Liputan6.com, Jakarta Ubi, bahan pangan lokal yang akrab di lidah masyarakat Indonesia, seringkali dianggap sederhana namun menyimpan potensi besar. Selain rasanya yang lezat dan harganya terjangkau, ubi kaya serat dan antioksidan yang baik untuk kesehatan pencernaan. Potensi ini belum sepenuhnya tergarap, padahal dengan sentuhan inovasi, ubi dapat diolah menjadi berbagai hidangan menarik yang meningkatkan popularitasnya.
Artikel ini akan mengulas secara mendalam tujuh ide usaha konkret dari olahan ubi, dilengkapi dengan analisis finansial sederhana untuk memudahkan perencanaan bisnis Anda. Informasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran jelas mengenai potensi keuntungan yang bisa diraih.
Dengan modal yang relatif kecil, Anda memiliki kesempatan untuk memulai bisnis kuliner yang menjanjikan keuntungan menarik. Mari jelajahi peluang wirausaha kreatif dari ubi yang bisa Anda coba, sebagaimana telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (14/11/2025).
1. Bola Ubi Kopong Isi Keju
Bola ubi kopong adalah camilan populer yang memiliki tekstur renyah di luar dan kopong di dalam, dengan variasi isian leleh keju yang menggoda selera. Makanan tradisional ini berasal dari Bandung, Jawa Barat, terbuat dari campuran ubi jalar kukus, tepung tapioka, dan gula bubuk. Warna bola ubi umumnya mengikuti warna ubi yang digunakan, menciptakan tampilan yang menarik.
Untuk memulai usaha ini, modal awal per batch (30 buah) cukup terjangkau. Anda membutuhkan sekitar Rp 5.000 untuk ubi, Rp 3.000 untuk tepung tapioka dan terigu, Rp 7.000 untuk keju, gula, dan garam, serta Rp 5.000 untuk minyak dan bahan lainnya. Total modal yang dibutuhkan adalah Rp 20.000 per batch.
Jika harga jual per biji adalah Rp 2.000, maka penjualan per batch (30 biji) akan menghasilkan Rp 60.000. Dengan demikian, keuntungan kotor per batch adalah Rp 60.000 dikurangi modal Rp 20.000, yaitu Rp 40.000. Ini menunjukkan potensi keuntungan yang cukup baik untuk setiap produksi.
Target penjualan harian dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi Anda. Untuk target minimal 2 batch (60 biji), keuntungan yang bisa didapatkan adalah Rp 80.000 per hari. Jika Anda mampu mencapai target optimal 4 batch (120 biji), keuntungan harian bisa mencapai Rp 160.000.
2. Keripik Ubi Kriuk dengan Rasa Variatif
Keripik ubi merupakan camilan renyah yang dibuat dari irisan tipis ubi yang digoreng hingga kering. Produk ini sangat digemari karena teksturnya yang garing dan bisa divariasikan dengan berbagai rasa. Anda bisa menawarkan keripik ubi dengan rasa balado, manis pedas, atau gurih original untuk menarik lebih banyak konsumen.
Perhitungan modal untuk 1 kg ubi cukup efisien. Anda memerlukan Rp 8.000 untuk 1 kg ubi, Rp 7.000 untuk bumbu dan kemasan, serta Rp 5.000 untuk minyak goreng. Dengan demikian, total modal yang dibutuhkan untuk mengolah 1 kg ubi menjadi keripik adalah Rp 20.000.
Dari 1 kg ubi, Anda dapat menghasilkan sekitar 10 bungkus kecil keripik. Jika harga jual per bungkus ditetapkan Rp 5.000, maka penjualan dari 1 kg ubi akan mencapai Rp 50.000. Keuntungan kotor yang diperoleh per 1 kg ubi adalah Rp 50.000 dikurangi modal Rp 20.000, yaitu Rp 30.000.
Untuk target penjualan harian, Anda bisa menargetkan minimal 2 kg ubi atau sekitar 20 bungkus keripik, yang akan memberikan keuntungan Rp 60.000 per hari. Jika target optimal 5 kg ubi (50 bungkus) tercapai, potensi keuntungan harian bisa meningkat hingga Rp 150.000.
3. Donat Ubi Lembut dengan Topping
Donat ubi adalah inovasi donat yang menggunakan campuran ubi, menghasilkan tekstur yang lebih empuk dan cita rasa yang unik. Berbeda dengan donat tepung atau kentang biasa, donat ubi menawarkan kelembutan yang khas. Donat ini dapat disajikan dengan berbagai topping menarik seperti cokelat, keju, atau gula halus, bahkan isian kejutan di dalamnya.
Modal yang diperlukan untuk membuat 20 buah donat ubi relatif terjangkau. Anda akan membutuhkan sekitar Rp 15.000 untuk ubi dan tepung, Rp 10.000 untuk telur, mentega, dan gula, serta Rp 10.000 untuk topping dan minyak. Total modal per batch (20 buah) adalah Rp 35.000.
Dengan harga jual per donat sebesar Rp 4.000, penjualan per batch (20 donat) akan menghasilkan Rp 80.000. Keuntungan kotor yang didapatkan per batch adalah Rp 80.000 dikurangi modal Rp 35.000, yaitu Rp 45.000. Angka ini menunjukkan margin keuntungan yang sehat untuk setiap produksi.
Target penjualan harian untuk donat ubi dapat dimulai dari 1,5 batch atau 30 donat, menghasilkan keuntungan Rp 67.500 per hari. Jika Anda mampu menjual 3 batch atau 60 donat, keuntungan harian optimal bisa mencapai Rp 135.000, menjadikannya usaha yang menjanjikan.
4. Bolu Kukus Ubi Ungu
Bolu kukus ubi ungu adalah kue bolu kukus yang lembut dan lembap, dengan warna alami yang menarik dari ubi ungu. Kue ini banyak digemari karena kelembutannya dan bisa menjadi ide bisnis yang bagus. Proses pembuatannya tidak terlalu sulit, meskipun teknik mengolah bolu agar mengembang sempurna dan tidak bantat memerlukan sedikit latihan.
Perhitungan modal untuk satu loyang bolu kukus ubi ungu (yang bisa dipotong menjadi 15 pieces) cukup efisien. Anda memerlukan sekitar Rp 12.000 untuk ubi ungu dan tepung, Rp 10.000 untuk telur, gula, dan susu, serta Rp 3.000 untuk loyang dan bahan pendukung lainnya. Jadi, total modal per loyang adalah Rp 25.000.
Jika harga jual per potong bolu adalah Rp 3.500, maka penjualan dari satu loyang akan menghasilkan Rp 52.500. Keuntungan kotor yang diperoleh per loyang adalah Rp 52.500 dikurangi modal Rp 25.000, yaitu Rp 27.500. Ini menunjukkan potensi keuntungan yang menarik untuk setiap loyang yang terjual.
Target penjualan harian dapat dimulai dari minimal 2 loyang (30 potong), yang akan memberikan keuntungan Rp 55.000 per hari. Jika target optimal 4 loyang (60 potong) tercapai, potensi keuntungan harian bisa meningkat hingga Rp 110.000, menjadikannya pilihan usaha yang menguntungkan.
5. Comro (Oncom di Jero) Pedas
Comro adalah camilan khas Sunda yang terbuat dari singkong parut dengan isian sambal oncom pedas di dalamnya. Nama "comro" sendiri berasal dari bahasa Sunda yang berarti "oncom di jero" atau oncom yang ada di dalam. Rasa pedas dan gurih dari isian oncom berpadu sempurna dengan tekstur singkong parut yang renyah setelah digoreng.
Modal yang dibutuhkan untuk membuat 25 biji comro sangat terjangkau. Anda memerlukan sekitar Rp 10.000 untuk singkong parut, Rp 10.000 untuk oncom dan bumbu, serta Rp 5.000 untuk minyak goreng. Total modal per batch (25 biji) adalah Rp 25.000.
Dengan harga jual per biji comro sebesar Rp 2.000, penjualan per batch (25 biji) akan menghasilkan Rp 50.000. Keuntungan kotor yang didapatkan per batch adalah Rp 50.000 dikurangi modal Rp 25.000, yaitu Rp 25.000. Ini menunjukkan bahwa comro adalah produk dengan margin keuntungan yang layak.
Untuk target penjualan harian, Anda bisa menargetkan minimal 2 batch atau 50 biji comro, yang akan memberikan keuntungan Rp 50.000 per hari. Jika target optimal 4 batch atau 100 biji comro tercapai, potensi keuntungan harian bisa meningkat hingga Rp 100.000, menjadikannya pilihan usaha yang menarik.
6. Roti Ubi Korea (Korean Sweet Potato Bread)
Roti Ubi Korea adalah roti inovatif yang berbentuk menyerupai ubi, dengan kulit yang lembut dan isian cream cheese yang lumer di dalamnya. Roti ubi ungu ini berasal dari daerah Haenam, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, dan menjadi populer berkat tekstur lembut serta kombinasi rasa manis dan gurihnya.
Perhitungan modal untuk membuat 10 buah Roti Ubi Korea membutuhkan sedikit lebih banyak investasi. Anda memerlukan sekitar Rp 30.000 untuk ubi, tepung, dan cream cheese, serta Rp 10.000 untuk bahan lainnya. Total modal per batch (10 buah) adalah Rp 40.000.
Dengan harga jual per buah sebesar Rp 8.000, penjualan per batch (10 buah) akan menghasilkan Rp 80.000. Keuntungan kotor yang didapatkan per batch adalah Rp 80.000 dikurangi modal Rp 40.000, yaitu Rp 40.000. Meskipun modalnya sedikit lebih tinggi, potensi keuntungannya juga sebanding.
Untuk target penjualan harian, Anda bisa menargetkan minimal 1 batch atau 10 buah Roti Ubi Korea, yang akan memberikan keuntungan Rp 40.000 per hari. Jika target optimal 3 batch atau 30 buah tercapai, potensi keuntungan harian bisa meningkat hingga Rp 120.000, menjadikannya usaha yang menjanjikan dengan daya tarik unik.
7. Mendut / Kue Ubi Isi Kelapa
Mendut adalah kue tradisional yang terbuat dari campuran tepung ketan dan ubi, dengan isian kelapa parut manis. Kue ini memiliki tekstur kenyal di luar dan kelapa renyah di dalam, dengan rasa manis khas gula tebu dan gurihnya kelapa. Mendut dikenal dengan berbagai nama di daerah lain seperti Poci-poci, Kue Poci, atau Lapek Bugis, menunjukkan popularitasnya di berbagai wilayah.
Perhitungan modal untuk membuat 20 buah mendut cukup efisien. Anda memerlukan sekitar Rp 18.000 untuk ubi, tepung ketan, dan kelapa, serta Rp 5.000 untuk gula merah dan daun pisang sebagai pembungkus. Total modal per batch (20 buah) adalah Rp 23.000.
Dengan harga jual per buah mendut sebesar Rp 2.500, penjualan per batch (20 buah) akan menghasilkan Rp 50.000. Keuntungan kotor yang didapatkan per batch adalah Rp 50.000 dikurangi modal Rp 23.000, yaitu Rp 27.000. Ini menunjukkan bahwa mendut adalah produk tradisional dengan potensi keuntungan yang stabil.
Untuk target penjualan harian, Anda bisa menargetkan minimal 2 batch atau 40 buah mendut, yang akan memberikan keuntungan Rp 54.000 per hari. Jika target optimal 4 batch atau 80 buah mendut tercapai, potensi keuntungan harian bisa meningkat hingga Rp 108.000, menjadikannya pilihan usaha yang menarik dengan cita rasa autentik.
Tips Sukses Memulai Usaha Olahan Ubi
Memaksimalkan potensi ubi menjadi produk yang menarik dan menguntungkan memerlukan inovasi serta kreativitas dalam menciptakan olahan yang diterima luas oleh masyarakat. Kunci sukses terletak pada perencanaan yang matang dan eksekusi yang konsisten.
Fokus pada satu produk terlebih dahulu untuk menguasai resep dan skala produksi sebelum menambah varian. Hal ini membantu membangun reputasi dan efisiensi operasional. Konsistensi dalam menjaga kualitas dan rasa adalah hal fundamental untuk mempertahankan pelanggan setia.
Pemanfaatan strategi pemasaran yang efektif juga krusial. Kemasan yang menarik dapat meningkatkan daya jual produk, sementara promosi melalui media sosial dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Penting juga untuk memahami pasar target dan mengumpulkan umpan balik dari pelanggan untuk terus berinovasi.
- Fokus pada Satu Produk Terlebih Dahulu: Kuasai satu resep dan skala produksi sebelum menambah varian produk.
- Kemasan yang Menarik: Kemasan sederhana, rapi, dan bersih sangat mempengaruhi persepsi pembeli dan daya jual.
- Manfaatkan Media Sosial: Promosikan produk Anda melalui Instagram, Facebook, atau WhatsApp untuk jangkauan pasar luas.
- Cari Pasar yang Tepat: Mulai dari lingkungan sekitar atau online sebelum membuka kedai fisik, amati respons pasar.
- Jaga Kualitas dan Rasa: Konsistensi rasa adalah kunci pelanggan setia, gunakan umpan balik untuk perbaikan produk.
FAQ
Q: Berapa modal yang dibutuhkan untuk memulai ide usaha dari ubi?
A: Modal bisa dimulai dari Rp 50.000 hingga Rp 300.000 untuk skala rumahan, tergantung jenis produk dan peralatan yang dibutuhkan.
Q: Bagaimana jika saya tidak punya skill memasak yang ahli?
A: Kebanyakan resep olahan ubi cukup sederhana, Anda bisa belajar dari tutorial di YouTube dan terus berlatih untuk mencapai konsistensi rasa.
Q: Di mana tempat terbaik untuk menjual produk olahan ubi?
A: Lokasi strategis seperti dekat sekolah, kampus, atau kantor sangat potensial. Penjualan online melalui media sosial dan marketplace juga efektif untuk menjangkau pasar lebih luas.
Q: Apakah usaha ini cocok untuk pemula?
A: Sangat cocok, karena bahan baku murah, proses relatif mudah, dan risiko rendah. Ini ideal sebagai bisnis sampingan atau permulaan wirausaha.
Q: Bagaimana cara menentukan harga jual?
A: Hitung total biaya produksi, lalu tentukan margin keuntungan yang diinginkan (misalnya 50-100%). Selalu cek harga pasaran produk sejenis agar harga tetap kompetitif.

3 hours ago
4
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412386/original/084762900_1763090504-model_gamis_polos_yang_adem_dan_jatuh_6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412677/original/059152800_1763101144-Gamis_Syar_i_Ungu_Tua.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412621/original/073657200_1763098906-unnamed__15_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412414/original/027216300_1763091779-unnamed_-_2025-11-14T103711.132.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412546/original/042300100_1763095174-unnamed__2_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412529/original/008993500_1763094704-Model_Atasan_Brokat_Peplum_Bawahan_Batik.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412503/original/040990200_1763094092-Munafik.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412501/original/072443900_1763094085-Etalase_dapur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4998906/original/040073600_1731289962-newsCover_2024_8_19_1724051463663-g5o9z.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412474/original/005743400_1763093455-jenis_ular_yang_menyerang_kucing_peliharaan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4003513/original/018589200_1650623049-jin-yeong-kim-f98dJ8VkuTk-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412383/original/071738700_1763090503-model_gamis_polos_yang_adem_dan_jatuh_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412417/original/008141900_1763091816-model_gamis_batik_kombinasi_blazer_brokat_untuk_kesan_ramping.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412402/original/097704500_1763091498-ATK_BOLANET_Timnas_U23_Matchday__1_.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412347/original/059812200_1763088740-Warna_gamis_polos_yang_lagi_tren_untuk_gen_z.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5372820/original/056719700_1759784183-1000224883.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5411840/original/042272700_1763022696-ide_jualan__8_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5411702/original/023203200_1763019431-unnamed.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5411484/original/042483400_1763014756-mix_baju_8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5412198/original/012001600_1763040736-TIMUR.jpg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5289991/original/061477600_1753085725-Gemini_Generated_Image_hgzf0thgzf0thgzf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5222989/original/003022200_1747470376-ChatGPT_Image_May_17__2025__03_26_00_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347915/original/009314600_1757745786-ChatGPT_Image_Sep_13__2025__01_41_07_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338264/original/048399000_1756968798-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339933/original/067743600_1757137253-unnamed_-_2025-09-06T122212.122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363741/original/074425700_1758961497-Gemini_Generated_Image_5iwydt5iwydt5iwy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4749488/original/094430200_1708534731-6_Pesona_Mas-mas_Jawa_Jerman_Nicholas_Saputra_dalam_Balutan_Beskap_Berbagai_Warna__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5228890/original/025290300_1747898841-ChatGPT_Image_May_22__2025__02_14_51_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339299/original/025399500_1757052533-unnamed_-_2025-09-05T125024.466.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345226/original/041083400_1757522822-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_21.04.13.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338093/original/002133400_1756964690-Gemini_Generated_Image_e2yjtbe2yjtbe2yj.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363626/original/003041100_1758954707-unnamed__32_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339336/original/027918600_1757053950-Gemini_Generated_Image_g2jz1pg2jz1pg2jz.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314799/original/018068700_1755141741-Screenshot_2025-08-14_101821.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317791/original/081125900_1755406322-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352448/original/090606500_1758098726-Gemini_Generated_Image_zhur86zhur86zhur.jpg)