Timnas Indonesia Seri Kontra Laos di Piala AFF 2024, Netizen Mengeluh: Seperti Kembali ke Masa Suram

1 month ago 27

Jakarta Netizen mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap hasil pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Laos di Piala AFF 2024 yang berlangsung di Stadion Manahan pada Kamis malam, 12 Desember 2024.

Pada matchday kedua Grup B Piala AFF 2024, Timnas Indonesia menghadapi Timnas Laos. Pertandingan ini ternyata tidak mudah bagi tim yang dilatih oleh Shin Tae-yong.

Skor akhir dari pertandingan tersebut adalah 3-3. Sebelumnya, banyak yang memperkirakan bahwa Indonesia akan meraih kemenangan besar.

Hasil ini tidak dapat diterima dengan baik oleh para netizen. Beberapa dari mereka menyoroti proses terjadinya gol ketiga Laos. Ada pula yang menyatakan bahwa sepak bola Indonesia kembali ke masa suram. Selain itu, ada yang mempertanyakan performa Marselino Ferdinan dan merasa pesimis jika skuad Garuda dapat memperoleh hasil baik saat melawan Vietnam.

Berita Video, komentar Shin Tae-yong terhadap jadwal ASEAN Cup 2024

Dampak Ketidakhadiran Marselino

Dengan absennya Marselino, setidaknya duo Arkhan Fikri dan Zanadin Fariz dapat memberikan performa yang lebih baik. Zanadin akan mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Lino. Sementara itu, Arkhan kemungkinan besar akan berduet dengan A. Maulana atau Rivaldo Pakpahan di lini tengah. Kehadiran mereka diharapkan mampu menjaga keseimbangan permainan dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi tim.

Meskipun kehilangan Marselino, tim tetap optimis dengan potensi yang dimiliki oleh Arkhan dan Zanadin. Kehadiran Arkhan dan Zanadin diharapkan dapat membawa dinamika baru dan strategi yang lebih segar di pertandingan mendatang. Tim pelatih juga telah mempersiapkan berbagai strategi untuk memaksimalkan potensi kedua pemain muda ini.

Bermental Lemah

Di era digital saat ini, banyak orang yang menggunakan media sosial untuk mengekspresikan pendapat mereka. Terkadang, hal ini dapat mengarah pada kritik yang tidak konstruktif terhadap individu atau kelompok tertentu.

Seperti yang diungkapkan oleh akun Twitter bernama ヌグラハ, "Mesti STY sama marceng dihujat wkwk. Netizen mental tempe, menang sombong ke mana mana, ngurusin hidup tetangga, giliran hasilnya ga sesuai harapan hujat sana sini, mampus klen." Pernyataan ini menggambarkan fenomena di mana netizen cenderung cepat menghakimi dan mengkritik tanpa mempertimbangkan dampaknya.

Sikap ini menunjukkan bahwa seringkali orang lebih fokus pada kesalahan orang lain daripada introspeksi diri. Mungkin, alangkah baiknya jika kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan lebih fokus pada hal-hal positif yang bisa kita kontribusikan. Dengan demikian, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan mendukung satu sama lain.

Sebaiknya Pemain Senior Juga Dipanggil

Keputusan untuk memanggil pemain muda seharusnya diimbangi dengan kehadiran beberapa pemain senior. Dalam hal ini, Marc Klok, Asnawi Mangkualam, dan Pratama Arhan tidak mampu meningkatkan mental tim sepenuhnya.

"Harusnya bawa M. Tahir, Wahyudi Hamisi, Asep Berlian, Resky Fandy🔥🔥," kata karez dalam cuitannya di Twitter.

Dengan menambahkan pemain senior, diharapkan dapat memberikan pengalaman dan ketenangan lebih kepada para pemain muda saat bertanding. Kehadiran mereka bisa menjadi faktor penting dalam memotivasi dan membimbing pemain muda di lapangan.

Tanpa dukungan dari pemain berpengalaman, tim muda mungkin akan kesulitan menghadapi tekanan dalam pertandingan yang kompetitif. Oleh karena itu, keseimbangan antara pemain muda dan senior sangat diperlukan untuk mencapai performa tim yang optimal.

Marselino Menjadi Berantakan

Lino sering bermain dengan senior-senior yang hebat. Ketika kembali bergaul dengan teman sebayanya, ia menjadi sedikit tidak teratur.

Padahal lino ini sering main sama senior senior yang top, tulis Ben10 dalam cuitannya di Twitter. Pengalaman bermain bersama orang-orang yang lebih berpengalaman tampaknya tidak selalu membuat Lino tetap konsisten dalam berperilaku.

Situasi ini menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat mempengaruhi sikap seseorang tergantung dengan siapa ia bergaul. Namun, ketika ia kembali ke lingkungan teman-teman sebayanya, perilaku Lino seolah berubah menjadi kurang tertib, seperti yang terlihat dari penilaian Ben10.

Hal ini bisa menjadi refleksi bagaimana dinamika kelompok sebaya dapat mempengaruhi tindakan seseorang, bahkan jika ia telah terpapar pada lingkungan yang berbeda sebelumnya. Dalam konteks sosial, adaptasi dan pengaruh lingkungan sangat berperan dalam membentuk perilaku individu.

Apakah Kamu Mengerti?

Paham kan kenapa pake pemain naturalisasi 😋

— Kang Servis (@iyhaannnn) December 12, 2024

Dalam dunia olahraga, penggunaan pemain naturalisasi sering kali menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Banyak tim memilih untuk menggunakan pemain naturalisasi sebagai strategi untuk memperkuat skuad mereka. Hal ini dilakukan karena pemain naturalisasi sering kali memiliki pengalaman dan keterampilan yang dapat mengangkat performa tim. Dengan demikian, strategi ini dapat membantu tim mencapai hasil yang lebih baik dalam kompetisi.

Sebagaimana disebutkan dalam sebuah tweet, "Paham kan kenapa pake pemain naturalisasi 😋." Kalimat ini menunjukkan bahwa ada pemahaman umum mengenai manfaat dari strategi tersebut. Keberadaan pemain naturalisasi di dalam tim tidak hanya memberikan keuntungan dari segi teknis, tetapi juga dapat meningkatkan daya tarik penonton terhadap pertandingan. Oleh karena itu, pemilihan pemain naturalisasi merupakan langkah yang dipertimbangkan dengan matang oleh banyak tim olahraga.

Merenungkan Diri Sendiri

Untuk para pemain muda tim nasional, introspeksi diri adalah hal yang penting. Saat ini, level permainan kalian masih jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, perbaiki diri dan bangkitlah. Ini adalah kritik yang membangun, bukan sebuah hinaan.

Seperti yang dikatakan, "Memang AFF hanya untuk uji skuad dan jam terbang, tapi bukan berarti bermain jelek dong." Turnamen seperti AFF memang sering digunakan untuk menguji kekompakan tim dan memberikan pengalaman bertanding, namun kualitas permainan tetap harus dijaga.

Jangan jadikan kesempatan ini sebagai alasan untuk bermain di bawah standar. Usaha keras dan latihan yang konsisten akan membantu kalian meningkatkan performa. Semoga ke depannya, kalian bisa menunjukkan peningkatan yang signifikan dan membanggakan negara. #TimnasDay

Ivar Jenner Diperlukan

Pertandingan tim Indonesia malam ini tidak menunjukkan performa maksimal, kecuali beberapa pemain seperti Struick dan Ferari yang tampil menonjol. Untuk menghadapi Piala Asia U-23, tampaknya kita memerlukan seorang gelandang bertahan dengan postur tinggi dan kekuatan fisik yang baik.

Pemain tersebut harus mampu menguasai bola dengan baik, memiliki kemampuan passing yang akurat, serta bisa menjaga ritme permainan. Sosok seperti Ivar Jenner bisa menjadi referensi ideal untuk posisi ini.

Permainan Indonesia malam ini under perform kecuali struick dan ferari...sepertinya untuk piala asia u-23 kita butuh gelandang bertahan diaspora yang tinggi serta kuat menjaga bola, passing akurat dan mampu menjaga ritme permainan seperti ivar jenner, tulis Rahmat Kurnia di akun Twitter-nya pada 12 Desember 2024.

Memiliki pemain dengan karakteristik tersebut akan sangat membantu meningkatkan performa tim secara keseluruhan dalam turnamen yang akan datang.

Apakah Vietnam Seperti Ini?

Ketika menghadapi Vietnam, permainan kita tampaknya kurang optimal. Memang benar bahwa rotasi pemain diperlukan, tetapi sampai penjaga gawang pun diganti. Hal ini menimbulkan kesan bahwa kita meremehkan lawan. Ternyata, kita masih sangat membutuhkan pemain seperti Witan, Egy, Kambuaya, dan Marc Klok.

"Ga habis pikir anjir", ungkapan tersebut menggambarkan kekecewaan terhadap performa tim. Perubahan pemain yang terlalu banyak tampaknya berdampak pada kualitas permainan.

Meskipun rotasi bisa memberikan kesempatan bagi pemain lain untuk tampil, namun tidak seharusnya mengorbankan kekuatan inti tim. Kita perlu mempertimbangkan strategi yang lebih matang agar dapat bersaing dengan tim kuat seperti Vietnam. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap pertandingan dimainkan dengan maksimal dan tanpa meremehkan lawan.

Tak Mampu Mengoper

Di masa lalu, banyak orang mengalami kesulitan bahkan hanya untuk melakukan operan sederhana. Pernyataan "Kembali ke zaman dimana ngoper aja gabisa" menggambarkan betapa menantangnya situasi tersebut.

Pada waktu itu, keterampilan dasar seperti mengoper bola dalam permainan olahraga atau aktivitas lain sering kali menjadi tantangan besar. Ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pelatihan yang memadai atau kurangnya pengalaman. Seseorang yang hidup di era tersebut akan memahami betapa pentingnya latihan dan dedikasi untuk menguasai keterampilan dasar ini.

Dengan perkembangan zaman, keterampilan seperti ini menjadi lebih mudah dikuasai berkat adanya teknologi dan metode pelatihan yang lebih baik. Namun, refleksi terhadap masa lalu ini mengingatkan kita akan pentingnya usaha dan kerja keras dalam belajar keterampilan baru.

Oleh karena itu, meskipun sekarang kita memiliki banyak kemudahan, penting untuk tidak melupakan bahwa setiap keterampilan memerlukan proses dan waktu untuk dikuasai dengan baik.

Memerlukan Pemain Pintar

Ketika SSB hanya melatih lari saja Dan di klub bermain dengan taktik long ball serta berlari melalui sayap Tidak ada kemampuan mengontrol, tidak tahu bagaimana cara menahan bola dan melakukan passing Sepakbola masa kini memerlukan pemain yang cerdas, bukan hanya yang kuat dan cepat berlari

— Saesar (@RedSaesar) December 12, 2024

Dalam dunia sepakbola modern, pelatihan yang hanya berfokus pada lari di SSB dan permainan di klub yang mengandalkan strategi bola panjang serta lari di sayap, tidaklah cukup. Hal ini mengakibatkan pemain tidak memiliki kemampuan dalam mengontrol bola atau memahami cara menahan dan mengoper bola dengan baik.

"Sepakbola sekarang butuh pemain cerdas bukan kuat dan lari doang," demikian yang diungkapkan Saesar dalam sebuah cuitan. Pemain masa kini harus memiliki kecerdasan dalam bermain, bukan sekadar mengandalkan kekuatan fisik dan kecepatan berlari. Oleh karena itu, penting bagi pelatih dan klub untuk mengembangkan keterampilan teknis dan taktis pemain agar mampu bersaing di level yang lebih tinggi.

Mengembangkan kecerdasan bermain dalam sepakbola menjadi suatu keharusan untuk menghadapi tuntutan permainan saat ini yang semakin kompleks. Pemain dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir cepat dan mengambil keputusan yang tepat di lapangan.

Dengan demikian, pelatihan yang komprehensif dan berfokus pada pengembangan keterampilan teknis dan pemahaman taktis sangat diperlukan. Tanpa adanya perubahan dalam pendekatan pelatihan, pemain akan kesulitan untuk berkembang dan beradaptasi dengan dinamika permainan yang terus berubah.

Oleh sebab itu, pendekatan pelatihan yang lebih holistik dan berorientasi pada pengembangan kecerdasan bermain sangat diperlukan di era modern ini.

Periksa Ruang VAR

Seorang pengguna Twitter dengan nama ifa mengungkapkan kekhawatirannya mengenai situasi di ruang VAR. Dia menanyakan, "Coba cek lagi min, itu yg di ruang VAR komputer masih nyala kah? Atau yg jaga tidur kah?" Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada ketidakpastian tentang apakah perangkat di ruang VAR berfungsi dengan baik atau tidak.

Pengguna tersebut tampaknya meragukan apakah ada pengawasan yang memadai di area tersebut. Hal ini bisa jadi mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang efektivitas dan keandalan sistem VAR yang digunakan dalam situasi penting. Dengan bertanya tentang status komputer dan petugas yang berjaga, dia menyiratkan bahwa perhatian dan kesiapan sangat penting untuk memastikan sistem berfungsi sesuai harapan.

Dalam konteks ini, penting untuk memastikan bahwa semua perangkat teknologi dan personel yang bertanggung jawab bekerja dengan baik untuk menghindari kesalahan yang dapat berdampak besar pada hasil akhir dari suatu kejadian atau pertandingan. Keberadaan teknologi seperti VAR seharusnya memberikan kepastian dan keadilan, tetapi hal ini hanya bisa tercapai jika semua elemen pendukungnya berfungsi dengan baik.

AFF Selalu Punya Inovasi

Walaupun skor pertandingan dan banyak kesalahan pribadi yang terjadi, AFF tetap memberikan kejutan. Seperti yang diungkapkan oleh Mad Sufana, "Pelanggaran Keras cuma Peringatan, Varnya gak Beneran Ngecek," menunjukkan bahwa ada keputusan wasit yang kontroversial. Gol ketiga dianggap sangat tidak sah, dan pertanyaan muncul mengenai apakah Asnawi mendapatkan penalti.

Situasi ini menyoroti pentingnya evaluasi yang lebih mendalam terhadap penggunaan VAR dalam pertandingan untuk memastikan keadilan dan akurasi dalam pengambilan keputusan.

Dengan adanya teknologi seperti VAR, diharapkan setiap keputusan dapat lebih transparan dan adil, namun dalam kasus ini, tampaknya masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki.

Ini adalah tantangan yang harus dihadapi oleh penyelenggara agar pertandingan dapat berjalan dengan lebih baik dan sportif. Selain itu, penonton juga berharap agar setiap keputusan di lapangan dapat memberikan hasil yang seadil-adilnya bagi kedua tim yang bertanding.

Wasit di Liga Tarkam

Dalam pertandingan sepak bola amatir, adanya teknologi VAR (Video Assistant Referee) sering kali dianggap kurang efektif jika tidak digunakan dengan optimal. Pengalaman ini sering terjadi di berbagai liga amatir, di mana wasit yang bertugas tidak memanfaatkan teknologi tersebut secara maksimal.

Sebagai contoh, sebuah cuitan di Twitter menggambarkan situasi ini dengan kalimat, "Wasit liga tarkam onok var percuma gak di ndelok," yang menunjukkan kekecewaan terhadap penggunaan VAR yang tidak tepat. Cuitan ini diposting oleh akun bernama صن بن المدني (@cokpengtellu) pada tanggal 12 Desember 2024.

Penggunaan teknologi dalam olahraga seharusnya dapat membantu meningkatkan keadilan dan akurasi keputusan wasit. Namun, jika tidak diterapkan dengan benar, teknologi tersebut tidak akan memberikan manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi wasit dan petugas terkait untuk memahami serta memanfaatkan teknologi yang ada demi kelancaran jalannya pertandingan.

Imbang Rasa Kalah

"imbang rasa kalah lagi 😭"

— ᴲᴷᴵᴿᴵ (@CIMERISVALAC) December 12, 2024

Perasaan yang dialami seseorang ketika menghadapi kekalahan bisa sangat beragam. Salah satu pengguna Twitter, dengan akun bernama ᴲᴷᴵᴿᴵ, mengungkapkan perasaan tersebut dengan menuliskan, "imbang rasa kalah lagi 😭". Ungkapan ini menggambarkan pengalaman emosional yang mungkin sering dialami banyak orang ketika berhadapan dengan situasi yang tidak sesuai harapan. Meskipun kalah, ada perasaan yang seimbang antara menerima kenyataan dan kecewa.

Kekalahan sering kali menjadi bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Namun, bagaimana kita merespons kekalahan tersebut bisa sangat berbeda antara satu individu dengan yang lainnya. Dalam situasi ini, pengguna Twitter tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada perasaan kalah, ada juga penerimaan yang mungkin menyiratkan adanya pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman tersebut. Ini adalah contoh bagaimana media sosial sering digunakan untuk mengekspresikan perasaan pribadi dan berbagi pengalaman dengan orang lain.

Ketidakkonsistenan

Pemain muda sering menghadapi tantangan berupa ketidakstabilan dalam performa mereka. Harapannya, di masa depan mereka dapat menunjukkan konsistensi yang lebih baik. Seperti yang dikatakan dalam sebuah cuitan, "Masalah di pemain muda itu inkonsistensi, semoga ke depan bisa lebih stabil."

Pemain muda memiliki potensi besar, namun tantangan terbesar mereka adalah menjaga performa yang konsisten. Dengan bimbingan dan pengalaman yang tepat, mereka diharapkan dapat mengatasi masalah ini. Inkonsistensi sering kali menjadi batu sandungan bagi banyak pemain muda, tetapi dengan latihan dan dedikasi, mereka bisa menjadi lebih stabil dalam penampilan mereka.

Oleh sebab itu, penting bagi pelatih dan tim untuk memberikan dukungan yang diperlukan agar para pemain muda ini dapat berkembang dengan baik dan mencapai potensi maksimal mereka.

Konsistensi bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah, tetapi dengan usaha dan tekad, para pemain muda bisa mencapainya. Dukungan dari tim dan pelatih sangat penting dalam proses pengembangan ini. Dengan demikian, masa depan yang lebih stabil bagi pemain muda bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.

Kembali ke Era Kegelapan

Seorang pengguna di media sosial menyampaikan pandangannya tentang kondisi terkini dari tim nasional sepak bola. Dalam cuitannya, dia menyatakan bahwa "Timnas jaman kegelapan is back". Ungkapan tersebut menggambarkan kekecewaan terhadap performa tim yang dianggap kembali ke masa-masa sulit.

Pernyataan ini mungkin merujuk pada periode ketika tim nasional mengalami kesulitan dalam meraih kemenangan atau menunjukkan performa yang memuaskan. Kritik semacam ini sering muncul di media sosial, terutama ketika harapan publik terhadap tim nasional tidak terpenuhi.

Banyak penggemar sepak bola yang memiliki ekspektasi tinggi terhadap tim nasional mereka dan merasa kecewa ketika hasil yang diinginkan tidak tercapai. Selain itu, media sosial menjadi platform yang sering digunakan untuk mengekspresikan pendapat dan kritik dengan lebih bebas.

Oleh karena itu, penting bagi tim dan pengurusnya untuk mendengarkan suara-suara ini sebagai masukan yang konstruktif. Dengan memahami kritik dari penggemar, tim nasional dapat berusaha memperbaiki kekurangan dan meningkatkan performanya di masa depan.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|