Liputan6.com, Jakarta Lingkungan kerja yang harmonis adalah impian setiap profesional, namun seringkali kita dihadapkan pada tantangan interaksi dengan rekan kerja yang memiliki kecenderungan mengatur. Situasi ini dapat menciptakan ketegangan dan mengganggu konsentrasi, sehingga produktivitas kita menurun. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi yang tepat agar tetap fokus dan efektif dalam menyelesaikan tugas.
Berinteraksi dengan rekan kerja yang dominan memerlukan pendekatan yang cermat. Tanpa keterampilan adaptasi yang memadai, energi kita bisa terkuras untuk menanggapi intervensi yang tidak perlu. Dampak paling serius dari kondisi ini adalah terganggunya mental dan psikis Anda, sehingga momen bekerja semakin membuat tidak betah.
Sebelum Anda berencana confess secara langsung ke rekan kerja atau memilih resign, ada baiknya Anda memperhatikan 10 tips bertahan di kantor dengan rekan yang suka ngatur berikut untuk menghadapi rekan kerja yang suka mengatur, sekaligus menjaga fokus pada pekerjaan utama. Simak selengkapnya berikut, dirangkum Liputan6.com pada Kamis (23/10).
Pahami Gaya Komunikasi Rekan Kerja
Memahami gaya komunikasi rekan kerja adalah langkah fundamental dalam membangun interaksi yang efektif dan mengurangi potensi konflik. Setiap individu memiliki cara unik dalam menyampaikan ide dan informasi di lingkungan profesional. Dengan mengenali gaya komunikasi mereka, Anda dapat menyesuaikan pendekatan Anda untuk meminimalkan kesalahpahaman dan meningkatkan kolaborasi.
Ada berbagai gaya komunikasi yang umum di tempat kerja, seperti pasif, agresif, pasif-agresif, dan asertif. Orang dengan gaya pasif cenderung pendiam dan kesulitan mengungkapkan perasaan, sementara individu agresif sering mengeluarkan perintah. Gaya pasif-agresif mungkin tampak menyenangkan di permukaan tetapi memiliki sifat agresif tersembunyi, sedangkan gaya asertif dianggap paling efektif karena mampu menyampaikan pendapat dengan percaya diri namun tetap menghormati orang lain.
Dengan mengidentifikasi apakah rekan kerja Anda cenderung langsung, analitis, intuitif, atau personal dalam berkomunikasi, Anda dapat memilih cara terbaik untuk berinteraksi. Penyesuaian ini tidak hanya memperkuat hubungan kerja tetapi juga membantu Anda tetap fokus pada tujuan pekerjaan dengan menghindari friksi yang tidak perlu.
Tetapkan Batasan yang Jelas
Menetapkan batasan yang jelas merupakan strategi krusial untuk menjaga keseimbangan di lingkungan kerja, terutama saat berhadapan dengan rekan kerja yang suka mengatur. Batasan ini berfungsi sebagai garis pemisah antara kehidupan pribadi dan profesional, memastikan interaksi tetap fokus pada tujuan kerja. Tanpa batasan yang tegas, hubungan personal di kantor berisiko menimbulkan persepsi negatif dan mengganggu konsentrasi serta produktivitas.
Komunikasi yang jelas adalah kunci dalam menetapkan batasan ini. Anda perlu bersikap tegas namun sopan saat menyatakan "tidak" jika rekan kerja meminta bantuan di luar tanggung jawab Anda. Penting untuk konsisten dalam menjalankan batasan yang telah ditetapkan; jika Anda menyerah sekali, mereka mungkin akan mengulangi perilaku dominan tersebut.
Selain itu, mengkomunikasikan batasan ini kepada rekan kerja dan atasan dapat membantu mereka memahami dan menghormati ruang Anda. Menggunakan teknologi seperti status di aplikasi komunikasi atau kalender untuk mengatur jam kerja juga dapat membantu rekan kerja memahami ketersediaan Anda.
Fokus pada Pekerjaan Anda Sendiri
Ketika berhadapan dengan rekan kerja yang suka mengatur, salah satu cara paling efektif untuk menjaga produktivitas adalah dengan tetap fokus pada pekerjaan Anda sendiri. Mengalihkan perhatian dari perilaku mengganggu rekan kerja dan memusatkan energi pada tugas dan tanggung jawab Anda dapat membantu Anda menghindari drama yang tidak perlu. Ini berarti memprioritaskan penyelesaian tugas dan tujuan bersama daripada terjebak dalam konflik pribadi.
Memusatkan perhatian pada pekerjaan Anda juga berarti tidak membiarkan perilaku rekan kerja yang mengganggu menurunkan semangat atau motivasi Anda. Jika Anda menyadari ada rekan yang tidak menyukai Anda, jangan biarkan hal tersebut mengganggu performa kerja Anda. Sikap profesional akan menunjukkan bahwa Anda mampu bekerja dengan siapa pun, bahkan dengan orang yang tidak Anda sukai.
Untuk tetap fokus, Anda bisa menyibukkan diri dengan pekerjaan dan menjadi lebih produktif. Jika ada percakapan negatif atau gosip yang muncul, usahakan untuk segera menyingkir dan tidak terlibat di dalamnya. Dengan demikian, Anda tidak hanya melindungi diri dari situasi tidak nyaman tetapi juga menunjukkan integritas dan menjaga citra profesional.
Komunikasi Asertif
Komunikasi asertif adalah keterampilan penting di tempat kerja, terutama saat menghadapi rekan kerja yang suka mengatur. Gaya komunikasi ini menyeimbangkan antara menghargai diri sendiri dan menghormati orang lain, membantu menyelesaikan masalah lebih cepat dan efektif tanpa menimbulkan konflik yang tidak perlu. Ini berbeda dengan komunikasi pasif yang cenderung diam atau agresif yang menekan dan memaksakan kehendak.
Menerapkan komunikasi asertif berarti Anda mampu menyampaikan pendapat dengan percaya diri, namun tetap ramah dan penuh hormat. Misalnya, daripada berkata, "Mungkin kita bisa mencoba cara lain," lebih baik katakan, "Saya pikir kita harus mencoba pendekatan yang berbeda" untuk menyampaikan maksud dengan jelas. Kemampuan ini sangat dicari oleh perusahaan karena dapat menjaga profesionalisme dan hubungan baik antar rekan kerja.
Untuk mengembangkan komunikasi asertif, Anda bisa melatih diri untuk berbicara dengan jelas dan jujur, serta percaya diri dengan kemampuan dan kontribusi Anda. Hal ini akan membuat kolega dan atasan lebih menghargai Anda. Dengan menguasai komunikasi asertif, Anda dapat mengurangi stres, meningkatkan kepuasan kerja, dan membangun lingkungan kerja yang lebih sehat.
Dokumentasikan Interaksi
Mendokumentasikan interaksi dengan rekan kerja yang suka mengatur adalah langkah penting untuk melindungi diri Anda. Catatan ini dapat menjadi referensi yang berharga jika Anda perlu melibatkan atasan atau HRD untuk menyelesaikan masalah. Dokumentasi yang akurat dan kronologis akan memperkuat posisi Anda dan menunjukkan profesionalisme dalam menangani konflik.
Pencatatan ini sebaiknya mencakup detail spesifik seperti tanggal, waktu, lokasi, siapa saja yang terlibat, apa yang dikatakan atau dilakukan, dan bagaimana perilaku tersebut memengaruhi pekerjaan Anda. Misalnya, jika rekan kerja terus-menerus mengintervensi tugas Anda, catat setiap kejadian beserta dampaknya terhadap tenggat waktu atau kualitas pekerjaan.
Dengan memiliki catatan yang lengkap, Anda dapat menyampaikan permasalahan secara objektif kepada pihak ketiga, seperti atasan atau HRD, tanpa terkesan mengeluh atau menyalahkan secara emosional. Ini menunjukkan bahwa Anda telah mencoba menangani situasi dengan serius dan mencari solusi konstruktif.
Cari Dukungan dari Atasan
Jika upaya pribadi untuk mengatasi rekan kerja yang suka mengatur tidak membuahkan hasil, mencari dukungan dari atasan atau tim HR adalah langkah yang bijak. Melibatkan pihak ketiga tidak selalu berarti memperburuk situasi, melainkan merupakan langkah yang tepat untuk menjaga profesionalisme. Atasan atau HRD memiliki prosedur untuk menyelesaikan konflik antar karyawan secara adil.
Saat mendekati atasan, penting untuk menyampaikan isu yang dihadapi secara objektif, disertai dengan kronologi yang jelas dan bukti-bukti yang relevan. Alih-alih mengeluh tentang kepribadian rekan kerja, fokuslah menjelaskan bagaimana situasi tersebut memengaruhi kinerja Anda dan produktivitas tim.
Dukungan dari atasan dapat berupa mediasi, intervensi langsung, atau penyesuaian tugas untuk mengurangi interaksi yang bermasalah. Dengan adanya dukungan dari manajemen, Anda dapat memastikan situasi tidak berlarut-larut dan seluruh pihak mendapatkan solusi yang menguntungkan.
Jaga Profesionalisme
Menjaga profesionalisme adalah kunci utama saat berhadapan dengan rekan kerja yang suka mengatur. Sikap profesional berarti menahan diri untuk tidak merespons secara emosional terhadap perilaku mereka yang mungkin mengganggu. Dengan tetap tenang dan fokus pada pekerjaan, Anda menunjukkan integritas dan menjaga citra positif di tempat kerja.
Profesionalisme juga mencakup kemampuan untuk memisahkan masalah pribadi dari urusan pekerjaan. Meskipun Anda mungkin merasa kesal, penting untuk tetap bersikap baik dan dewasa. Hindari terlibat dalam argumen emosional; jika Anda merasa marah, ambil waktu untuk menenangkan diri sebelum merespons.
Menjaga profesionalisme berarti menghindari gosip dan drama di kantor. Gosip dapat merusak reputasi, menciptakan ketidakpercayaan, dan mengganggu produktivitas. Dengan tidak terlibat dalam percakapan negatif, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga berkontribusi pada lingkungan kerja yang lebih positif.
Kembangkan Mekanisme Koping
Mengembangkan mekanisme koping yang sehat sangat penting untuk mengelola stres akibat berinteraksi dengan rekan kerja yang suka mengatur. Stres di tempat kerja dapat mengganggu fokus dan kesehatan mental Anda jika dibiarkan berlarut-larut. Mekanisme koping adalah strategi psikologis yang membantu Anda menangani rasa stres dan cemas.
Ada dua jenis utama mekanisme koping: active coping yang berfokus pada penyelesaian masalah, dan avoidant coping yang menghindari situasi penyebab stres. Untuk situasi dengan rekan kerja yang suka mengatur, active coping lebih disarankan, karena membantu Anda mencari solusi atas situasi sulit yang dihadapi.
Contoh mekanisme koping sehat lainnya termasuk menceritakan kesulitan kepada rekan kerja atau atasan yang dipercaya, melakukan journaling untuk memproses emosi, atau memecah tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Dengan mengelola emosi secara tepat, Anda dapat menemukan solusi yang efektif dan menjaga keseimbangan emosional Anda.
Hindari Gosip dan Drama
Menghindari gosip dan drama di kantor adalah strategi penting untuk menjaga reputasi profesional Anda. Gosip seringkali didasarkan pada informasi yang tidak akurat dan dapat merusak kepercayaan antar rekan kerja. Terlibat dalam drama kantor hanya akan membuang waktu dan energi yang seharusnya digunakan untuk pekerjaan.
Untuk menghindari terjebak dalam lingkaran negatif ini, penting untuk tidak menunjukkan ketertarikan yang berlebihan saat teman mulai bercerita tentang hal-hal yang bersifat gosip. Bersikap netral dan mengalihkan pembicaraan ke topik yang lebih positif atau relevan dengan pekerjaan adalah strategi yang baik.
Menjauhkan diri dari penggosip dan tidak menyebarkan gosip yang didengar juga krusial. Fokuslah pada tugas dan tanggung jawab Anda, dan tunjukkan etos kerja, integritas, serta profesionalisme. Dengan memimpin dengan contoh, Anda dapat membantu menciptakan budaya kerja yang lebih baik.
Evaluasi Situasi dan Pilihan Anda
Jika setelah menerapkan berbagai strategi, perilaku rekan kerja yang suka mengatur tetap mengganggu, penting untuk mengevaluasi kembali situasi secara menyeluruh. Ini bisa berarti melakukan introspeksi diri untuk memahami peran Anda dalam dinamika tersebut, atau bahkan mempertimbangkan perubahan lingkungan kerja.
Evaluasi diri melibatkan pertanyaan seperti apakah ada perilaku Anda yang mungkin berkontribusi pada masalah atau apakah Anda telah mengkomunikasikan batasan dengan cukup jelas. Dengan memahami kelemahan yang ada pada diri sendiri, Anda dapat menyesuaikan metode interaksi dan menunjukkan sikap yang lebih ramah.
Jika setelah semua upaya, situasi tidak membaik dan terus mengganggu fokus, mungkin saatnya untuk mempertimbangkan opsi yang lebih drastis. Ini bisa termasuk mencari posisi lain di dalam perusahaan atau bahkan mencari peluang di perusahaan lain. Keputusan ini harus diambil setelah pertimbangan matang, dengan fokus pada kesehatan mental dan kemajuan karier jangka panjang Anda.
People Also Ask
Q: Bagaimana cara menghadapi rekan kerja yang suka menyalahkan orang lain?
A: Tetap tenang dan profesional, fokus pada fakta, dan dokumentasikan interaksi.
Q: Apa yang harus dilakukan jika rekan kerja terus-menerus mengganggu konsentrasi kerja?
A: Gunakan headphone, komunikasikan kebutuhan fokus Anda, dan tetapkan batasan.
Q: Bagaimana cara menjaga hubungan baik dengan rekan kerja yang sulit?
A: Tetap sopan, profesional, dan tetapkan batasan tanpa mengorbankan diri.
Q: Kapan waktu yang tepat untuk melibatkan atasan dalam masalah dengan rekan kerja?
A: Ketika upaya pribadi tidak membuahkan hasil dan mengganggu kinerja Anda.
Q: Bagaimana cara tetap positif di lingkungan kerja yang toxic?
A: Fokus pada hal yang dapat Anda kontrol dan kembangkan mekanisme koping yang sehat.

1 month ago
19
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/promo_images/1/original/085223300_1761037787-Desktop_1280_x_190.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428767/original/059245200_1764562436-pantun_selamat_pagi_lucu.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428779/original/024610300_1764563354-Aplikasi_pesan_whatsapp__pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429451/original/021635900_1764587533-teras_mini_modern_untuk_perkotaan_3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429219/original/076542300_1764578002-negara_termiskin_di_dunia.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5424308/original/005831300_1764139219-Pernikahan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428776/original/009416400_1764563353-Membuka_WA__Pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5259334/original/038943500_1750422150-20250620BL_Latihan_Timnas_Indonesia_Putri_19.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428557/original/057014000_1764549830-SnapInsta.to_587697381_18542978221059174_4999809605944461578_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5307862/original/009171400_1754487646-WhatsApp_Image_2025-08-06_at_20.27.15-2.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5427374/original/015298200_1764383815-Persija_vs_PSIM-64.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429073/original/001791400_1764572941-John_Herdman.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428981/original/056801400_1764570057-1000723007.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429305/original/082580800_1764580566-anakan_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429214/original/067173500_1764577725-Ide_teras_untuk_barbeque_tahun_baru_2026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429169/original/090886100_1764575945-teras_rumah_kecil_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5263384/original/081443400_1750820199-unnamed__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5312156/original/028552100_1754906320-1000195600.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429025/original/016703700_1764571494-ilustrasi_mengetik_surat_perjanjian.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429155/original/019164600_1764575771-Anaconda_Hijau__Eunectes_murinus___Wikimedia_Commons_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5429134/original/031527600_1764574733-hl2.jpg)










:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5001271/original/045738300_1731378312-page.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347915/original/009314600_1757745786-ChatGPT_Image_Sep_13__2025__01_41_07_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338264/original/048399000_1756968798-3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339933/original/067743600_1757137253-unnamed_-_2025-09-06T122212.122.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363741/original/074425700_1758961497-Gemini_Generated_Image_5iwydt5iwydt5iwy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4749488/original/094430200_1708534731-6_Pesona_Mas-mas_Jawa_Jerman_Nicholas_Saputra_dalam_Balutan_Beskap_Berbagai_Warna__3_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339299/original/025399500_1757052533-unnamed_-_2025-09-05T125024.466.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5228890/original/025290300_1747898841-ChatGPT_Image_May_22__2025__02_14_51_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345226/original/041083400_1757522822-WhatsApp_Image_2025-09-10_at_21.04.13.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5338093/original/002133400_1756964690-Gemini_Generated_Image_e2yjtbe2yjtbe2yj.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5314799/original/018068700_1755141741-Screenshot_2025-08-14_101821.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352448/original/090606500_1758098726-Gemini_Generated_Image_zhur86zhur86zhur.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/bola/watermark-color-landscape-new.png,1125,20,0)/kly-media-production/medias/5339676/original/014879200_1757081736-20250904AA_Timnas_Indonesia_vs_China_Taipei-07.JPG)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5339336/original/027918600_1757053950-Gemini_Generated_Image_g2jz1pg2jz1pg2jz.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363626/original/003041100_1758954707-unnamed__32_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317791/original/081125900_1755406322-1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5362760/original/090638300_1758873977-Gemini_Generated_Image_cqeijycqeijycqei.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4958566/original/092051000_1727865780-Mees.jpg)