Liputan6.com, Jakarta Di era media sosial yang serba cepat, ada satu simbol kecil yang keberadaannya sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari: tanda pagar (#). Simbol ini mungkin terlihat sederhana, hanya berupa garis horizontal dan vertikal yang saling berpotongan. Namun, di balik kesederhanaannya, tanda pagar telah menjadi elemen penting dalam komunikasi digital, mulai dari penyebaran informasi, promosi, hingga gerakan sosial yang mendunia.
Banyak orang mengenalnya dengan istilah hashtag, terutama di platform seperti Twitter (sekarang X), Instagram, hingga TikTok. Akan tetapi, jauh sebelum populer di dunia maya, tanda pagar sudah memiliki sejarah panjang dan fungsi yang beragam. Dari sekadar penanda angka, simbol ini kini berevolusi menjadi penghubung wacana global yang memengaruhi cara orang berkomunikasi.
Liputan6.com akan membahas apa sebenarnya tanda pagar menurut kamus dan literatur, bagaimana sejarah panjangnya dari zaman Romawi hingga era media sosial, serta bagaimana penggunaannya dalam berbagai bidang. Dengan begitu, kita bisa memahami bahwa tanda pagar bukan sekadar simbol, tetapi juga representasi perkembangan budaya komunikasi manusia, Kamis (18/9/2025).
Apa Itu Tanda Pagar?
Menurut Cambridge Dictionary, tanda pagar dikenal dengan istilah octothorpe atau hash, yaitu simbol “#” yang terdiri dari garis horizontal dan vertikal berpotongan. Definisi lain dari Britannica menyebutnya sebagai “number sign” atau “pound sign” yang digunakan untuk menandai angka, misalnya #2 untuk menyebut “nomor dua.”
Dalam ranah digital, tanda pagar kemudian dikenal sebagai hashtag, yakni label metadata yang diawali simbol “#” diikuti kata atau frasa tanpa spasi. Hashtag berfungsi untuk mengelompokkan konten dalam satu tema tertentu. Misalnya, jika seseorang menulis #KulinerBandung di Twitter, maka setiap unggahan dengan hashtag tersebut akan muncul dalam satu tautan pencarian.
Selain itu, istilah octothorpe sendiri memiliki kisah menarik. Beberapa sumber menyebutkan bahwa kata tersebut diciptakan oleh insinyur Bell Labs pada tahun 1960-an. Ada pula teori yang mengatakan bahwa bentuk tanda pagar melambangkan delapan rumah di sekitar alun-alun desa, sehingga disebut octothorp.
Sejarah Tanda Pagar
Sejarah tanda pagar jauh lebih tua dari yang dibayangkan banyak orang. Menurut Britannica, asal-usulnya dapat ditelusuri hingga zaman Romawi. Saat itu, tanda pagar bermula dari singkatan “lb,” yaitu libra pondo yang berarti satuan berat “pound.” Seiring waktu, tulisan “lb” yang digabung dan ditulis lebih cepat perlahan berkembang menjadi simbol “#”.
Perkembangan berikutnya terjadi pada abad ke-19 ketika mesin ketik komersial pertama kali hadir pada 1870-an. Tanda pagar resmi menjadi bagian dari papan ketik QWERTY sebagai simbol untuk kata “number.” Inilah yang membuat istilah “number sign” melekat pada tanda pagar.
Pada 1968, Bell Labs menambahkan simbol ini pada keypad telepon nada-sentuh (touch-tone phone). Tujuannya bukan hanya untuk menandai angka, tetapi juga sebagai tombol perintah dalam sistem komputer berbasis telepon. Kehadiran tanda pagar di perangkat elektronik memperluas penggunaannya ke dunia teknologi modern.
Lompatan terbesar terjadi di era media sosial. Pada tahun 2007, seorang pengembang teknologi bernama Chris Messina mengusulkan penggunaan tanda pagar untuk mengelompokkan percakapan di Twitter. Pada 23 Agustus 2007, ia menulis: “How do you feel about using # (pound) for groups?” Meski awalnya ditolak oleh pendiri Twitter, Messina tetap mempopulerkannya hingga akhirnya digunakan secara luas. Sejak Twitter menambahkan fitur hyperlink otomatis pada 2009, tanda pagar semakin lekat dengan aktivitas digital dan menjadi istilah baru: hashtag.
Penggunaan Tanda Pagar
Tanda pagar kini digunakan dalam berbagai konteks. Berikut beberapa di antaranya:
1. Penanda Angka dan Nomor
Sebelum era digital, tanda pagar lazim digunakan untuk menandai nomor. Misalnya, #5 berarti “nomor lima.” Penggunaan ini masih bertahan di banyak bidang, termasuk penomoran dokumen dan produk.
2. Telekomunikasi dan Teknologi
Sejak masuk ke papan telepon pada 1960-an, tanda pagar digunakan untuk perintah khusus. Misalnya, menutup kode area saat melakukan panggilan internasional atau memasukkan perintah ke dalam sistem otomatis.
3. Media Sosial
Inilah bentuk penggunaan paling populer saat ini. Tanda pagar atau hashtag berfungsi untuk mengelompokkan dan menautkan konten dalam satu topik tertentu. Misalnya, #BlackLivesMatter menjadi simbol perlawanan terhadap diskriminasi rasial, sedangkan #MeToo menjadi wadah gerakan melawan pelecehan seksual.
4. Pemasaran Digital
Banyak merek besar menggunakan tanda pagar untuk kampanye promosi. Contohnya kampanye Calvin Klein dengan #MyCalvins dan Red Bull dengan #PutACanOnIt. Hashtag membantu meningkatkan visibilitas produk karena dapat dengan mudah ditelusuri oleh pengguna internet.
5. Gerakan Sosial dan Aktivisme
ashtag juga menjadi sarana penting dalam aktivisme digital. Gerakan #IceBucketChallenge, misalnya, sukses meningkatkan kesadaran tentang penyakit ALS sekaligus menggalang dana penelitian.
Dengan fungsi yang begitu luas, tanda pagar telah melampaui perannya sebagai sekadar simbol, berubah menjadi alat komunikasi global yang berdaya besar.
FAQ Seputar Tanda Pagar
1. Apa perbedaan tanda pagar dan hashtag?
Tanda pagar adalah simbol “#” itu sendiri, sementara hashtag adalah penggunaan tanda pagar yang diikuti kata atau frasa untuk mengelompokkan konten di media sosial.
2. Mengapa simbol “#” disebut octothorpe?
Istilah octothorpe diperkirakan diciptakan oleh insinyur Bell Labs pada 1960-an. Ada teori yang menyebut bentuknya menyerupai delapan sisi atau rumah di sekitar alun-alun.
3. Siapa yang pertama kali menggunakan tanda pagar sebagai hashtag?
Chris Messina, seorang pengembang teknologi, yang pertama kali mengusulkan penggunaan tanda pagar di Twitter pada 2007.
4. Apakah tanda pagar hanya digunakan di media sosial?
Tidak. Selain media sosial, tanda pagar digunakan di bidang telekomunikasi, penomoran, hingga sistem komputer.
5. Apa contoh gerakan terkenal yang lahir dari tanda pagar?
Beberapa contohnya adalah #BlackLivesMatter, #MeToo, dan #IceBucketChallenge yang masing-masing menjadi simbol penting dalam isu sosial global.