Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia di bawah komando pelatih Patrick Kluivert sejauh ini sudah memainkan enam pertandingan resmi. Pelatih asal Belanda itu ditunjuk sebagai pengganti Shin Tae-yong sejak awal tahun 2025.
Enam laga dilaluinya, dengan hasil kalah dari Australia (1-5), menang atas Bahrain (1-0), menang atas China (1-0), kalah dari Jepang (0-6), menang atas Chinese Taipei (6-0), dan imbang melawan Lebanon (0-0).
Saat ini Timnas Indonesia menatap persaingan sengit di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Oktober mendatang. Skuad Garuda saling jegal dengan Arab Saudi dan Irak.
Untuk laga pertama pada 9 Oktober, Timnas Indonesia bersua Arab Saudi, disusul melawan Irak tiga hari kemudian.
Hanya satu tiket bagi juara grup untuk mengamankan penampilan di Piala Dunia 2026.
Real Madrid berhasil menang dramatis 2-1 atas Marseille di Liga Champions 2025/2026, tapi sorotan utama justru jatuh pada keputusan Xabi Alonso mencadangkan Vinicius Jr. Alonso memilih Rodrygo dan pemain muda Franco Mastantuono sejak menit awal.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kluivert Flashback
Dalam perjalanannya sejauh enam laga dan ke depannya masih akan seperti itu, Patrick Kluivert didampingi dua asistennya yang sama-sama asal Belanda, yakni Alex Pastoor dan Denny Landzaat.
Sebagai informasi, dua nama tersebut juga cukup familier di sepak bola Belanda.
Sejak pensiun menjadi pesepak bola pada Juli 2001, Pastoor mengawali karier kepelatihannya di AZ Alkmaar U-19 sebagai pelatih kepala. Lima tahun kemudian, Pastoor menjadi asisten pelatih Heerenveen.
Karier sebagai pelatih kepala pertamanya di tim senior dimulai dari melatih Excelsior pada Juli 2009. Setelah dua musim di Excelsior, ia berganti-ganti klub, mulai NEC Nijmegen, Slavia Prague, AZ Alkmaar, Sparta Rotterdam, SC Altach, dan terakhir bersama Almere City.
Dari klub-klub yang ia latih, ia mendapatkan satu trofi bersama Sparta yang ia antar menjadi juara kasta kedua Belanda pada musim 2015/2016 dan promosi di Eredivisie atau kasta tertinggi di musim berikutnya.
Sementara untuk Landzaat, pria yang gantung sepatu pada 2014 itu adalah teman Kluivert saat keduanya membela Ajax Amsterdam.
Pilihan Kluivert
Patrick Kluivert secara terang-terangan langsung teringat pada sosok Pastoor dan Landzaat ketika resmi ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Ia yakin Pastoor dengan segudang pengalamannya dalam strategi kepelatihan dan Landzaat yang mayoritas menghabiskan karier kepelatihannya sebagai asisten pelatih itu dapat membantunya membentuk tim yang bagus untuk Indonesia.
"Yah, saya kenal keduanya dengan sangat baik. Alex, saya ikut kursus lisensi kepelatihan profesional dan satu kelompok dengannya," kata Patrick Kluivert dalam obrolannya dengan Neal Petersen di kanal Youtube "the Haye Way" edisi terbaru, Sabtu (20-9-2025).
"Saya selalu berpikir bahwa dia punya kemampuan dan dia juga menunjukkan dalam rekam jejaknya bahwa dia punya visi yang bagus tentang sepak bola."
"Jadi, ketika saya ditunjuk, saya perlu memeriksa siapa yang bisa membantu saya sebagai pelatih kepala di Timnas Indonesia," ungkap Kluivert.
Terpikat Landzaat
Patrick Kluivert juga mengungkap sudah lama ingin mengajak sosok Denny Landzaat bekerja dengannya di dunia kepelatihan. Bahkan ketika Kluivert menukangi klub Turki, Adana Demirspor musim 2023/2024.
"Untuk Denny Landzaat, saya sangat mengenalnya dari masa mudanya di Ajax. Bahkan saya sempat ingin mengajaknya ke Adana sebelumnya. Tapi, sekarang kesempatan fantastis ini muncul, saya langsung menelpon mereka berdua dan mereka berdua sangat antusias mengerjakan proyek ini bersama saya. Jadi, saya sangat senang," kata Kluivert.
Sumber: Kanal Youtube The Haye Way