Liputan6.com, Jakarta Ketika kita berbicara, kita sering memberikan instruksi atau meminta seseorang melakukan sesuatu. Dalam bentuk tulisan, kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru untuk menunjukkan ketegasan atau seruan. Penggunaan tanda baca ini sangat penting agar maksud dari kalimat dapat tersampaikan dengan jelas.Tanda seru berfungsi sebagai penegas dan memberikan efek emosional pada kalimat.
Dikutip dari buku Penyuluhan Ejaan, Pusat Pembinaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015, pada kaidah penulisan, tanda seru digunakan untuk ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Ini membuat kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru memiliki kekuatan lebih dari sekadar instruksi biasa. Berikut Liputan6.com merangkum penjelasan penggunaan tanda seri di kalimat perintah, Rabu (17/9/2025).
Pengertian Kalimat Perintah dan Tanda Seru
Kalimat adalah unit fundamental dalam komunikasi bahasa manusia, yang definisinya telah menjadi tantangan bagi para ahli bahasa karena variasi lintas bahasa dan konteks penggunaan. Dalam bahasa Indonesia, kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung intonasi serta makna perintah atau larangan. Kalimat ini juga dikenal sebagai kalimat imperatif, yang tujuannya adalah memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat perintah adalah kalimat yang mengandung intonasi dan makna perintah atau larangan. Tanda seru (!) adalah tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan atau penegasan, serta sering menandai akhir suatu kalimat. Penggunaan tanda seru yang tepat dapat memperkuat makna dan emosi dalam sebuah kalimat.
Secara grafis, tanda seru direpresentasikan oleh variasi dari tema titik dengan garis vertikal di atasnya, yang evolusinya dapat ditelusuri kembali ke Abad Pertengahan. Dalam bentuk tulisan, kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru, sedangkan dalam bentuk lisan ditandai dengan nada naik pada akhir kalimat. Pemahaman ini krusial untuk memastikan pesan yang disampaikan memiliki dampak yang diinginkan.
Ciri-Ciri Utama Kalimat Perintah
Kalimat perintah memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dari jenis kalimat lain, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Memahami ciri-ciri ini penting untuk mengidentifikasi dan menggunakan kalimat perintah secara efektif, terutama saat kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru.
- Menggunakan Kata Perintah atau Partikel Khusus. Kalimat perintah sering ditandai dengan penggunaan kata-kata seperti "ayo", "tolong", "jangan", "harus", "bisa", dan "mari". Selain itu, kalimat perintah juga biasanya disertai partikel "-lah" atau "-kan" pada predikatnya, seperti "Belilah rumah tua itu!" atau "Tolong kirimkan bingkisan ini!".
- Intonasi yang Tegas atau Nada Bicara yang Tinggi. Dalam bentuk lisan, ciri utama kalimat perintah adalah intonasinya yang naik atau meninggi, dan biasanya disertai penekanan di beberapa suku kata. Meskipun demikian, beberapa orang menggunakan kalimat perintah dengan nada bicara yang rendah atau halus.
- Diakhiri dengan Tanda Seru (!). Dalam bentuk tulisan, kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru (!). Tanda seru ini menegaskan isi kalimat dan menunjukkan bahwa kalimat tersebut merupakan perintah atau seruan yang kuat.
- Menggunakan Pola Inversi atau Subjek Terletak di Belakang Predikat. Ciri berikutnya dari kalimat perintah adalah menggunakan inversi atau struktur kalimat Predikat (P) – Subjek (S). Meskipun lebih sering menggunakan pola P-S, sebagian kalimat perintah tidak menggunakan pola seperti itu dan biasanya hanya terjadi pada saat menulis.
- Tidak Selalu Bersifat Tegas. Meskipun umumnya bersifat tegas, ada kalimat perintah yang dapat dirumuskan dengan sopan dan lebih santun, tergantung pada konteks dan situasi, seperti "Silakan duduk."
Jenis-Jenis Kalimat Perintah dan Contohnya
Kalimat perintah tidak hanya memiliki satu bentuk, tetapi terbagi dalam beberapa jenis berdasarkan tujuan dan penggunaannya. Dijelaskan dalam buku BAHASA INDONESIA: Kelas XI, Penerbit Erlangga, 2008, berikut adalah beberapa jenis kalimat perintah yang umum digunakan, dengan penekanan bahwa kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru.
-
Kalimat Perintah Biasa Kalimat perintah jenis ini adalah yang paling sering kita temui, yaitu perintah yang bersifat langsung. Kalimat ini sering ditandai dengan partikel -lah untuk memberikan penguatan. Kalimat imperatif biasa merupakan bentuk sederhana dari kalimat perintah yang dilakukan secara langsung.
-
Contoh:
- Beristirahatlah dengan cukup!
- Carilah buku di perpustakaan!
- Pakailah baju yang bersih!
-
Contoh:
-
Kalimat Persilakan Jenis kalimat ini lebih halus dan sopan, digunakan untuk mempersilakan seseorang melakukan sesuatu. Kalimat ini biasanya diawali dengan kata silakan atau dipersilakan. Menurut laman Penerbit Deepublish, kalimat imperatif pemberian izin ditandai dengan kata-kata sopan, seperti silakan, biarlah, diperkenankan, dan sejenisnya.
-
Contoh:
- Silakan Bapak duduk di sini!
- Dipersilakan Tuan mengambil buku sendiri!
- Silakan datang ke rumahku!
-
Contoh:
-
Kalimat Ajakan Kalimat ajakan digunakan untuk mengajak atau mengharapkan tanggapan berupa tindakan dari lawan bicara. Kalimat ini ditandai dengan kata-kata seperti mari, ayolah, atau ayo. Kalimat imperatif ajakan digunakan untuk mengungkapkan ajakan yang ditandai oleh kata ayo(-lah) dan mari(-lah), harap, hendaknya, dan hendak(-lah).
-
Contoh:
- Mari kita berangkat sekarang!
- Ayo kita bermain sepak bola!
- Ayolah duduk di depan!
-
Contoh:
-
Kalimat Larangan Kalimat larangan digunakan untuk menyatakan larangan atau perintah untuk tidak melakukan sesuatu. Ciri utamanya adalah penggunaan kata jangan. Kalimat larangan ditandai dengan kata jangan sebagai penanda kalimat larangan.
-
Contoh:
- Jangan membuang sampah sembarangan!
- Janganlah engkau berangkat sendiri!
- Jangan suka menyakiti hati orang!
-
Contoh:
Perbedaan Kalimat Perintah Lisan dan Tulisan
Dalam komunikasi, kalimat perintah dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Terdapat perbedaan mendasar dalam cara penyampaiannya, terutama dalam hal penanda.
Dalam bentuk lisan, kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru secara gramatikal tidak terlihat, tetapi ditandai dengan nada bicara yang naik pada akhir kalimat. Intonasi ini memberikan penekanan dan menunjukkan bahwa kalimat tersebut adalah sebuah perintah. Ketika kalimat imperatif diucapkan dalam bentuk lisan, maka akan terdapat suatu penekanan serta intonasi yang cukup tinggi pada bagian akhir kalimat.
Sementara itu, dalam bentuk tulisan, tanda seru (!) memegang peran krusial. Tanda ini berfungsi sebagai pengganti intonasi lisan, memberikan indikasi visual bahwa kalimat tersebut adalah sebuah perintah, seruan, atau ungkapan emosi yang kuat. Tanpa tanda seru, sebuah kalimat perintah bisa disalahartikan sebagai pernyataan biasa. Tanda seru digunakan dalam kalimat tulis agar pembaca mengetahui bahwa kalimat tersebut merupakan kalimat perintah.
Pentingnya Penggunaan Tanda Seru yang Tepat
Penggunaan tanda seru yang tepat sangat penting dalam menulis. Tanda ini membantu pembaca memahami maksud penulis secara lebih mendalam. Misalnya, kalimat "Dilarang masuk" menjadi "Dilarang masuk!" dengan penambahan tanda seru, yang secara otomatis memberikan kesan lebih tegas dan mendesak.
Penggunaan yang tepat juga dapat mencegah kesalahpahaman. Sebuah kalimat yang dimaksudkan sebagai perintah halus bisa menjadi lebih kaku jika tidak menggunakan kata-kata penghalus dan hanya mengandalkan tanda seru. Demikian pula, sebuah pernyataan yang seharusnya bersifat netral bisa disalahartikan sebagai perintah jika diakhiri dengan tanda seru. Menurut laman RRI, menghilangkan tanda seru pada kalimat perintah atau larangan dapat mengurangi ketegasan kalimat itu sendiri.
Kesalahan Umum dalam Penggunaan Tanda Seru
Meskipun terlihat sederhana, banyak penulis yang melakukan kesalahan dalam penggunaan tanda seru. Kesalahan paling umum adalah penggunaan yang berlebihan. Menggunakan terlalu banyak tanda seru pada satu kalimat atau dalam satu paragraf bisa membuat tulisan terlihat berlebihan atau kekanak-kanakan, bukan lebih kuat.
Kesalahan lainnya adalah menggunakan tanda seru pada kalimat yang seharusnya berupa pertanyaan atau pernyataan. Tanda seru tidak boleh digunakan setelah tanda tanya (?), tanda titik (.), atau tanda koma (,), kecuali untuk konteks tertentu yang sangat jarang terjadi.
Mengutip dari buku Tata Kalimat Bahasa Indonesia: Panduan Menggunakan Kalimat yang Baik dan Benar karya Yusi Kurniati, dkk. (2024), memahami definisi kalimat secara komprehensif adalah tantangan, namun penggunaan tanda baca yang tepat adalah kunci dalam komunikasi yang efektif.
FAQ Seputar Topik
1. Apa perbedaan antara kalimat perintah dan kalimat seruan?
Kalimat perintah dan kalimat seruan sama-sama diakhiri dengan tanda seru, tetapi memiliki tujuan yang berbeda. Kalimat perintah bertujuan untuk menyuruh atau meminta seseorang melakukan sesuatu, seperti "Tolong ambilkan buku itu!". Sementara itu, kalimat seruan digunakan untuk mengungkapkan perasaan atau emosi yang kuat, seperti "Alangkah indahnya pemandangan ini!". Meskipun keduanya menggunakan tanda seru, fungsinya dalam menyampaikan maksud kalimat berbeda.
2. Apakah semua kalimat yang diakhiri tanda seru adalah kalimat perintah?
Tidak. Meskipun kalimat perintah diakhiri dengan tanda seru, tanda baca ini juga digunakan untuk kalimat seruan. Tanda seru bisa menandakan ekspresi keheranan, terkejut, gembira, atau emosi kuat lainnya. Contohnya, "Wow, dia datang!" bukan kalimat perintah, melainkan seruan kekaguman.
3. Kapan sebaiknya saya menggunakan tanda seru pada sebuah kalimat?
Gunakan tanda seru ketika Anda ingin menekankan sebuah perintah, seruan, atau ungkapan emosi yang kuat. Hindari penggunaan berlebihan karena dapat membuat tulisan terlihat kurang profesional atau kekanak-kanakan. Jika kalimat hanya berupa pernyataan atau pertanyaan, gunakan tanda titik atau tanda tanya, bukan tanda seru.
4. Apakah ada jenis kalimat lain yang menggunakan tanda seru selain perintah dan seruan?
Secara umum, tanda seru hanya digunakan untuk kalimat perintah dan seruan. Namun, dalam konteks informal seperti chat atau media sosial, tanda seru sering digunakan untuk menunjukkan antusiasme atau penekanan, meskipun kalimatnya bukan perintah atau seruan. Contohnya, "Aku suka film itu!".
5. Mengapa penting untuk memahami jenis-jenis kalimat perintah?
Memahami jenis-jenis kalimat perintah membantu kita berkomunikasi lebih efektif. Mengetahui apakah harus menggunakan kata-kata seperti "tolong" atau "silakan" akan membuat perintah terasa lebih sopan. Di sisi lain, mengetahui kapan harus menggunakan kata "jangan" akan membantu kita memberikan larangan dengan tepat.
6. Apakah tanda seru bisa digunakan di tengah kalimat?
Tidak. Tanda seru adalah tanda baca terminal yang selalu diletakkan di akhir sebuah kalimat atau unit yang setara dengan kalimat. Penggunaan tanda seru di tengah kalimat akan melanggar kaidah tata bahasa dan membuat kalimat menjadi tidak jelas.
7. Mengapa kalimat perintah lisan menggunakan intonasi, sedangkan tulisan menggunakan tanda seru?
Intonasi adalah elemen penting dalam komunikasi lisan yang membantu menyampaikan maksud dan emosi. Karena intonasi tidak dapat dilihat dalam tulisan, tanda seru berfungsi sebagai penggantinya. Tanda seru memberikan petunjuk visual kepada pembaca bahwa kalimat tersebut harus dibaca dengan nada yang lebih tegas atau bersemangat, layaknya intonasi dalam percakapan.