Takbiratul Ihram: Pengertian, Bacaan, dan Tata Cara Sempurna dalam Sholat

2 weeks ago 17

Liputan6.com, Jakarta Dalam pelaksanaan sholat, takbiratul ihram merupakan salah satu rukun sholat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Takbiratul ihram menjadi pintu pembuka bagi dimulainya ibadah sholat yang harus diucapkan dengan benar dan penuh khusyuk. Memahami bacaan dan tata cara takbiratul ihram yang tepat sangatlah penting agar sholat yang dilakukan menjadi sah menurut syariat Islam.

Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada umatnya bahwa takbiratul ihram bukan hanya sekadar ucapan, tetapi juga momentum sakral di mana seorang muslim memasuki ruang spiritual yang khusus. Sejak mengucapkan takbiratul ihram, seorang muslim telah terikat dengan aturan-aturan sholat dan diharamkan melakukan hal-hal yang dapat membatalkan ibadahnya.

Berikut ini telah Liputan6.com rangkum secara komprehensif mengenai pengertian, dalil-dalil, bacaan yang benar, serta tata cara pelaksanaan takbiratul ihram berdasarkan tuntunan Rasulullah SAW dan para ulama. Dengan pemahaman yang mendalam, diharapkan setiap muslim dapat melaksanakan sholat dengan lebih sempurna dan sesuai dengan syariat Islam.

Pengertian dan Hukum Takbiratul Ihram

Takbiratul ihram adalah takbir yang diucapkan ketika seorang muslim mengawali sholat sambil menghadap ke kiblat, baik itu sholat fardhu maupun sunnah. Disebut takbiratul ihram karena setelah mengucapkannya, seseorang yang telah berniat melaksanakan sholat menjadi haram baginya untuk mengerjakan segala sesuatu yang tadinya halal seperti makan, minum, berbicara, dan aktivitas lainnya yang dapat membatalkan sholat. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh detik.com, "Takbiratul ihram adalah takbir yang diucapkan ketika seorang muslim mengawali sholat sambil mengarah ke kiblat, baik itu sholat fardhu maupun sunnah."

Menurut Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili dalam bukunya "Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 2", takbiratul ihram merupakan rukun sholat yang tidak dapat ditinggalkan. Tanpa takbiratul ihram yang benar, sholat seseorang dianggap tidak sah dalam pandangan syariat Islam. Oleh karena itu, setiap muslim wajib memahami dan mengamalkan takbiratul ihram dengan tepat, karena hukum membacanya adalah wajib. Liputan6.com juga menegaskan, "Hukum membaca bacaan takbiratul ihram adalah wajib karena termasuk dalam satu rukun sah sholat. Apabila bacaan takbiratul ihram tidak dibaca maka sholatnya dihukumi tidak sah."

Dalil Hadits tentang Kewajiban Takbiratul Ihram:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ صَلاَةَ أَحَدِكُمْ لاَ تَتِمُّ حَتَّى يُسْبِغَ الْوُضُوءَ ثُمَّ يُكَبِّرَ اللَّهُ أَكْبَرُ

Latin: Inna shalaata ahadikum laa tatimmu hattaa yusbighal wudhu'a thumma yukabbiru Allaahu akbar

Artinya: "Sesungguhnya sholat seseorang dari kalian tidak sempurna kecuali jika ia menyempurnakan wudhu kemudian mengucapkan takbir Allahu Akbar." (HR. Mu'jam Kabir, Imam Thabrani)

Bacaan Takbiratul Ihram yang Benar

Bacaan takbiratul ihram yang telah diajarkan Rasulullah SAW sangatlah sederhana namun memiliki makna yang mendalam. Berdasarkan buku "Sifat Shalat Nabi" oleh Syaikh Muhammad Nasirrudin al-Albani, bacaan takbiratul ihram harus diucapkan dengan jelas dan dapat didengar oleh diri sendiri minimal. Ini memastikan bahwa takbir tersebut diucapkan dengan kesadaran penuh dan bukan hanya sekadar gerakan bibir.

Ketika sholat sendiri (munfarid), takbiratul ihram cukup dibaca dengan suara pelan yang dapat didengar oleh diri sendiri. Namun, ketika menjadi imam dalam sholat berjamaah, takbir hendaknya dikeraskan sedikit agar seluruh makmum dapat mendengar dan mengikutinya dengan tepat. Hal ini bertujuan untuk memandu makmum agar memulai sholat secara bersamaan dengan imam.

Bacaan Takbiratul Ihram:

اللَّهُ أَكْبَرُ

Latin: Allahu Akbar

Artinya: "Allah Maha Besar" (HR. Muslim dan Ibnu Majah)

Tata Cara Pelaksanaan Takbiratul Ihram

Pelaksanaan takbiratul ihram memiliki adab dan tata cara yang telah ditetapkan dalam syariat Islam. Ketika mengucapkan takbiratul ihram, seorang muslim hendaknya berdiri tegak menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu atau telinga. Gerakan ini menunjukkan keagungan dan penghormatan terhadap Allah SWT, sebagai tanda penyerahan diri sepenuhnya.

Setelah mengucapkan takbiratul ihram, kedua tangan diturunkan dan diletakkan di dada dengan tangan kanan di atas tangan kiri. Posisi ini dipertahankan sambil membaca doa iftitah sebelum melanjutkan ke bacaan Al-Fatihah. Seluruh gerakan ini harus dilakukan dengan tenang dan penuh khusyuk sebagai wujud ketundukan kepada Allah SWT, seperti yang dijelaskan detik.com bahwa setelah takbiratul ihram dan menyedekapkan tangan, muslim dapat lanjut membaca doa iftitah.

Dalil tentang Mengangkat Tangan saat Takbir:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ رَفَعَ يَدَيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ وَكَبَّرَ

Latin: Kaana Rasuulullahi shallallaahu 'alaihi wa sallama idzaa qaama ilas shalaati rafa'a yadaihi hadzwa mankibaihi wa kabbara

Artinya: "Adalah Rasulullah SAW apabila berdiri untuk sholat, beliau mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahunya dan bertakbir." (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa Iftitah Setelah Takbiratul Ihram

Setelah membaca takbiratul ihram, sangat dianjurkan untuk membaca doa iftitah sebagai pembuka sholat yang membawa keberkahan. Doa iftitah merupakan sunnah yang sangat dianjurkan untuk kesempurnaan sholat dan menunjukkan adab yang baik dalam menghadap Allah SWT. Sementara doa iftitah adalah doa yang dibacakan saat salat, tepat setelah mengucapkan takbiratul ihram. Doa ini merupakan ketetapan dari Rasulullah SAW.

Terdapat beberapa versi doa iftitah yang telah diajarkan Rasulullah SAW, dan seorang muslim boleh memilih salah satu di antaranya. Yang terpenting adalah membacanya dengan penuh penghayatan dan keikhlasan sebagai bentuk penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Doa ini membantu mempersiapkan hati dan pikiran untuk fokus pada ibadah yang akan dijalankan.

Doa Iftitah (Versi Pertama):

اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً

Latin: Allaahu akbaru kabiiraw walhamdu lillaahi katsiiraw wa subhaanallaahi bukrotaw wa ashiilaa

Artinya: "Allah Maha Besar lagi sempurna kebesaran-Nya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyak pujian, dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore." (HR. Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

Adab dan Kesunahan dalam Takbiratul Ihram

Dalam pelaksanaan takbiratul ihram, terdapat berbagai adab dan kesunahan yang perlu diperhatikan untuk menyempurnakan ibadah sholat. Pertama, takbiratul ihram hendaknya diucapkan dengan suara yang jelas dan dapat didengar oleh diri sendiri minimal, tidak terlalu keras namun juga tidak terlalu pelan hingga tidak terdengar. Ini memastikan bahwa lafal takbir diucapkan dengan benar dan disadari.

Kedua, ketika mengangkat tangan saat takbir, hendaknya dilakukan dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Gerakan ini merupakan bentuk penghormatan dan pengagungan terhadap Allah SWT, bukan sekadar formalitas. Seluruh gerakan dalam takbiratul ihram hendaknya dilakukan dengan penuh khusyuk dan konsentrasi untuk mencapai kualitas sholat yang terbaik, menghindari gerakan sia-sia yang dapat mengurangi fokus.

Hikmah dan Makna Spiritual Takbiratul Ihram

Takbiratul ihram memiliki hikmah dan makna spiritual yang mendalam dalam kehidupan seorang muslim. Ketika mengucapkan "Allahu Akbar", seorang muslim mengakui bahwa Allah adalah yang Maha Besar, Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan tidak ada yang dapat menandingi kebesaran-Nya. Pengakuan ini menjadi fondasi utama dalam membangun hubungan vertikal dengan Allah SWT, meletakkan dasar tawadhu dan ketaatan.

Dari sisi psikologis, takbiratul ihram membantu seorang muslim untuk melepaskan diri dari segala urusan duniawi dan fokus sepenuhnya kepada Allah. Momen sakral ini menjadi transisi dari kehidupan duniawi menuju ruang spiritual yang khusyuk. Dengan demikian, takbiratul ihram bukan hanya ritual fisik, tetapi juga transformasi spiritual yang mendalam, mengingatkan kita akan kebesaran Allah seperti firman-Nya dalam QS. Al-A'raf: 180.

Firman Allah tentang Kebesaran-Nya:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ فَادْعُوهُ بِهَا ۖ وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ ۚ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Latin: Wa lillaahil asmaa'ul husnaa fad'uuhu bihaa wa dzarulladziina yulhiduuna fii asmaa'ih, sa yujzawna maa kaanuu ya'maluun

Artinya: "Hanya milik Allah asma-ul husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf: 180)

Questions & Answers (Q&A) Seputar Takbiratul Ihram

Q: Apakah takbiratul ihram harus diucapkan dengan suara keras?

A: Tidak harus keras, yang penting adalah dapat didengar oleh diri sendiri minimal. Ketika sholat sendiri (munfarid), takbiratul ihram cukup dibaca dengan suara pelan yang dapat didengar oleh diri sendiri. Namun ketika menjadi imam dalam sholat berjamaah, takbir hendaknya dikeraskan sedikit agar seluruh makmum dapat mendengar dan mengikutinya.

Q: Bagaimana jika salah mengucapkan takbiratul ihram?

A: Jika salah dalam mengucapkan lafadz "Allahu Akbar", maka takbiratul ihram dianggap tidak sah dan sholat harus diulang dari awal. Takbiratul ihram harus diucapkan dengan lafadz yang tepat sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari dan berlatih pengucapan yang benar.

Q: Apakah boleh mengganti lafadz takbiratul ihram dengan kata lain?

A: Tidak boleh. Takbiratul ihram harus menggunakan lafadz "Allahu Akbar" dalam bahasa Arab sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW. Mengganti dengan lafadz lain atau menerjemahkannya ke bahasa lain tidak diperbolehkan dan dapat membatalkan sholat.

Q: Kapan waktu yang tepat untuk mengangkat tangan saat takbiratul ihram?

A: Tangan diangkat bersamaan dengan mengucapkan takbir "Allahu Akbar". Berdasarkan hadits Ibnu Umar, Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahu ketika memulai sholat dan mengucapkan takbir. Setelah selesai takbir, tangan diturunkan dan diletakkan di dada.

Q: Bagaimana posisi tangan yang benar setelah takbiratul ihram?

A: Setelah takbiratul ihram, kedua tangan diletakkan di dada dengan tangan kanan di atas tangan kiri. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasai, Rasulullah SAW meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya di dadanya ketika sholat.

Q: Apakah wajib membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram?

A: Membaca doa iftitah setelah takbiratul ihram hukumnya sunnah, bukan wajib. Namun sangat dianjurkan untuk membacanya sebagai bentuk kesempurnaan sholat dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Jika tidak dibaca, sholat tetap sah, namun kurang sempurna dari sisi kesunahan.

Q: Bolehkah takbiratul ihram diulang jika ragu sudah benar atau belum?

A: Jika benar-benar ragu apakah takbiratul ihram sudah diucapkan dengan benar atau belum, maka boleh mengulanginya untuk memastikan. Namun jika sudah yakin telah mengucapkannya dengan benar, tidak perlu diulang karena dapat menimbulkan waswas yang berlebihan.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|