9 Cara Membedakan Ular Pemangsa Ternak dan Ular yang Tidak Berbahaya, Peternak Wajib Tahu

14 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia peternakan, ancaman terhadap hewan peliharaan tidak hanya datang dari hewan besar seperti anjing liar atau musang, tetapi juga dari reptil predator seperti ular. Kehadiran ular di sekitar kandang sering kali menimbulkan kepanikan, terutama ketika peternak tidak tahu apakah ular tersebut berbahaya atau tidak. Banyak kasus di mana ternak kecil seperti ayam, bebek, atau kambing muda menjadi mangsa ular berbisa atau ular pemangsa besar yang masuk ke area peternakan.

Namun, tidak semua ular yang muncul di sekitar kandang merupakan ancaman. Sebagian ular justru berperan penting menjaga ekosistem dengan memangsa tikus dan hama lain yang bisa merugikan ternak. Karena itu, kemampuan membedakan antara ular pemangsa ternak dan ular yang tidak berbahaya menjadi keterampilan penting yang wajib dimiliki setiap peternak, terutama di wilayah pedesaan atau sekitar lahan pertanian yang masih banyak ditinggali satwa liar.

Agar tidak salah langkah dalam menghadapi situasi tersebut, peternak perlu memahami tanda-tanda fisik dan perilaku ular yang bisa menunjukkan apakah ular tersebut merupakan predator yang berpotensi memangsa ternak atau justru jenis yang aman dan membantu. Berikut sembilan cara mudah dan akurat untuk mengenali perbedaannya.

1. Bentuk Kepala Jadi Penanda Utama

Ciri paling mudah untuk diamati adalah bentuk kepala. Ular pemangsa ternak biasanya memiliki kepala berbentuk segitiga dengan bagian belakang yang melebar, menandakan adanya ruang bagi otot rahang dan kelenjar bisa. Sementara itu, ular yang tidak berbahaya cenderung memiliki kepala bulat atau menyatu dengan leher tanpa pembesaran yang mencolok.

Bentuk kepala yang lebar membantu ular berbisa atau ular besar menggigit dan menelan mangsanya dengan lebih kuat. Ketika peternak menemukan ular dengan bentuk kepala seperti ini di sekitar kandang, sebaiknya langsung meningkatkan kewaspadaan karena besar kemungkinan ular tersebut termasuk predator aktif. Sebaliknya, ular dengan kepala bulat dan tubuh kecil umumnya tidak berpotensi menyerang ternak.

Namun demikian, ciri kepala saja tidak cukup menjadi satu-satunya acuan. Beberapa spesies ular tidak berbisa meniru bentuk kepala segitiga untuk melindungi diri dari predator. Karena itu, pengamatan harus dikombinasikan dengan tanda-tanda lain seperti ekor, mata, dan perilaku.

2. Perhatikan Bentuk Ekor dan Ujung Tubuh

Ekor ular sering kali menjadi penanda berikutnya yang membantu mengenali apakah ia termasuk pemangsa ternak. Ular predator umumnya memiliki ekor yang panjang, pipih, dan mengerucut di ujungnya, memungkinkan gerakan cepat serta kontrol tubuh yang baik saat melilit mangsa. Sementara itu, ular yang tidak berbahaya biasanya memiliki ekor bulat dan berujung tumpul.

Ular pemangsa besar seperti sanca, piton, atau jenis berbisa biasanya mengandalkan ekornya untuk menjaga keseimbangan tubuh saat menyerang atau melilit mangsa. Peternak yang menemukan ular dengan ciri ekor seperti ini di area kandang sebaiknya segera mengamankan ternak kecil dari jangkauannya.

Sebaliknya, ular dengan ekor tumpul sering kali bergerak lambat dan lebih suka menjauh daripada menyerang. Namun tetap perlu berhati-hati, karena beberapa jenis ular tidak berbisa juga dapat memiliki ekor runcing sebagai adaptasi lingkungan, bukan tanda agresivitas.

3. Cermati Warna dan Corak Tubuh

Warna tubuh ular juga dapat menjadi indikator apakah ular tersebut berbahaya bagi ternak. Ular pemangsa biasanya memiliki warna yang mencolok atau kontras seperti belang kuning-hitam, cokelat kemerahan, atau hijau tua yang pekat. Warna tersebut berfungsi sebagai peringatan alami atau kamuflase saat berburu di lingkungan tertentu.

Ular tidak berbahaya cenderung memiliki warna polos dan tidak terlalu mencolok, misalnya abu-abu, hijau muda, atau cokelat tanah. Jenis ini umumnya lebih berperan sebagai pengendali populasi hama seperti tikus, bukan pemangsa ternak. Peternak sebaiknya tidak langsung membunuh ular seperti ini karena justru bisa membantu menjaga kebersihan area kandang dari tikus.

Meski begitu, warna tubuh tidak selalu menjadi ukuran pasti. Beberapa ular tidak berbisa mampu meniru warna ular berbisa (fenomena mimikri) untuk menghindari predator. Oleh karena itu, observasi lanjutan terhadap perilaku dan habitat tetap diperlukan untuk memastikan tingkat bahayanya.

4. Ukuran dan Tekstur Sisik Tubuh

Sisik ular juga memberikan banyak informasi tentang jenis dan potensinya sebagai pemangsa. Ular pemangsa besar memiliki sisik yang kasar, besar, dan tampak tebal terutama di bagian perut untuk membantu saat melilit mangsa. Sementara itu, ular kecil atau tidak berbahaya memiliki sisik halus, lembut, dan tersusun rapi.

Bagi peternak yang terbiasa bekerja di sekitar kandang, memperhatikan tekstur sisik bisa membantu mengenali jenis ular tanpa harus terlalu dekat. Ular dengan sisik tebal biasanya memiliki kekuatan tubuh yang lebih besar, tanda bahwa ia bisa menahan mangsa besar seperti ayam atau anak kambing.

Walau demikian, tekstur sisik tidak selalu mudah dikenali karena pencahayaan atau jarak pandang yang terbatas. Oleh sebab itu, peternak harus memadukan pengamatan ini dengan ciri lain seperti bentuk kepala dan ekor agar hasil identifikasi lebih akurat.

5. Bentuk Pupil dan Adanya Lubang Panas (Pit)

Ular berbisa atau pemangsa ternak biasanya memiliki pupil berbentuk elips seperti mata kucing dan terdapat lubang kecil di antara mata dan hidung yang disebut pit. Fungsi pit ini adalah mendeteksi panas tubuh mangsa, sehingga ular bisa menyerang dengan presisi tinggi bahkan di malam hari.

Sebaliknya, ular tidak berbahaya memiliki pupil bulat dan tidak memiliki pit di kepalanya. Jenis ini biasanya aktif di siang hari dan menghindari kontak langsung dengan hewan besar seperti ternak. Peternak bisa memanfaatkan perbedaan ini sebagai indikator ketika ular terlihat jelas di dekat kandang.

Walau demikian, mengamati pupil dan pit tidak selalu mudah dilakukan dari jarak aman. Jika peternak ragu, sebaiknya hindari mendekati ular dan segera memanggil pihak berwenang atau penangan ular profesional.

6. Amati Perilaku Saat Didekati

Perilaku ular merupakan petunjuk penting dalam mengenali jenisnya. Ular pemangsa ternak cenderung tenang dan bertahan di tempat ketika didekati, menunjukkan rasa percaya diri sebagai predator. Ular seperti ini biasanya tidak akan lari, bahkan bisa mengangkat kepala atau mendesis sebagai tanda peringatan.

Sebaliknya, ular tidak berbahaya akan langsung melarikan diri ketika merasa terganggu. Mereka tidak memiliki kemampuan bertahan terhadap hewan besar dan lebih memilih menghindar. Bagi peternak, jika ular di sekitar kandang tampak defensif atau tetap diam walau didekati, hal ini bisa menjadi pertanda bahaya.

Namun, perilaku ular juga bisa dipengaruhi kondisi lingkungan seperti suhu atau musim kawin. Oleh karena itu, pengamatan perilaku sebaiknya digabung dengan tanda fisik lain agar peternak tidak salah menilai tingkat risikonya.

7. Kenali Habitat dan Lokasi Kemunculannya

Habitat menjadi salah satu faktor penting untuk menilai apakah ular termasuk pemangsa ternak. Ular berbahaya umumnya muncul di sekitar tempat yang banyak terdapat mangsa seperti tikus, unggas kecil, atau tumpukan barang yang lembap. Kondisi ini sering ditemukan di area kandang yang jarang dibersihkan.

Sebaliknya, ular tidak berbahaya sering muncul di tempat yang lebih terbuka, seperti ladang atau kebun, dan biasanya hanya lewat tanpa niat berburu ternak. Peternak sebaiknya menjaga kebersihan lingkungan dengan menyingkirkan sampah, rumput tinggi, dan sarang tikus agar tidak mengundang ular pemangsa.

Menjaga habitat kandang tetap kering, bersih, dan memiliki pencahayaan yang cukup bisa menjadi langkah pencegahan paling efektif untuk meminimalkan risiko ular masuk ke area peternakan.

8. Periksa Bekas Gigitan di Ternak

Bekas gigitan juga bisa membantu mengidentifikasi jenis ular. Ular berbisa atau pemangsa besar meninggalkan dua titik luka sejajar akibat taringnya yang panjang. Sementara itu, ular tidak berbahaya biasanya meninggalkan bekas gigitan berbentuk setengah lingkaran dengan luka yang lebih dangkal.

Jika peternak menemukan luka dua titik pada ternak, terutama di bagian leher atau tubuh bagian bawah, maka besar kemungkinan ular pemangsa sudah beraksi. Dalam kondisi seperti ini, segera lakukan tindakan medis pada ternak dan cari sumber keberadaan ular di sekitar kandang.

Selain itu, penting juga memeriksa jejak tubuh ular di tanah, bekas lilitan, atau sisa kulit ular yang berganti. Semua ini bisa menjadi petunjuk penting untuk menentukan jenis ular yang ada di sekitar peternakan.

9. Lakukan Tindakan Pencegahan Berdasarkan Penilaian Risiko

Setelah mengenali semua ciri di atas, langkah terakhir yang harus dilakukan peternak adalah mengambil tindakan pencegahan sesuai hasil penilaian. Jika ular yang ditemukan terindikasi sebagai pemangsa ternak, segera amankan hewan peliharaan, tutup lubang atau celah di kandang, dan hubungi petugas terkait.

Namun, jika ular dinilai tidak berbahaya, sebaiknya tidak langsung dibunuh. Cukup usir perlahan ke arah alam terbuka karena keberadaannya bisa membantu mengontrol populasi hama di sekitar kandang.

Pencegahan jangka panjang seperti menjaga kebersihan area peternakan, memangkas semak, dan memasang pagar kawat juga penting untuk memastikan keamanan ternak dari potensi ancaman ular.

5 Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik (People Also Ask)

1. Bagaimana cara cepat mengenali ular pemangsa ternak?

Peternak bisa memperhatikan bentuk kepala segitiga, ekor runcing, pupil elips, dan perilaku diam saat didekati sebagai tanda ular pemangsa.

2. Apakah semua ular berbisa bisa memangsa ternak?

Tidak semua, karena beberapa ular berbisa hanya menyerang untuk bertahan diri, bukan untuk berburu ternak.

3. Apa perbedaan bekas gigitan ular berbahaya dan tidak berbahaya?

Ular berbahaya meninggalkan dua titik luka sejajar, sedangkan ular tidak berbahaya meninggalkan gigitan setengah lingkaran.

4. Mengapa ular sering muncul di area kandang ternak?

Karena area tersebut sering menjadi tempat berkumpulnya mangsa seperti tikus, unggas, dan lingkungan lembap yang menarik ular.

5. Apa tindakan paling aman ketika menemukan ular di peternakan?

Segera jaga jarak, identifikasi cirinya dari kejauhan, amankan ternak, dan hubungi penangan profesional bila ular tampak berbahaya.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|