Liputan6.com, Jakarta Dalam tradisi penyembelihan hewan kurban, masyarakat sering memperoleh daging dalam jumlah cukup banyak. Agar stok tetap segar, diperlukan strategi pengolahan serta penyimpanan yang tepat. Salah satu metode paling umum ialah menaruhnya di lemari pendingin.
Banyak orang masih belum memahami secara detail, bagaimana cara menyimpan daging kurban di kulkas agar tidak mudah rusak meskipun disimpan beberapa hari. Oleh sebab itu, pemahaman tentang langkah persiapan hingga tata letak di ruang pendingin sangatlah penting.
Tidak jarang daging kurban mengalami perubahan tekstur atau aroma saat penanganannya kurang tepat. Proses pendinginan sebenarnya bukan hanya sekadar menaruh potongan ke dalam lemari es, melainkan harus melalui tahap persiapan tertentu.
Misalnya, pemotongan ukuran kecil dapat membantu mempercepat proses pendinginan, sehingga kualitas daging lebih terjaga. Jika langkah awal ini dipraktikkan, cara menyimpan daging kurban di kulkas akan memberi hasil optimal dan tetap aman dikonsumsi hingga beberapa waktu ke depan.
Selain memperhatikan tahapan persiapan, kebersihan wadah penyimpanan juga sangat berpengaruh. Wadah kedap udara, plastik food grade, atau kotak tertutup rapat bisa mencegah kontaminasi silang dari bahan pangan lain. Apabila penyimpanan dilakukan secara rapi, aroma tidak mudah bercampur dan bakteri sulit berkembang biak.
Oleh karena itu, cara menyimpan daging kurban di kulkas tidak boleh dianggap sepele, sebab kualitas akhir masakan sangat dipengaruhi kondisi daging sebelum diolah. Berikut ulasan lengkap yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (25/9/2025).
Hari Raya Idul Adha tiba, berbagai rencana memasak daging kurban dipersiapkan. Mengolah daging, terutama daging kambing perlu dilakukan dengan benar agar masakan tidak muncul bau prengus. Simak tipsnya dalam video berikut ini.
1. Klasifikasikan Daging Berdasarkan Jenis dan Kebutuhan Pemakaian
Sebelum memasukkan daging ke dalam penyimpanan beku, sangat dianjurkan untuk memisahkan daging berdasarkan kategorinya, misalnya daging merah, jeroan, dan tulang. Selain itu, penting pula untuk mengelompokkan potongan daging sesuai dengan jumlah kebutuhan masak pada satu kali penggunaan, seperti dalam kemasan berisi 250 hingga 500 gram. Pendekatan ini bertujuan agar saat akan mengolah, Anda tidak perlu mencairkan seluruh isi paket sekaligus, yang dapat berdampak negatif terhadap kualitas daging yang masih tersisa.
Dengan metode pemisahan dan pembungkusan yang rapi menggunakan plastik atau wadah food-grade yang kedap udara, pengelolaan stok menjadi lebih efisien dan terorganisir dengan baik. Jeroan harus dipisahkan secara tegas dari daging biasa karena tingkat kecepatan pembusukannya yang jauh lebih tinggi, sehingga risiko kontaminasi silang dapat diminimalisir secara signifikan.
2. Hindari Mencuci Daging Sebelum Disimpan dalam Freezer
Meskipun secara visual daging terlihat bersih, melakukan pencucian sebelum memasukkannya ke dalam freezer justru berpotensi mempercepat pembusukan. Proses pencucian menyebabkan air terserap ke dalam serat daging dan membentuk kristal es saat pembekuan, yang akhirnya merusak tekstur dan konsistensi daging ketika dicairkan kembali.
Oleh karena itu, simpanlah daging dalam keadaan segar tanpa melalui tahap pencucian terlebih dahulu. Bila diperlukan, bersihkan daging sesaat sebelum dimasak setelah proses pencairan selesai dilakukan. Jangan lupa, pastikan tangan dan peralatan yang digunakan dalam penanganan daging benar-benar steril agar kualitas rasa dan kesegaran daging tetap terjaga secara optimal.
3. Manfaatkan Plastik Vakum atau Wadah Kedap Udara untuk Penyimpanan
Penggunaan plastik biasa sering kali menyebabkan masuknya udara yang memicu fenomena freezer burn, yaitu bercak es yang merusak permukaan daging sehingga tekstur dan rasanya menjadi kurang maksimal. Oleh sebab itu, pemakaian plastik vakum atau wadah tertutup rapat yang khusus dibuat untuk penyimpanan makanan sangat dianjurkan.
Jika tidak memiliki alat vakum, cara alternatif adalah dengan menekan perlahan udara keluar dari kantong plastik sebelum menutupnya secara rapat. Jangan lupa untuk memberi label berupa tanggal penyimpanan agar Anda dapat mengontrol usia simpan daging dengan mudah. Teknik penyimpanan yang tepat ini bisa memperpanjang masa simpan daging hingga 3 sampai 6 bulan tanpa kehilangan kualitas.
4. Letakkan Daging di Zona Suhu Paling Stabil dalam Freezer
Freezer biasanya memiliki beberapa area dengan tingkat suhu yang berbeda-beda, di mana bagian terdalam atau bagian paling bawah umumnya memiliki suhu yang paling stabil dan dingin. Oleh karena itu, letakkanlah daging pada posisi ini dan hindari menaruhnya di dekat pintu karena sering terkena perubahan suhu akibat aktivitas membuka-tutup pintu.
Suhu ideal penyimpanan adalah sekitar -18°C atau lebih rendah untuk menjaga kualitas dan mencegah berkembangnya mikroorganisme penyebab pembusukan. Pastikan pula daging tidak ditumpuk terlalu padat agar sirkulasi udara di dalam freezer tetap lancar dan pembekuan merata.
5. Terapkan Sistem FIFO (First In, First Out) dengan Label yang Jelas
Memberikan label pada setiap kemasan daging yang berisi informasi mengenai jenis, berat, serta tanggal penyimpanan sangat penting untuk mengelola stok dengan efisien. Sistem FIFO mendorong penggunaan bahan yang lebih dahulu disimpan agar lebih dahulu diolah, sehingga mencegah adanya daging yang menumpuk terlalu lama hingga mengalami penurunan mutu. Selain mengurangi risiko pemborosan, sistem ini juga memudahkan perencanaan menu harian tanpa harus membuka kemasan satu per satu, dan memastikan semua bahan dimanfaatkan secara maksimal.
6. Jangan Pernah Membekukan Ulang Daging yang Telah Dicairkan
Salah satu kesalahan fatal dalam penyimpanan adalah mengulangi proses pembekuan pada daging yang sudah dicairkan sebelumnya. Langkah ini dapat merusak struktur serat daging dan meningkatkan kadar kelembapan, yang pada akhirnya mempercepat pertumbuhan bakteri berbahaya.
Oleh karena itu, sebaiknya segera olah daging setelah proses pencairan, yang idealnya dilakukan secara perlahan di dalam rak paling bawah kulkas agar risiko kontaminasi dapat diminimalisir. Penataan daging dalam porsi kecil sejak awal bertujuan agar hanya jumlah yang diperlukan yang dicairkan, tanpa harus membuka seluruh stok sekaligus.
7. Pisahkan Penyimpanan Daging dari Bahan Makanan Lain untuk Menghindari Kontaminasi Silang
Karena daging mentah merupakan media potensial bagi bakteri berbahaya seperti Salmonella dan E.coli, penting untuk menyimpannya secara terpisah dari bahan makanan lain di dalam kulkas. Tempatkan daging di rak paling bawah agar cairan dari daging tidak menetes dan mencemari sayuran, buah, atau makanan matang yang rentan terkontaminasi.
Upaya ini tidak hanya menjaga keamanan pangan tetapi juga menjaga kualitas dan kesegaran bahan makanan lain. Selain itu, tata letak yang baik juga berkontribusi pada efisiensi energi kulkas dan memperpanjang umur alat elektronik tersebut.
8. Pastikan Freezer Selalu Dalam Kondisi Bersih dan Teratur
Menjaga kebersihan interior freezer secara rutin sangat penting untuk mencegah timbulnya bau tak sedap dan penumpukan es yang bisa mengganggu kinerja mesin. Susun daging dan bahan makanan lain dengan rapi, sehingga sirkulasi udara dingin dapat berlangsung optimal dan suhu di dalam freezer tetap stabil. Penataan yang sistematis tidak hanya memudahkan pencarian bahan makanan tetapi juga membantu dalam menjaga kualitas setiap bahan tetap prima selama penyimpanan jangka panjang.
9. Pemberian Bumbu pada Daging Kurban
Sebelum daging kurban dimasukkan ke dalam lemari pendingin, langkah awal yang dianjurkan adalah memberikan bumbu terlebih dahulu. Tujuan dari proses ini bukan hanya untuk memperkaya cita rasa daging ketika nantinya diolah, tetapi juga berfungsi sebagai cara alami memperpanjang daya simpan.
Bumbu-bumbu dapur tradisional seperti kunyit, bawang putih, ketumbar, maupun garam memiliki sifat antimikroba yang mampu memperlambat perkembangan kuman berbahaya. Dengan begitu, daging tidak mudah rusak meskipun harus disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama. Cara sederhana ini sekaligus menjadi bentuk perawatan awal agar kualitas daging tetap terjaga sebelum diolah menjadi masakan.
10. Larangan Membekukan Ulang Daging
Kesalahan umum dalam menyimpan daging adalah membekukannya kembali setelah sempat dikeluarkan dari freezer. Perubahan suhu dari kondisi sangat dingin ke suhu ruang lalu kembali dibekukan akan mempercepat pertumbuhan bakteri dan menurunkan mutu daging. Oleh karena itu, prinsip penting yang harus selalu diingat adalah menghindari proses pembekuan ulang atau re-freeze.
Apabila daging sudah terlanjur dicairkan, pilihan terbaik adalah segera mengolahnya agar tidak terbuang sia-sia. Untuk meminimalkan risiko ini, sebaiknya daging dipotong terlebih dahulu dalam ukuran kecil atau dipisahkan ke dalam wadah per porsi sebelum dibekukan. Dengan cara demikian, Anda hanya perlu mengambil bagian yang dibutuhkan tanpa harus mencairkan seluruh stok daging, sehingga kualitas tetap terjaga dan tidak perlu dilakukan pembekuan ulang.
Tips Menyimpan Daging Kurban Tanpa Kulkas
Confit: Teknik Pengawetan ala Prancis
Salah satu cara tradisional dari Eropa yang masih sering digunakan hingga kini adalah metode konfit, yakni mengawetkan daging dengan cara dimasak perlahan dalam lemaknya sendiri. Proses ini memungkinkan daging tetap lembut, beraroma khas, serta terjaga kualitasnya meskipun disimpan cukup lama.
Setelah daging selesai dimasak, potongan tersebut tidak langsung dihidangkan, melainkan ditempatkan kembali ke dalam wadah berisi lemak yang sama agar tetap terlindungi dari udara luar. Penambahan rempah pilihan, misalnya daun thyme, bawang putih, ataupun lada hitam, semakin memperkaya rasa sehingga daging bukan hanya tahan lama tetapi juga memiliki karakter cita rasa yang lebih kompleks.
Daging Asap sebagai Alternatif Penyimpanan
Selain menggunakan lemari pendingin, pengasapan juga termasuk teknik yang terbukti ampuh untuk memperpanjang umur simpan daging kurban. Tahapan awal biasanya dilakukan dengan merendam daging ke dalam larutan garam agar bakteri yang menempel berkurang sekaligus memberikan rasa gurih alami.
Setelah itu, potongan daging diproses melalui pengasapan dalam waktu tertentu hingga cairannya mengering. Kondisi ini membuat bakteri sulit berkembang karena kadar air sudah sangat berkurang. Daging yang sudah diasapi kemudian ditempatkan pada wadah tertutup rapat, sehingga aromanya tetap terjaga serta teksturnya tidak berubah meskipun disimpan lebih lama.
Penyimpanan dalam Toples Tertutup Rapat
Cara lain yang bisa dilakukan untuk menjaga keawetan daging kurban tanpa menggunakan kulkas adalah dengan merebusnya terlebih dahulu. Setelah potongan daging matang, pindahkan ke dalam toples yang sudah melalui proses sterilisasi agar bebas dari kuman.
Begitu toples ditutup rapat, terbentuklah kondisi menyerupai hampa udara yang mampu memperlambat pertumbuhan bakteri. Metode sederhana ini banyak dipilih karena hasilnya cukup efektif dalam mempertahankan kesegaran serta membuat daging aman dikonsumsi walaupun tidak langsung dimasak setelah pemotongan.
Penggunaan Garam sebagai Bahan Pengawet Alami
Sejak lama garam dikenal memiliki sifat antibakteri sehingga sering digunakan sebagai bahan pengawet alami. Daging kurban pun bisa diawetkan cukup lama hanya dengan bantuan bahan dapur sederhana ini. Caranya adalah menaburkan garam secara merata pada seluruh permukaan potongan daging, kemudian menyimpannya di wadah kedap udara agar terhindar dari paparan kotoran maupun kelembapan udara.
Jika dilakukan dengan benar, teknik ini mampu membuat daging bertahan hingga berbulan-bulan tanpa kehilangan rasa aslinya. Selain awet, penggunaan garam juga relatif aman karena tidak memerlukan tambahan bahan kimia lain.
Membumbui dengan Garam, Merica, dan Daun Aromatik
Dalam sebuah literatur kuliner berjudul Cooking Story: 30 Days Challenge karya CH 11 Lemongrass, dijelaskan cara praktis untuk menyiapkan daging yang akan dimasak pada keesokan harinya. Potongan daging cukup diberi taburan garam serta merica, lalu ditambahkan daun aromatik seperti daun salam atau daun jeruk agar aromanya semakin harum.
Setelah itu, daging digoreng setengah matang dalam minyak panas supaya bumbunya lebih meresap. Teknik ini menjadikan daging lebih nikmat saat diolah pada hari berikutnya, sekaligus memperlambat kerusakan bahan pangan tersebut.
FAQ Seputar Topik
1. Mengapa daging kurban harus disimpan di kulkas setelah diterima?
Daging segar memiliki kandungan air tinggi sehingga mudah terkontaminasi bakteri. Dengan menyimpan daging kurban di kulkas, pertumbuhan mikroorganisme bisa diperlambat. Hal ini membantu menjaga kesegaran, tekstur, serta rasa daging lebih lama sehingga tetap aman diolah menjadi berbagai hidangan.
2. Apakah daging harus dicuci terlebih dahulu sebelum masuk kulkas?
Tidak disarankan mencuci daging sebelum penyimpanan. Air justru menambah kelembapan pada permukaan daging yang dapat mempercepat pembusukan. Lebih baik langsung membagi daging ke dalam wadah bersih atau plastik kedap udara, lalu simpan ke dalam kulkas. Pencucian sebaiknya dilakukan hanya saat daging akan dimasak.
3. Berapa lama daging kurban bisa bertahan di chiller?
Pada suhu sekitar 0–4°C di bagian pendingin bawah kulkas, daging kurban dapat bertahan antara dua hingga tiga hari. Jika ingin disimpan lebih lama, sebaiknya pindahkan ke freezer agar kualitas tetap terjaga hingga berbulan-bulan.
4. Apa bedanya menyimpan daging di chiller dan di freezer?
Chiller digunakan untuk penyimpanan jangka pendek karena suhunya hanya cukup menahan pertumbuhan bakteri dalam waktu singkat. Sedangkan freezer bekerja pada suhu lebih rendah, sekitar -18°C, sehingga dapat memperlambat aktivitas bakteri jauh lebih lama. Jadi, untuk konsumsi cepat gunakan chiller, untuk stok lama gunakan freezer.
5. Bagaimana cara terbaik membagi daging sebelum dimasukkan kulkas?
Sebaiknya daging dibagi ke dalam porsi kecil sesuai kebutuhan sekali masak. Setiap porsi disimpan dalam wadah tertutup atau plastik kedap udara. Cara ini memudahkan saat pengambilan dan mencegah kebiasaan mencairkan daging dalam jumlah besar yang tidak langsung habis digunakan.

2 months ago
31
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428767/original/059245200_1764562436-pantun_selamat_pagi_lucu.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428779/original/024610300_1764563354-Aplikasi_pesan_whatsapp__pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429451/original/021635900_1764587533-teras_mini_modern_untuk_perkotaan_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429219/original/076542300_1764578002-negara_termiskin_di_dunia.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424308/original/005831300_1764139219-Pernikahan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428776/original/009416400_1764563353-Membuka_WA__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5259334/original/038943500_1750422150-20250620BL_Latihan_Timnas_Indonesia_Putri_19.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428557/original/057014000_1764549830-SnapInsta.to_587697381_18542978221059174_4999809605944461578_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307862/original/009171400_1754487646-WhatsApp_Image_2025-08-06_at_20.27.15-2.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5427374/original/015298200_1764383815-Persija_vs_PSIM-64.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429073/original/001791400_1764572941-John_Herdman.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428981/original/056801400_1764570057-1000723007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429305/original/082580800_1764580566-anakan_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429214/original/067173500_1764577725-Ide_teras_untuk_barbeque_tahun_baru_2026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429169/original/090886100_1764575945-teras_rumah_kecil_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5263384/original/081443400_1750820199-unnamed__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5312156/original/028552100_1754906320-1000195600.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429025/original/016703700_1764571494-ilustrasi_mengetik_surat_perjanjian.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429155/original/019164600_1764575771-Anaconda_Hijau__Eunectes_murinus___Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429134/original/031527600_1764574733-hl2.jpg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347915/original/009314600_1757745786-ChatGPT_Image_Sep_13__2025__01_41_07_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338264/original/048399000_1756968798-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339933/original/067743600_1757137253-unnamed_-_2025-09-06T122212.122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363741/original/074425700_1758961497-Gemini_Generated_Image_5iwydt5iwydt5iwy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4749488/original/094430200_1708534731-6_Pesona_Mas-mas_Jawa_Jerman_Nicholas_Saputra_dalam_Balutan_Beskap_Berbagai_Warna__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339299/original/025399500_1757052533-unnamed_-_2025-09-05T125024.466.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5228890/original/025290300_1747898841-ChatGPT_Image_May_22__2025__02_14_51_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345226/original/041083400_1757522822-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_21.04.13.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338093/original/002133400_1756964690-Gemini_Generated_Image_e2yjtbe2yjtbe2yj.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314799/original/018068700_1755141741-Screenshot_2025-08-14_101821.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352448/original/090606500_1758098726-Gemini_Generated_Image_zhur86zhur86zhur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339336/original/027918600_1757053950-Gemini_Generated_Image_g2jz1pg2jz1pg2jz.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363626/original/003041100_1758954707-unnamed__32_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317791/original/081125900_1755406322-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5362760/original/090638300_1758873977-Gemini_Generated_Image_cqeijycqeijycqei.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4958566/original/092051000_1727865780-Mees.jpg)