan Untung Mulyono (2021: hal. 43) Kerajaan ini didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222, kerajaan ini tidak hanya dikenal karena kekuatan militernya yang ekspansif, tetapi juga karena intrik politik dan spiritualitasnya yang mendalam. 

Nama "Singasari" sebenarnya adalah nama ibu kota dari kerajaan yang secara resmi bernama Kerajaan Tumapel. Dalam catatan sejarah, eksistensi kerajaan ini menjadi jembatan penting yang menghubungkan keruntuhan Kerajaan Kediri dengan berdirinya imperium terbesar di Asia Tenggara, yakni Majapahit.

Keberadaan Kerajaan Singasari menandai era baru dalam sistem pemerintahan di Jawa, di mana konsep kedaulatan mulai melampaui batas-batas pulau melalui visi Cakrawala Mandala. 

Asal-Usul dan Kisah Ken Arok: Sang Pendiri Dinasti Rajasa

Sejarah Kerajaan Singasari dimulai dari sebuah drama kehidupan seorang pemuda bernama Ken Arok. Menurut kitab Pararaton, Ken Arok adalah sosok yang memiliki latar belakang kelam namun memiliki ambisi besar. Ia awalnya bekerja sebagai pengawal bagi Tunggul Ametung, seorang akuwu (setingkat bupati) di wilayah Tumapel yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri.

Kehidupan Ken Arok berubah total saat ia jatuh cinta pada istri Tunggul Ametung, Ken Dedes. Dalam sebuah fragmen yang sangat terkenal, Ken Arok melihat cahaya bersinar dari rahim Ken Dedes saat wanita itu turun dari kereta. Seorang pandita memberitahu Ken Arok bahwa wanita dengan ciri tersebut adalah Ardhanareswari, yang berarti siapapun yang menikahinya akan menjadi raja besar dan melahirkan raja-raja tanah Jawa.

Terobsesi dengan ambisi tersebut, Ken Arok memesan sebuah keris kepada empu terkenal bernama Mpu Gandring. Karena pengerjaan keris yang dianggap terlalu lama, Ken Arok yang tidak sabar membunuh Mpu Gandring dengan keris tersebut. 

Sebelum wafat, sang empu mengucapkan kutukan bahwa keris itu akan membunuh tujuh orang raja, termasuk Ken Arok sendiri dan keturunannya. Dengan keris itulah Ken Arok membunuh Tunggul Ametung dan merebut Ken Dedes serta kekuasaan di Tumapel.

Pertempuran Ganter dan Berdirinya Kerajaan

Setelah menguasai Tumapel, Ken Arok mulai menggalang kekuatan untuk melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Kediri yang dipimpin oleh Raja Kertajaya. Momen krusial terjadi pada tahun 1222 M dalam sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Pertempuran Ganter.

Kertajaya dikenal sebagai raja yang sombong dan berselisih dengan kaum brahmana. Para kaum agama ini kemudian meminta perlindungan kepada Ken Arok. Dukungan dari kaum intelektual dan spiritual ini memperkuat legitimasi Ken Arok.

Dalam pertempuran hebat di desa Ganter, pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan kekuatan Kediri. Kemenangan ini secara resmi menandai berdirinya Kerajaan Singasari (Tumapel) dengan Ken Arok sebagai raja pertama bergelar Sri Ranggah Rajasa Amurwabhumi.

Silsilah Raja-Raja Kerajaan Singasari: Dinamika Balas Dendam

Silsilah penguasa Singasari sangat unik karena diwarnai oleh konflik internal antara keturunan Ken Arok (dari selir Ken Umang) dan keturunan Tunggul Ametung (melalui Ken Dedes). Berikut adalah urutan penguasa yang tercatat dalam sejarah:

1. Ken Arok (1222 – 1227 M)

Sebagai pendiri, Ken Arok memerintah hanya selama lima tahun. Ia tewas di tangan seorang pengalasan (utusan) atas perintah Anusapati, anak tirinya (putra Tunggul Ametung dan Ken Dedes), yang mengetahui rahasia pembunuhan ayahnya kandungnya.

2. Anusapati (1227 – 1248 M)

Anusapati memerintah cukup lama, namun ia selalu hidup dalam kecemasan karena dosa masa lalunya. Ia akhirnya tewas dibunuh oleh Panji Tohjaya, putra kandung Ken Arok dari Ken Umang, yang ingin menuntut balas atas kematian ayahnya.

3. Panji Tohjaya (1248 M)

Masa pemerintahan Tohjaya sangat singkat, tidak sampai satu tahun. Ia jatuh dari kekuasaan setelah terjadi pemberontakan oleh Ranggawuni (putra Anusapati) dan Mahisa Campaka (cucu Ken Arok).

4. Wisnuwardhana / Ranggawuni (1248 – 1268 M)

Di bawah pemerintahan Wisnuwardhana, stabilitas politik di Singasari mulai membaik. Ia memerintah didampingi oleh Mahisa Campaka sebagai Ratu Angabhaya. Masa ini dianggap sebagai masa tenang sebelum Singasari mencapai puncak kejayaannya.

5. Kertanegara (1268 – 1292 M)

Kertanegara adalah raja terakhir sekaligus yang terbesar. Ia memiliki visi politik yang jauh melampaui masanya, berusaha menyatukan Nusantara dan melakukan diplomasi internasional untuk menghadapi ancaman bangsa Mongol.

Masa Kejayaan: Visi Cakrawala Mandala Kertanegara

Puncak kejayaan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Berbeda dengan raja-raja sebelumnya yang fokus pada urusan domestik, Kertanegara memandang pentingnya persatuan wilayah Nusantara untuk menjaga kedaulatan dari ancaman luar, khususnya Dinasti Yuan di bawah kepemimpinan Kublai Khan.

Menurut buku Ensiklopedia Pelajar dan Umum Oleh Gamal Komandoko (2010: hlm 28) Kertanegara merupakan raja ter-besar kerajaan Singasari. Gelarnya Sri Maharajadhiraja Sri Kertanegara. Ketika pemerintahannya, Raja Kertanegara mengirimkan ekspedisi Pamalayu.

Salah satu kebijakan paling fenomenal adalah Ekspedisi Pamalayu (1275 M). Kertanegara mengirimkan pasukan besar ke Sumatra (Kerajaan Dharmasraya) bukan untuk menaklukkan, melainkan untuk menjalin aliansi pertahanan. Ia menyadari bahwa kekuatan Mongol sangat besar, sehingga diperlukan kerja sama antar-kerajaan di Nusantara untuk membendung mereka.

Selain militer, Kertanegara juga melakukan reformasi birokrasi dan memperkuat sektor perdagangan laut. Secara spiritual, ia dikenal sebagai penganut aliran Tantrayana yang sinkretis antara Hindu dan Buddha, menjadikannya sosok penguasa yang religius sekaligus politisi ulung.

Lokasi dan Peninggalan Arkeologis Kerajaan Singasari

Pusat pemerintahan Kerajaan Singasari terletak di wilayah Malang, Jawa Timur. Saat ini, kita masih bisa melihat kemegahan masa lalu tersebut melalui berbagai situs sejarah:

Candi Singasari

Terletak di Kecamatan Singosari, candi ini merupakan tempat pendarmaan bagi Raja Kertanegara. Keunikan candi ini adalah teknik pemahatannya yang dimulai dari atas ke bawah, namun tampak belum selesai di bagian bawahnya karena serangan Jayakatwang yang mendadak.

Candi Kidal

Candi ini dibangun untuk menghormati Raja Anusapati. Salah satu ciri khas Candi Kidal adalah adanya relief Garudeya, yang menceritakan tentang pembebasan dari perbudakan—sebuah metafora untuk perjuangan rakyat pada masa itu.

Candi Jago

Peninggalan ini didedikasikan untuk Raja Wisnuwardhana. Arsitekturnya unik karena memiliki pengaruh kuat dari gaya bangunan masa transisi, dengan relief yang menceritakan berbagai fabel dan kisah spiritual.

Patung Dwarapala

Sepasang patung raksasa setinggi hampir 4 meter ini berdiri tegak sebagai penjaga pintu masuk ke wilayah pusat kerajaan. Hingga kini, Patung Dwarapala di Singosari tetap menjadi salah satu patung penjaga terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia.

Keruntuhan Singasari: Pengkhianatan Jayakatwang

Kehancuran Kerajaan Singasari datang dari dalam negeri pada saat kekuatan militernya sedang berada jauh di luar pulau (Sumatra) dalam Ekspedisi Pamalayu. Jayakatwang, yang merupakan keturunan penguasa Kediri dan saat itu menjabat sebagai bupati di Gelang-gelang, melakukan pemberontakan pada tahun 1292 M.

Jayakatwang menggunakan strategi serangan dua arah. Saat pasukan utama Singasari sibuk menghadapi pengalihan di bagian utara, pasukan inti Jayakatwang menyerbu istana dari arah selatan. Raja Kertanegara gugur dalam serangan ini saat tengah melakukan upacara keagamaan bersama para pendeta. Dengan wafatnya Kertanegara, berakhirlah kekuasaan dinasti di Singasari, yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Majapahit oleh menantu Kertanegara, Raden Wijaya.

FAQ Tentang Kerajaan Singasari

Siapa raja pertama dan terakhir Kerajaan Singasari?

Raja pertama adalah Ken Arok (Sri Ranggah Rajasa) dan raja terakhir adalah Kertanegara.

Apa itu Ekspedisi Pamalayu?

Ekspedisi militer dan diplomatik ke Sumatra yang bertujuan menjalin aliansi untuk membendung ekspansi bangsa Mongol.

Di mana letak peninggalan utama Kerajaan Singasari?

Peninggalan utama berupa candi dan patung raksasa terletak di daerah Singosari, Malang, Jawa Timur.

Apa penyebab utama runtuhnya Singasari?

Serangan mendadak dari Jayakatwang (Bupati Gelang-gelang) pada tahun 1292 saat pasukan kerajaan sedang dikirim ke luar Jawa.

Siapa itu Ken Dedes?

Ken Dedes adalah permaisuri pertama Singasari yang dianggap sebagai ibu dari raja-raja besar di tanah Jawa (Ardhanareswari).

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|