Doa Setelah Adzan dan Artinya, Mudah Dihapalkan

15 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Bagi umat Islam, adzan menjadi seruan merdu penanda waktu ibadah telah tiba. Liriknya tak cuma panggilan biasa, namun terdiri dari kalimat-kalimat indah yang membuat hati orang beriman bergetar. Karena ini adalah sebuah panggilan, maka dianjurkan bagi umat Islam menjawabnya sesuai tuntunan Rasulullah ‘alaihi wa sallam.

Selain menjawab adzan, ada pula amalan lain yang berkaitan dengan adzan, yaitu doa setelah adzan. Doa ini dibaca usai adzan selesai dikumandangkan. Bacaannya tidak terlalu panjang dan mudah dihapalkan. Doa ini juga dianjurkan oleh Rasulullah ‘alaihi wa sallam melalui salah satu hadistnya.

Hadist Doa Setelah Adzan

Anjuran membaca doa setelah adzan datang dari hadist yang riwayatkan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu, yang mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

“Siapa yang mengucapkan setelah mendengar azan ‘Allahumma Robba Hadzihid Da’watit Taammah Wash Sholatil Qoo-Imah, Aati Muhammadanil Wasilata Wal Fadhilah, Wab’atshu Maqoomam Mahmuuda Alladzi Wa ‘Adtah’ [artinya: Ya Allah, Rabb pemilik dakwah yang sempurna ini (dakwah tauhid), shalat yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah (kedudukan yang tinggi), dan fadilah (kedudukan lain yang mulia). Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati maqom (kedudukan) terpuji yang telah Engkau janjikan padanya], maka dia akan mendapatkan syafaatku kelak.”

Hadist ini dikeluarkan oleh Abu Daud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bukhari juga mengeluarkan hadist ini melalui kitab Azan di bab ‘Doa Ketika Azan.’

Doa Setelah Adzan

Bacaan doa setelah adzan ini cukup mudah dihapal. Mengutip dari laman jatim.kemenag.go.id, berikut bacaan doa setelah adzan:

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةْ وَالصَّلاةِ القَائِمَةْ آتِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدَنِ اْلوَسِيْلَةَ وَاْلفَضِيْلَةْ وَابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوْدًا اَّلذِيْ وَعَدْتَهْ 

Allâhumma rabba hâdzihid da'watit tâmmah, washshalâtil qâ-imah, âti sayyidana muhammadanil washîlata wal fadhîlah, wab'atshu maqâmam mahmûdanil ladzî wa'adtah.

Artinya: "Yaa Allah, Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna dan shalat yang ditegakkan ini, berikanlah dengan limpah karuniaMu kepada Nabi Muhammad kedudukan dan keutamaan (paling tinggi) dan limpahkanlah kepadanya tempat yang terpuji yang telah engkau janjikan"(HR. Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah).

Cara Menjawab Adzan

Amalan yang sangat dianjurkan selain doa, yaitu menjawab adzan. Amalan ini juga dijelaskan dalam hadist dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pernah bersabda, “Jika kalian mendengar azan, ucapkanlah seperti yang diucapkan muazin.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berikut adalah panduan cara menjawab adzan:

Muadzin: Allāhu akbar, Allāhu akbar

Jawaban: Allāhu akbar, Allāhu akbar

Muadzin: Ashhadu an lā ilāha illallāh

Jawaban: Ashhadu an lā ilāha illallāh

Muadzin: Ashhadu anna Muḥammadar rasūlullāh

Jawaban: Ashhadu anna Muḥammadar rasūlullāh

Muadzin: Ḥayya ‘alaṣ-ṣalāh

Jawaban: Lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh

(Artinya: Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)

Muadzin: Ḥayya ‘alal-falāḥ

Jawaban: Lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh

Muadzin: Allāhu akbar, Allāhu akbar

Jawaban: Allāhu akbar, Allāhu akbar

Muadzin: Lā ilāha illallāh

Jawaban: Lā ilāha illallāh

Keutamaan Pendengar Adzan

Orang yang mendengarkan adzan juga memiliki keutamaan lain yang luar biasa. Salah satunya adalah menjadi saksi bagi muazin di hari kiamat. Hal ini disebutkan dalam hadist dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, yang berkata bahwa ia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Tidaklah suara azan yang keras dari yang mengumandangkan azan didengar oleh jin, manusia, segala sesuatu yang mendegarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari).

Dalam riwayat lain disebutkan,

الْمُؤَذِّنُ يُغْفَرُ لَهُ مَدَى صَوْتِهِ وَيَشْهَدُ لَهُ كُلُّ رَطْبٍ وَيَابِسٍ

“Muazin diberi ampunan dari suara kerasnya saat azan serta segala yang basah maupun yang kering akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan An-Nasai).

Bahkan disebutkan jika orang beriman tahu keutamaan adzan pasti akan jadi rebutan. Hadist dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِى النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لاَسْتَهَمُوا

“Seandainya setiap orang tahu keutamaan azan dan shaf pertama, kemudian mereka ingin memperebutkannya, tentu mereka akan memperebutkannya dengan berundi.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kapan Adzan Disyariatkan?

Adzan disyariatkan pada tahun pertama Hijriyah di Madinah, sekitar sembilan bulan dari kedatangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  di Madinah. Terdapat dalil yang mendukung pendapat ini, salah satunya hadist Ibnu Umar yang berkata,

كَانَ الْمُسْلِمُونَ حِينَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ يَجْتَمِعُونَ فَيَتَحَيَّنُونَ الصَّلاَةَ ، لَيْسَ يُنَادَى لَهَا ، فَتَكَلَّمُوا يَوْمًا فِى ذَلِكَ ، فَقَالَ بَعْضُهُمْ اتَّخِذُوا نَاقُوسًا مِثْلَ نَاقُوسِ النَّصَارَى . وَقَالَ بَعْضُهُمْ بَلْ بُوقًا مِثْلَ قَرْنِ الْيَهُودِ . فَقَالَ عُمَرُ أَوَلاَ تَبْعَثُونَ رَجُلاً يُنَادِى بِالصَّلاَةِ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « يَا بِلاَلُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلاَةِ»

“Kaum muslimin dahulu ketika datang di Madinah, mereka berkumpul lalu memperkira-kirakan waktu shalat, tanpa ada yang menyerunya, lalu mereka berbincang-bincang pada satu hari tentang hal itu. Sebagian mereka berkata, gunakan saja lonceng seperti lonceng yang digunakan oleh Nashrani. Sebagian mereka menyatakan, gunakan saja terompet seperti terompet yang digunakan kaum Yahudi.” Lalu ‘Umar berkata, “Bukankah lebih baik dengan mengumandangkan suara untuk memanggil orang shalat.” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Wahai Bilal bangunlah dan kumandangkanlah azan untuk shalat.”  (HR. Bukhari dan Muslim).

Pertanyaan dan Jawaban

1. Kapan waktu yang tepat membaca doa setelah adzan?

Doa dibaca setelah muadzin selesai mengumandangkan adzan dan sebelum iqamah dimulai.

2. Apakah doa setelah adzan wajib dibaca?

Tidak wajib, namun sangat dianjurkan karena merupakan sunnah Rasulullah SAW yang berpahala besar.

3. Apakah wanita juga disunnahkan membaca doa setelah adzan?

Ya, wanita juga dianjurkan membacanya, baik di rumah maupun di tempat umum, selama mendengar adzan.

4. Apa keutamaan membaca doa setelah adzan?

Salah satu keutamaannya adalah mendapatkan syafaat Rasulullah SAW di hari kiamat, sebagaimana dijelaskan dalam hadis sahih.

5. Bolehkah doa setelah adzan dibaca dalam bahasa Indonesia?

Boleh, terutama untuk memahami maknanya. Namun yang utama tetap membaca dalam lafaz Arab sesuai tuntunan hadis.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|