7 Warna Sprei Jadul Versi Desainer Interior, Perlu Dihindari Karena Bikin Kamar Kurang Modern

1 week ago 11

Liputan6.com, Jakarta Kamar tidur seharusnya menjadi ruang paling nyaman, namun pemilihan sprei kerap diabaikan. Padahal, warna sprei punya peran penting membentuk suasana. Beberapa warna yang dulu populer kini dianggap jadul oleh desainer interior.

Warna sprei yang ketinggalan zaman bukan hanya membuat kamar tampak kuno, tetapi juga mengurangi kenyamanan dan estetika ruangan. Para desainer interior sepakat ada sejumlah warna sprei yang tak lagi relevan.

Jika tetap digunakan, kamar bisa kehilangan kesan segar dan modern. Karena itu, penting untuk menyesuaikan pilihan warna agar tetap stylish. Beberapa warna lama perlu diganti agar kamar tidur terlihat lebih hangat dan modern.

Inilah daftar warna sprei yang sebaiknya kamu hindari jika ingin kamar tetap tampil modern dan stylish di 2025 menurut desainer interior, dilansir Liputan6.com dari Southern Living, Kamis (4/9/2025).

1. Abu-abu: Monoton dan Tak Menginspirasi

Menurut Lauren Saab dari Saab Studios, sprei abu-abu kini terasa membosankan dan ketinggalan zaman setelah bertahun-tahun mendominasi interior. Abu-abu membuat kamar terlihat datar dan kurang hidup.

Sebagai gantinya, warna netral hangat seperti ivory, oatmeal, atau beige lebih disukai karena memberi kenyamanan dan kesan alami. Esther Ellard dari Effortless Designs juga menegaskan, abu-abu membuat tempat tidur terlihat tidak inspiratif.

2. Merah: Mengganggu Ketenangan Tidur

Sprei merah dianggap sudah melewati masa kejayaannya. Warna ini memang kaya dan kuat, tetapi justru memicu energi berlebih di kamar tidur, sesuatu yang berlawanan dengan tujuan ruangan untuk relaksasi. Pilihan yang lebih baik adalah warna tanah seperti clay atau terracotta yang tetap memberi kedalaman tanpa membuat gelisah.

3. Hitam: Terlalu Datar dan Berat

Lauren Saab menyarankan menghindari sprei hitam polos. Meski terlihat chic, nyatanya cepat terasa berat, datar, dan membosankan. Hitam membuat kamar terlihat tertutup. Sebagai gantinya, gunakan nuansa gelap lain seperti charcoal, indigo, atau deep neutrals untuk memberi kedalaman tanpa membuat ruang terasa sumpek.

4. Warna Permata (Jewel Tones): Nuansa Era 90-an yang Usang

Callie Windle menilai sprei dengan warna-warna permata seperti merah scarlet, ungu amethyst, atau hijau emerald terasa jadul, mengingatkan pada era ’90-an. Paige Dick menambahkan, warna burgundy dan wine yang dulu dianggap mewah kini lebih menyerupai nuansa vila kuno daripada kamar tidur modern yang nyaman.

5. Putih Minimalis: Terlalu Sederhana dan Kurang Kedalaman

Menurut Elle Cantrell, sprei serba putih bisa terasa terlalu klinis dan dingin. Laura Hur juga menambahkan, putih murni sudah tak populer. Alternatif yang lebih disukai adalah off-white atau linen alami yang lebih hangat, sehingga kamar tampak lebih ramah dan nyaman.

6. Cokelat: Tidak Terlihat Hangat atau Alami

Rebecca Merritt, pendiri Merritt Design Co., menyarankan untuk menghindari sprei berwarna cokelat. Menurutnya, di tempat tidur warna ini tidak terlihat hangat atau alami, melainkan mirip seragam kurir. Jika ingin nuansa natural, pilih warna linen atau flax yang teksturnya mampu memberi kesan lebih nyaman dan membumi.

Merritt juga tidak merekomendasikan sprei biru navy. Meski banyak disukai, warna ini terlalu berat dan memberi kesan terlalu formal. Selain itu, navy menyerap cahaya sehingga kamar terasa suram. Sebagai gantinya, pilih biru muda atau lembut yang menciptakan suasana lebih segar, menenangkan, dan mengundang kenyamanan.

Q&A Populer Seputar Warna Sprei Jadul

Mengapa sprei abu-abu dianggap ketinggalan zaman?

Sprei abu-abu dianggap membosankan dan melelahkan oleh desainer karena terlalu dominan di berbagai elemen interior selama bertahun-tahun, sehingga membuat kamar tidur terasa datar dan kurang menginspirasi.

Apa alternatif warna sprei yang lebih baik dari abu-abu?

Sebagai alternatif abu-abu, desainer merekomendasikan warna netral yang lebih hangat seperti gading, oatmeal, atau krem. Warna-warna ini memberikan kenyamanan dan membuat kamar tidur terasa lebih hidup.

Mengapa sprei merah tidak direkomendasikan untuk kamar tidur?

Sprei merah tidak direkomendasikan karena dapat meningkatkan energi di dalam ruangan, yang justru mengganggu suasana relaksasi dan ketenangan yang dibutuhkan saat mencoba tidur.

Apakah sprei putih polos masih relevan?

Sprei putih polos masih bisa relevan, namun gaya minimalis serba putih untuk sprei dan bantal dianggap ketinggalan zaman. Tren saat ini lebih mengarah pada penggunaan warna berani, pola, dan gaya berlapis untuk menambah kedalaman.

Read Entire Article
Hasil Tangan | Tenaga Kerja | Perikanan | Berita Kumba|