7 Ide Desain Rumah Tipe 36 di Tanah Kavling Budget Rp 100 Juta, Hemat dan Efisien

2 days ago 13

Liputan6.com, Jakarta Budget Rp 100 juta sering dianggap kurang untuk membangun rumah sendiri, apalagi rumah tipe 36 di tanah kavling. Banyak orang memilih menyewa atau tinggal di rumah kontrakan karena takut biaya bahan bangunan, tukang, dan desain memakan biaya berkali lipat. Namun, dengan perencanaan matang dan pilihan strategis, ide desain rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta bukan sekadar mimpi.

Dalam situasi ekonomi yang fluktuatif, kita perlu menghilangkan elemen-elemen mewah yang bukan prioritas dan fokus pada struktur dasar, kebutuhan fungsi, ventilasi, serta kenyamanan minimal. Semua hal, dari ukuran, material, hingga finishing, harus dipilih supaya hemat tapi tetap layak dihuni, aman, dan menarik secara visual.

Liputan6.com akan membagikan 7 ide desain rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta, lengkap dengan trik praktis agar setiap rupiah yang dikeluarkan dapat memberikan hasil maksimal. Dengan mengikuti panduan ini, Anda bisa membangun rumah pertama yang sederhana tapi bermakna, pintu, jendela, atap, kamar, semuanya terbayar dalam anggaran yang punya batas, Minggu (12/10/2025).

1. Denah Satu Lantai Paling Efisien: 6×6 Meter atau 9×4 Meter

Untuk menjamin rumah tipe 36 Anda tetap dalam anggaran Rp 100 juta, pilih denah yang mengutamakan bujur sangkar atau persegi panjang sederhana, seperti 6×6 meter atau 9×4 meter. Denah ini meminimalkan panjang dinding, kebutuhan pondasi, dan pipa-pipa sanitasi. Buat dua kamar tidur ukuran mini, satu kamar mandi, dan ruang multifungsi di satu area (dapur + ruang tamu). Tanpa lekukan, tanpa balkon atau sudut rumit, konstruksi dan bahan menjadi lebih murah dan proses lebih cepat.

2. Material Dinding Hemat: Batako atau Bata Ringan Lokal

Agar rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta tetap realistis, pilih batako lokal atau bata ringan kelas ekonomis. Batako mungkin kasar, tetapi harganya jauh lebih murah dan pekerjaannya lebih mudah. Bata ringan punya kelebihan permukaan rata yang mengurangi plesteran, tapi harga unit bisa lebih tinggi tergantung lokasi. Gunakan sistem dinding satu lapis saja, tanpa dinding ganda atau partisi berat kecuali yang benar-benar diperlukan.

3. Lantai Simpel: Beton Ekspos atau Keramik Standar Murah

Lantai merupakan bagian yang biaya finishing-nya bisa besar jika menggunakan material premium. Untuk ide desain rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta, opsi terbaik adalah lantai beton yang dihaluskan dan dipoles, kemudian diberi sealer agar mudah dibersihkan. Jika ingin keramik, pilih keramik ukuran 40×40 cm tanpa motif mencolok dan dari merek lokal, harga paling murah yang kualitasnya masih aman digunakan dalam jangka pendek hingga sedang.

4. Atap Minimalis: Pelana & Penutup Spandek atau Seng

Struktur atap banyak makan biaya – kayu, tenaga tukang, genteng, atau penutup atap mahal. Untuk menjaga rumah tipe 36 dalam budget Rp 100 juta, pilih model atap pelana dengan kemiringan yang cukup untuk aliran air tetapi tidak ekstrem. Rangka baja ringan standar bisa menggantikan kayu mahal, dan gunakan seng gelombang atau spandek untuk penutup. Meski atap seperti ini kurang memberikan estetika mewah, fungsi kepraktisan dan tahan hujan adalah prioritas utama.

5. Finishing Minimalis: Cat Tunggal & Acian Ekspos

Banyak desain rumah tipe 36 gagal karena biaya finishing yang membengkak – plester berlapis, detail ornament, warna multiple pada dinding eksternal dan internal. Ide desain rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta menekankan finishing minimalis: gunakan acian ekspos di satu area utama agar terlihat alami, lalu seluruh bagian dinding di-cat satu warna netral, misalnya putih atau abu-abu muda. Hindari banyak hiasan dinding eksternal yang mahal atau aksesori dekoratif yang butuh pemeliharaan tinggi.

6. Jendela & Kusen Ekonomis: Kayu Lokal dan Jendela Mati

Jendela bisa menjadi salah satu item yang biaya produksinya tinggi, terutama jika memakai aluminium atau UPVC. Dalam ide desain rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta, sebaiknya gunakan kusen kayu lokal; jenis kayu seperti meranti atau kamper yang belum dipoles tinggi bisa dipakai. Untuk bukaan cahaya, gunakan beberapa jendela mati yang besar agar cahaya masuk, dengan beberapa jendela kecil yang bisa dibuka untuk ventilasi. Hardware buka/tutup jendela kecil ini minimal—engsel dan kunci sederhana saja.

7. Pengawasan Tukang & Pemilihan Jasa Borongan yang Tepat

Pengeluaran tukang sering menjadi bagian paling membengkak dalam pembangunan rumah. Agar ide desain rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta tetap on-track, alokasikan maksimal sekitar 25–30% dari total anggaran untuk jasa tukang (yang berarti sekitar Rp 25–30 juta). Gunakan sistem borongan jasa (hanya tenaga kerja) dan materi dibeli sendiri agar lebih bisa dikontrol. Buat kontrak kerja yang jelas, misalnya menyelesaikan tahap pondasi, dinding, hingga atap dalam jangka waktu tertentu agar tidak ada pekerjaan terhenti karena masalah pembiayaan atau komunikasi.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) Seputar Rumah Tipe 36

1. Berapa luas tanah kavling minimum untuk rumah tipe 36 agar masih ada ruang terbuka?

Biasanya tanah minimal sekitar 60–72 meter persegi (misalnya 6×10 atau 6×12 meter) agar ada ruang untuk halaman depan, samping, atau belakang kecil untuk sirkulasi udara.

2. Apakah bisa menambah pagar dan teras kecil dalam anggaran Rp 100 juta?

Bisa, jika direncanakan dari awal dan bahan pagar serta teras dipilih yang murah (misalnya pagar beton precast sederhana atau pagar kayu lokal), serta ukuran teras sangat minimal.

3. Bagaimana dengan kebutuhan listrik, air, dan plumbing – apakah sudah termasuk?

Umumnya dalam perencanaan ide desain rumah tipe 36 di tanah kavling budget Rp 100 juta, infrastruktur dasar seperti sambungan listrik dan air harus dipertimbangkan sejak awal. Dana harus dialokasikan untuk instalasi pipa, sambungan listrik PLN, saluran pembuangan limbah. Jika tidak masuk dalam biaya material atau jasa tukang utama, bisa jadi tambahan di luar anggaran.

4. Apakah ada risiko memakai material murah seperti batako dan spandek?

Ya, ada beberapa risiko—seperti keretakan, kebocoran, kurangnya isolasi panas/suara. Untuk mengurangi risiko, pastikan pemasangan yang rapi, adukan semen/plester cukup kuat, sambungan atap dan penutupnya dibuat dengan pas dan diberi sealant jika perlu.

5. Apakah setelah jadi rumah tersebut bisa dikembangkan/ditingkatkan di masa depan?

Sangat mungkin. Rumah tipe 36 yang dibangun secara modular dan menggunakan struktur sederhana bisa dikembangkan kemudian—misalnya menambah lantai, memperluas ruang, atau mengganti finishing menjadi lebih mewah. Kuncinya adalah fondasi dan struktur bangunan awal harus cukup kuat untuk beban tambahan jika perencanaan pengembangan di masa depan sudah diperhitungkan dari awal.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|